Laporkan Masalah

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF SEKTOR PARIWISATA INDONESIA DI KAWASAN ASIA TENGGARA (ASEAN)

Rosario Guntur Harimawan, Hj. Dra. Wahyu Hidayati, M.Si.,

2012 | Tesis | S2 Magister Ek.Pembangunan

Keunggulan komparatif pada produk jasa merupakan suatu konsep yang relatif baru. Konsep keunggulan komparatif dalam ilmu ekonomi menghadirkan suatu penemuan teoritis pada suatu negara untuk lebih terspesialisasi dalam suatu produk dan masuk dalam perdagangan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keunggulan komparatif sektor pariwisata negara-negara ASEAN khususnya Indonesia, membuat Tourism Mapping, serta membuat Flying Geese Mapping. Tahun pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2001 – 2010. Alat analisis yang digunakan adalah indeks Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) yang merupakan indikator keunggulan komparatif dan indeks Trade Ratio (TRR) yang merupakan indikator spesialisasi suatu negara apakah net-importer atau net-exporter. Kedua alat analisis tersebut kemudian digunakan untuk menyusun Tourism Mapping dan berdasarkan Tourism Mapping tersebut dibuatlah Flying Geese Mapping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif kecuali terhadap Singapura dan Brunei Darussalam serta lebih terspesialisasi sebagai negara pengimpor. Hal ini tercermin dengan masuknya Indonesia ke group D pada 5 tahun terakhir penelitian. Berdasarkan hasil Tourism Mapping dan Flying Geese Mapping, terjadi pergeseran pemimpin angsa terbang, yaitu pada tahun 2001 sektor pariwisata ASEAN dipimpin oleh Laos, sedangkan pada tahun 2010 sektor pariwisata ASEAN dipimpin oleh Kamboja yang kemudian disebut sebagai negara yang paling unggul dalam sektor pariwisata internasional dan juga disebut negara pengekspor. Berdasarkan Tourism Mapping, dapat diketahui pula bahwa terdapat hubungan positif antara keunggulan komparatif dan neraca perdagangan. Semakin tinggi keunggulan komparatif dalam sektor pariwisata internasional, maka semakin tinggi pula kemungkinan suatu negara disebut negara pengekspor dalam sektor pariwisata tersebut.

Comparative advantage in services is a relatively new concept. The concept of comparative advantage in economics provide a theoretical foundation for countries to specialize in production and enter into international trade in order to maximize their economic welfare. This study is aimed to measure the comparative advantage in ASEAN countries tourism sector, especially Indonesia, create The Tourism Mapping, and The Flying Geese Mapping. The observation years of this study is 2001 – 2010. The analysis tools used in this study are Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) Index as the indicator of comparative advantage, Trade Ratio (TRR) Index as the indicator whether a country has specialization in export (net-exporter) or in import (net-importer). Both of that analysis tools then used to construct Tourism Mapping and based on that Tourism Mapping, The Flying Geese Mapping created. The result obtained that in this international tourism sector, Indonesia has relatively comparative disadvantage compared to others, except Singapore and Brunei Darussalam and also called the net-importer country in international tourism. This is reflected in the entering of Indonesia tourism sector to the group D in the past 5 research years. Based on the Tourism Mapping and Flying Geese Mapping, could be seen that there is change/shift in the leader of the geese flying in the tourism sector, Laos in 2001 replaced by Cambodia in 2010 and then called the most comparative advantage country and net-exporter country in tourism sector. Based on The Tourism Mapping, also shows positive relationship between comparative advantage and trade balance, the higher the comparative advantage of the country international tourism sector, the higher the possibility of that country becomes the net-exporter.

Kata Kunci : Keunggulan Komparatif, Neraca Perdagangan, Indeks RSCA, Indeks TRR, Tourism Mapping, Flying Geese Mapping.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.