Laporkan Masalah

PEWARISAN TARI TOPENG OLEH WANGI INDRIYA MELALUI SANGGAR MULYA BHAKTI DI INDRAMAYU, JAWA BARAT

Dina Triastuti, Prof. Dr. R. M. Soedarsono,

2012 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pewarisan tari topeng yang terjadi pada Sanggar Mulya Bhakti di Indramayu, dengan dalang topeng Wangi Indriya. Tujuan ini sekaligus membandingkan antara metode pewarisan yang dialami Wangi Indriya ketika belajar tari topeng dengan metode yang dilakukannya saat mengajar tari topeng di Sanggar Mulya Bhakti. Penelitian ini juga mencoba untuk menuliskan biografi dari ketokohan Wangi Indriya sebagai dalang topeng dan pelestari tari topeng di Indramayu. Selain itu, secara tidak langsung penelitian ini juga menelusuri latar belakang sejarah tari topeng di Indramayu, dan mengulas berbagai jenis tari topeng serta aspekaspek pertunjukannya. Tari topeng di Indramayu merupakan hasil penyebaran tari topeng dari Cirebon, yang sebelumnya merupakan pengembangan dari topeng babakan, sebuah dramatari bertopeng yang dipertunjukkan babak demi babak. Topeng babakan sendiri merupakan pengembangan dari wayang wong atau topeng dalang yang merupakan dramatari utuh yang memainkan cerita Ramayana, Mahabharata, Panji, Damarwulan, dan lainnya. Wangi Indriya merupakan sosok dalang topeng yang memiliki pandangan modern. Ia bukan hanya seorang dalang topeng, namun juga seorang dalang wayang kulit purwa, sinden, pemain sandiwara tradisi, bahkan pemain teater kontemporer. Sanggar Mulya Bhakti yang didirikan Taham, ayah dari Wangi Indriya, kini menyelenggarakan pelatihan tari topeng terhadap sekitar 200 murid, dengan mengajarkan lima jenis tari topeng, yaitu Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung, dan Klana. Proses pewarisan tari topeng di Sanggar Mulya Bhakti dilakukan dengan memadukan metode pengajaran tradisional dan modern.

The main aim of this research is to know the topeng (mask) dance inheritance methods at Sanggar Mulya Bhakti in Indramayu, with Wangi Indriya as the dalang topeng (mask dance master). Firstly, this research tries to compare between the inheritance methods that was done by Wangi Indriya when she learned topeng dance in the past and what she used to teach at Sanggar Mulya Bhakti in the present day. Secondly, also tries to write the biography of Wangi Indriya as dalang topeng and topeng dance conservator in Indramayu. Finally, this research wants to explore the history background of topeng dance in Indramayu, and explains many kinds of topeng dance and its performance aspects. Topeng dance in Indramayu is a diaspora of topeng dance of Cirebon, which is a development of topeng babakan, a mask dancedrama which performed scene by scene. The topeng babakan performance is a development form of wayang wong or topeng dalang, a dance-drama that perform Ramayana, Mahabharata, Panji, Damarwulan, and other plays. Wangi Indriya is a dalang topeng figure who has modern vision. She is not only a dalang topeng, but a dalang wayang kulit purwa (shadow puppets master), sinden (traditional singer), traditional drama actress, and a contemporary theatre actress as well. Sanggar Mulya Bhakti which established by Taham, Wangi’s father, now holding topeng dance training for about 200 students, and teach five kinds of topeng dance, such as Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung, and Klana. The topeng dance inheritance process in Sanggar Mulya Bhakti held by combining both traditional and modern methods.

Kata Kunci : tari topeng, pewarisan, Wangi Indriya, Sanggar Mulya Bhakti


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.