STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA EKOSISTEM MANGROVE DI SEKITAR MUARA SUNGAI BOGOWONTO KABUPATEN KULONPROGO
RANI SAWITRI, Dr. Sunarto, M.S.
2012 | Tesis | S2 Magister Pengelolaan LingkunganPesisir selatan Kabupaten Kulonprogo memiliki cukup banyak muara sungai yang berpotensi menjadi habitat mangrove, salah satunya muara Sungai Bogowonto. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1) Komposisi penyusun vegetasi mangrove hasil rehabilitasi, (2) Faktor lingkungan fisik yang mendukung pertumbuhan vegetasi mangrove dan kegagalan hasil pertumbuhan mangrove, dan (3) Strategi dalam pengelolaan ekosistem mangrove ditinjau dari pendekatan ekologi di sekitar muara Sungai Bogowonto di Desa Jangkaran. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Data vegetasi dicuplik dengan menggunakan kuadrat plot berukuran 2 m x 2 m untuk strata semai; plot ukuran 5 m x 5 m untuk strata pancang dan; plot ukuran 10 m x 10 m untuk strata pohon. Pengambilan sampel tanah dan air dilakukan secara terpilih pada plot penelitian. Data sosial masyarakat didapatkan dari penduduk sekitar lokasi penelitian dengan menggunakan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan analisis tabulasi dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sonneratia caseolaris memiliki kontribusi tertinggi pada strata pohon di kedua stasiun. Rhizophora mucronata di stasiun I dan Avicennia marina di stasiun II. memiliki kontribusi terbesar di masing-masing stasiun baik pada strata pancang dan semai. Faktor fisik lingkungan yang terukur meliputi tekstur tanah, bahan organik, pH tanah, salinitas, arus pasang surut masih dapat mendukung untuk pertumbuhan Avicennia sp dan Rhizophora sp namun tidak optimal, serta dapat mendukung baik bagi pertumbuhan Sonneratia sp. Sebagian besar penduduk Pasirmendit dan Pasirkadilangu memiliki tingkat pengetahuan sedang terhadap fungsi dan manfaat ekosistem mangrove serta persepsi terhadap kegagalan rehabilitasi mangrove dikarenakan tertutupnya muara Sungai Bogowonto. Kurang berhasilnya rehabilitasi mangrove di Desa Jangkaran disebabkan minimnya kegiatan pemeliharaan pada ekosistem mangrove oleh masyarakat setempat. Arahan strategi pengelolaan lingkungan dalam rangka rehabilitasi ekosistem mangrove di Desa Jangkaran antara lain: (1) Perlunya legalitas kebijakan pengelolaan lahan mangrove; (2) Peningkatan daya dukung kemampuan lahan untuk pertumbuhan mangrove yang optimal disertai strategi penanaman mangrove yang sesuai dengan kondisi tapak lahan; (3) Prioritas upaya penghijauan pada zona pertumbuhan vegetasi mangrove ke arah daratan; (4) Upaya pembuatan konstruksi pelindung dari hempasan ombak dan angin; (5) Peningkatan peran kelembagaan dengan melibatkan secara aktif antara masyarakat, pemerintah, lembaga dan pihak swasta dalam menjaga stabilitas ekosistem mangrove dari ancaman sedimentasi pasir, abrasi dan tsunami; (7) Pengembangan iptek ramah lingkungan untuk mendukung peningkatan potensi hasil tambak.
The southern coast of Kulonprogo District has many estuaries which are potential for habitat of mangrove, ones in Bogowonto River. The aims of this research were to study: (1) The composition of mangrove vegetation in rehabilitation area, (2) Physical environmental factors that support the growth of mangrove and, (3) Management strategy for mangrove ecosystem around estuary of Bogowonto River using ecological approach point of view. The method used was purposive sampling. Vegetation data were collected using quadrate plots of 2 m x 2 m for seedling; 5 m x 5 m for sapling and; 10 m x 10 m for tree. Soil and water are sampled in chosen plot. Social-community data obtained from resident around research area by questionnaire sheet. Tabulation and descriptive analysis were used for data analysis. The result showed that Sonneratia caseolaris has highest contribution in tree strata in that both of station. Rhizophora mucronata at station I and Avicennia marina at station II were high important species both in sapling and seedling strata. Physical environmental factors such as soil textures, soil nutrients, water salinity, and tidal flow were not supported mangrove to growth optimally, but they able to support growth of Sonneratia. Mainly, residents in Pasirmendit and Pasirkadilangu have moderate knowledge toward the functions and advantages of mangroves, and their perception of failure rehabilitation at mangrove ecosystem due to the river mouth covered by sand. The rehabilitation at mangrove ecosystem was less of successful due to lack of community participation in preserving ecosystem of mangrove. There were management strategies for mangrove rehabilitation in Jangkaran village: (1) Need the legality of mangrove rehabilitation, (2) Increase carrying capacity of land suitability for optimally growth of mangrove and accompanied by suitable planting technique; (3) Replanting mangroves in growth zones of mangrove’s vegetation inland; (4) Create construction to protect waves and wind blows; (5) Strengthening role of institution involving community, government and private sector to preserve stability of mangroves ecosystem from threats of sand sedimentation-abrasiontsunami and; (7) Developing science and technology with environmental friendly to increase yield of fishpond.
Kata Kunci : rehabilitasi mangrove, muara Sungai Bogowonto, Avicennia marina, Rhizophora mucronata, Sonneratia caseolaris