PERUBAHAN MAKNA KERETA SINGO BARONG DI KRATON KASEPUHAN CIREBON
Sumino, S.Sn., Prof. Dr. Suhartono
2012 | Tesis | S2 AntropologiPenelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan-perubahan makna Singo Barong dalam konteks masa lalu ketika dipahami oleh masyarakat Cirebon di masa sekarang. Dalam rentang waktu yang cukup lama, kereta tersebut mengalami masa transit yang kemudian melahirkan perubahan konteks dimana material atau objek seni akan memiliki makna. Sebagai akibat dari sering terjadinya perubahan konteks maka makna sering pula mengalami perubahan. Hal ini objek seni mengalami masa transisi, mengalami perubahan makna sebagai akibat dari perubahan konteks. Perubahan makna akan membangkitkan respons emosional saat melintasi perbatasan budaya. Pembacaan dokumen ataupun artefak diperlukan alat yang relevan agar dicapai pemaknaan yang lebih dalam dan rinci. Oleh karena itu perspektif antropologi yang menghubungkan produksi dan konsumsi artefak tidak lepas pula dari persoalan proses budaya, politik, agama dan lainnya. Meminjam teori \"relativisme prosesual\" Svasek akan membawa pemahaman suatu material seni pada waktu dan ruang yang berbeda. Paling tidak dengan meminjam teori ini akan diperoleh nilai-nilai dibalik ciri-ciri kereta tersebut. Dengan menemukan ciri-ciri pada ruang dan waktu tertentu akan diperoleh makna, kemudian bagaimana makna itu akan dilihat kembali dan diperbandingkan. Cara berfikir semacam ini lebih gampang untuk melihat perubahan sosial budaya baik di tingkat pola pemikiran ataupun pranata sosial masyarakat kraton Kasepuhan Cirebon. Kereta Singo Barong keberadaannya setara dengan benda-benda lainnya yang disimpan di Museum Kasepuhan Cirebon, seperti gamelan, kain batik, senjata, dan sebagainya. Artefak-artefak tersebut memiliki bobot nilai yang sama bila digunakan sebagai alat dalam ritual. Tetapi secara konteks memiliki makna yang beda, ini terkait dengan proses pembentuknya. Dari masa ke masa, makna tersebut mengalami perubahan, baik di wilayah sosial maupun budaya. Makna religius pada masa raja-raja masih berkuasa berubah pada pemenuhan ritual atau seremonial, selanjutnya berubah sebagai pemenuhan ekonomi dan pariwisata.
This study to look at the changes the meaning of Singo Barong in the context of the past as understood by the public Cirebon in the present. In the time, the train experienced a period of transit which to change the context in which the material or object of art will have meaning. As a result of the frequent occurrence of changes in the context of the meanings are often subject to change. It is an art object in transition, experiencing a change of meaning as a result of changes in context. Change of meaning will evoke an emotional response when crossing cultural boundaries. Reading of documents or artifacts that are relevant necessary to achieve a deeper meaning and detail. Therefore anthropological perspective that links production and consumption of artifacts are not separated from the question of the culture, politics, religion and others. Borrowing the theory of \"processual relativism\" Svasek will bring an understanding of the art material in a different time and space. At least not with borrowed this theory will be obtained the values behind the train characteristics. By finding the characteristics at a certain time and space will be acquired meaning, then what meaning it will be reviewed and compared. Such way of thinking is more easy to see the socio-cultural change at both the pattern of thought or social institutions Kasepuhan Cirebon palace. Singo Barong train its existence is equivalent to other objects stored in the Museum Kasepuhan Cirebon, such as gamelan, batik cloth, weapons, and so forth. Artifacts have the same weight value when used as a tool in the ritual. But the context has a different meaning, is associated with the constituent. From time to time, the meaning is changed, both in social and cultural areas. Religious meaning at the time of the kings was in power changed the fulfillment of the ritual or ceremonial, then change as the fulfillment of the economy and tourism.
Kata Kunci : Kereta Singo Barong, Svasek, Perubahan