Laporkan Masalah

PENGARUH PEMBENAH TANAH TERHADAP SERAPAN HARA MAKRO, KERONTOKAN DAUN, DAN HASIL CABAI LAHAN PASIR PANTAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA MUSIM HUJAN

Anung Slamet Dwi Purwantono, Ir.,MS., Prof. Dr. Ir. Didik Indradewa

2012 | Disertasi | S3 Agronomi

Produksi cabai di Indonesia tidak merata sepanjang tahun melainkan berfluktuasi, menurun pada musim hujan dan meningkat pada musim kemarau. menurun harga cabai relatif tinggi, sehingga dapat memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, perlu usaha budidaya cabai di musim hujan untuk menjaga stabilitas produksi cabai yang merata sepanjang tahun, dengan harga yang menguntungkan bagi petani produsen tetapi terjangkau bagi masyarakat konsumen. Percobaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui besarnya hujan yang menyebabkan pelindian hara secara intensif, dan mendapatkan takaran kombinasi pupuk kandang ayam dan tanah Vertisol sebagai pembenah tanah yang mampu meningkatkan ketersediaan hara. Percobaan pot dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembenah tanah dalam meningkatkan serapan hara makro, sehingga dapat mengurangi kerontokan daun dan meningkatkan hasil beberapa varietas cabai di tanah pasir dengan perlakuan hujan. Percobaan lapangan dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembenah tanah, mulsa plastik, dan pupuk mikro terhadap serapan hara, kerontokan daun, dan hasil cabai lahan pasir pantai pada musim hujan. Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisika tanah, hara tersedia, hara terlindi, hara tertambat, serapan hara makro, kerontokan daun dan hasil tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air setara dengan hujan 450 mm per bulan sudah menyebabkan pelindian hara secara intensif pada tanah pasir pantai. Pada pemberian air tersebut hara makro yang mengalami pelindian relatif besar adalah: N- NO3 - > SO4 2- > K + > Ca 2+ . Pembenah tanah berpengaruh mengurangi pelindian hara makro khususnya N-NH4 dan K, serta meningkatkan hara makro tersedia, sehingga dapat meningkatkan serapan hara makro oleh tanaman cabai. Pembenah tanah dengan takaran 60 ton ha -1 PKA dan 10% TV adalah takaran kombinasi yang baik untuk meningkatkan ketersediaan hara, meningkatkan hara tertambat, dan mengurangi pelindian hara khususnya N-NH4 + dan K. Hara makro N dan K banyak diserap oleh tanaman cabai. Ada hubungan sangat nyata antara serapan hara makro N (r = -0.76**) dan K (r = -0,74**) pada tajuk dengan kerontokan daun, semakin besar serapan N dan K kerontokan daun semakin menurun. Ada hubungan nyata antara kerontokan daun dengan hasil cabai, semakin besar kerontokan daun hasil cabai semakin menurun, dengan nilai korelasi untuk masing-masing varietas pada percobaan pot adalah: Red Star = -0,76**, Laris = -0,60*, Lado = -0,66*, dan TM 999 = 0,57*. Kerontokan daun pada tanaman cabai varietas lokal lebih sedikit dibandingkan cabai varietas hibrida. Urutan besarnya kerontokan daun adalah: Lado = TM 999 > Laris = Red Star. Urutan daya hasil varietas cabai dalam keadaan hujan dengan perlakuan pembenah tanah adalah: Lado > TM 999 Laris = Red Star. Dibandingkan perlakuan kotrol, pembenah tanah mampu meningkatkan bobot buah per tanaman sebesar 33,63% dan mulsa plastik dapat meningkatkan bobot buah sebesar 18,78%

Production of chilli pepper in Indonesia is fluctuates and very seasonal, it is low in rainy season and abundant in dry season. During low season, the price increases significantly such that affects social life. Therefore, increasing chilli pepper production during rainy season is of importance to maintain production stability all year around such that chilli pepper market price is profitable for farmers while it is also affordable for consumers. A series of laboratory experiments was carried out to determine rain intensity that result in intensive nutrient leaching, and to determine the dosage of poultry manure and vertisol soil for soil amendment to improve nutrient availability. Pot experiment was carried out to know the effect of soil amendment on improvement of macro nutrient uptake in order to reduce leaves shattering, as well as improve the production of some chilli varieties at coastal sandy soil during rainy season. Observations were carried out on soil physic characteristics, nutrient availability, leached nutrients, absorbed nutrients, macro nutrients uptake, leaves shattering and chilli pepper production. The results showed that shower irrigation equal to rain intensity of 450 mm per month have caused intensive nutrient leaching on coastal sandy soil.In such intensity, macro nutrients that experienced relatively significant leaching were:NO3-N> SO4 2- > K + > Ca 2+ . Soil amendment reduced macro nutrients leaching, especially NH4-N and K + , and consequently increased macro nutrient availability so that improved macro nutrients uptake by chilli pepper plants. Sixty tonnes ha -1 poultry manure and 10% vertisol soil was the best combination to improve nutrient availability of coastal sandy soil during rainy season. Macro nutrients of N and K were the most absorbed nutrients by chilli pepper plants. Significant correlation was observed between N (r = -0.76**) and K (r = -0,74**) canopy nutrient absorption and leaves shattering, the greater the uptake the lesser the leaves shattering. Significant negative correlation was observed between leaves shattering and the yield on pot experiment, with correlation coefficientfor Red Star, Laris, Lado and TM-999were -0.76**, -0.60**, -0.66** and -0.57**, respectively. On field experiment, the coefficient of correlation for Laris was -0,61* and Lado was -0.64*. Leaves shattering on local varieties were lesser than hybrid varieties. The order of leaves shattering was Lado = TM-999 > Laris = Red Star. The order of chilli pepper yield under rainy season condition with soil amendment was Lado> TM-999 > Laris = Red Star. Compared to the control, soil amendment could increase fresh chilli fruit weight per plant of 33.63%, while plastic mulching increased fresh chilli fruit weight only 18.78%.

Kata Kunci : Pelindian hara, produksi cabai, curah hujan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.