Laporkan Masalah

LELAKAQ DALAM BUDAYA SASAK (Analisis Etnolinguistik)

Yudi Handoko Himawan, Dr. Suhandano, M.A.

2012 | Tesis | S2 Linguistik

Lelakaq adalah ungkapan tradisional yang menyerupai pantun, terdiri dari empat baris berupa dua bari sampiran dan dua baris isi yang sering dibawakan pada upacara tradisional Sasak. Sebagai salah satu bentuk budaya, lelakaq bertujuan mengkomunikasikan pikiran masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Lelakaq yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat merupakan salah satu media yang efektif untuk menyebarkan nilainilai kebaikan kepada masyarakat Sasak. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik karena disiplin ilmu ini mempunyai pemahaman bahwa bahasa itu sangat terkait dengan budaya. Secara garis besar prosedur penelitian ini meliputi enam tahap kegiatan. Keenam kegiatan tersebut adalah mengumpulkan data, membuat catatan lapangan, menyeleksi data, menterjemahkan dan menafsirkan data ke dalam bahasa Indonesia, menganalisis data berdasarkan fokus penelitian, dan menulis laporan. Dalam tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan metode simak dan wawancara. Metode simak dilakukan terhadap sumber lisan dan tertulis, sumber lisan berupa informan dan rekaman lagu-lagu Sasak yang banyak menggunakan lelakaq dalam liriknya, sementara sumber tertulis berupa buku-buku pustaka yang memuat kearifan lokal lelakaq masyarakat Sasak. Peneliti sebagai penutur asli bahasa Sasak juga memanfaatkan metode introspektif, yaitu dengan mensinergikan pemahamannya tentang lelakaq. Pada akhirnya, penelitian ini menghasilkan pemaparan mengenai karakteristik lelakaq sebagai wacana, serta memaparkan sistem kognisi masyarakat Sasak yang tercermin dalam lelakaq. Dalam menciptakan lelakaq, masyarakat Sasak dipengaruhi oleh pengalaman, yakni interaksinya terhadap dunia sekitar. Terdapat banyak referensi lelakaq yang berhubungan dengan kehidupan sekitar, baik terkait interaksi mereka dengan sesama manusia, interaksi dengan Tuhan, dan interaksi dengan alam lingkungan sekitar. Melalui lelakaq, masyarakat Sasak menyampaikan berbagai macam persoalan dan pandangan hidup mereka. Lelakaq dapat dijadikan sebagai pengendali dan penilai terhadap tingkah laku masyarakat Sasak, yang berujung pada terciptanya keserasian hidup, baik dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan sekitar.

Lelakaq is a traditional expression which is similar to traditional poetry, consists of four lines, the two lines are sampiran and the others are contains usually used in sasak traditional ceremony. Lelakaq is one of the culture forms which aim to communicate society thought which rises and develops from day to day. Lelakaq which extends among society is one of the effective media to spread kindness value to Sasak society. This research used Anthropological Linguistic approach in which language understanding is related to culture. There are six research procedures, they are data collected the data, made a field transcription, selected the data, translated and interpreted data into Indonesian, analyzed data based on research focus and wrote the report. The method in collected data, the researcher used observation and interview methods. Observation method is held in spoken and written sources. The spoken sources were taken from informants and sasak song records which contain of lelakaq in its lyric. Beside, written sources were obtained from books which provide local wisdom of lelakaq of sasak society. This research also used introspection method because the researcher is a native speaker of sasak language. This method tried to combine their all knowledges about lelakaq. The result of the research shows that lelakaq characteristic are as discourse and cognition system of sasak society is performed in the lelakaq. In creating lelakaq, sasak society thought is influenced by their experience in interacting with around their world. There are many lelakaq references which relate to life around whether relate to human, god and environment around. Sasak society uses lelakaq to express the issues and life view. Lelakaq can be used as the holder and the assessor of sasak society attitude which create life aptitude into God, human and environment around.

Kata Kunci : lelakaq, kearifan lokal, etnolinguistik, Sasak


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.