Laporkan Masalah

PROSES PRODUKSI TEPUNG BULU AYAM SEBAGAI BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN

DESI ERLITA, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA,

2012 | Tesis | S2 Mag.Sistem Teknik

Pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai bahan pakan sumber protein diharapkan mampu meminimalisasi polusi akibat bulu ayam dan menciptakan peternakan yang ramah lingkungan. Potensi bulu ayam sebagai salah satu komponen bahan pakan sangat baik karena industri perunggasan di Indonesia berkembang pesat. Apalagi salah satu syarat bahan pakan adalah diusahakan bukan merupakan bahan makanan pokok manusia. Dari hasil pemotongan ayam didapatkan rata-rata bulu ayam sebanyak 6% dari bobot hidup. Populasi ayam ras pedaging di Indonesia pada tahun 2009 adalah 930.317.847 ekor, sehingga diperoleh limbah pada tahun 2009 sekitar 83.728.606 bulu ayam. Tujuan penelitian ini adalah membuat tepung bulu ayam sebagai bahan pakan sumber protein. Bulu ayam ini mengandung protein kasar yang cukup tinggi yaitu sebesar 80,97%. Namun protein yang tinggi ini tidak diikuti tingkat kecernaannya yang hanya sebesar 5,58%. Oleh karena itu, jika bulu ayam akan dijadikan bahan pakan harus mendapat perlakuan terlebih dahulu karena mengandung keratin yang menyebabkan bulu susah dicerna. Ada empat metode pengolahan untuk meningkatkan nilai nutrisi bulu ayam yaitu metode fisik, kimia, enzimatis, dan kombinasi ketiga metode tersebut. Penelitian ini menggunakan metode fisik-kimia dan enzimatis. Metode fisik-kimia ini dilakukan dengan penambahan HCl dan pemanasan bertekanan, sedangkan metode enzimatis menggunakan enzim papain. Dari hasil analisis diperoleh bahwa metode fisik-kimia lebih cepat dalam meningkatkan kadar protein dan kecernaan protein Tepung Bulu Ayam (TBA) dibandingkan dengan metode enzimatis. Diperoleh kadar protein dan kecernaan protein terbaik pada perlakuan 6 jam yaitu sebesar 88,96% dan 30,57%. Dari hasil analisis ekonomi, produksi tepung bulu ayam sebagai bahan pakan sumber protein ini layak untuk dikembangkan karena mempunyai nilai BEP 11.029,86 kg, Pay Back Period 10 bulan, dan BC Ratio 1,17.

The uses of chicken feather waste to become as protein feed ingredients source hopefully may minimize the rate of pollution impact by chicken feather and lead a poultry farm with a friendly environment. A potential chicken feather as one component of the feed material is very good because of the poultry industry in Indonesia is thriving. One of the feed material terms is not a staple food. Ae average production of chicken feather is 6% of the life weight of the chicken. Broiler population in Indonesia in 2009 was 930.317.847, so produced chicken feather of 83.728.606/year. The objective of this research is make chicken feather meal as an alternative protein feed ingredients source. Analysis resulted in crude protein level of chicken feather meal of 80,97%, which is potential for feed ingredients. Chicken feather to be made as feed ingredients must be processed because containing keratin that cause hard to digest. Four methods of processing chicken feather into fodder ingredients are chemistry method, physical method, enzymatis method, or combination of these methods. This research used physical-chemical methods and enzymatis method. Physical-chemical methods were carried out with the addition of HCl and pressurized heating. If enzymatis method used papain enzym. From the analysis results obtained that the physical-chemical methods more rapidly in increasing protein level and protein indigestion compared to enzymatis method. Protein level and protein indigestion are best retrieved on treatment of 6 hours that is 88,96% and 30,57%. From economic analysis, the production of chicken feather meal as protein feed ingridients source deserve to be developed because it has a value of BEP 11.029,86 kg, Pay Back Period of 10 months, and BC Ratio 1,17.

Kata Kunci : bulu ayam, tepung bulu ayam, keratin, bahan pakan, enzim papain, protein kasar


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.