ANALISIS KINERJA DAN DAYA SAING TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY TAHUN 2015

Sulistyawati, Prof. Mudradjad Kuncoro, Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai struktur, kinerja, kluster dan daya saing industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia tahun 2003-2007. Struktur adalah sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi oleh jenis barang dan jasa yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual (perusahaan) dalam industri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi produk serta mudah tidaknya masuk ke dalam industri. Semakin besar hambatan untuk masuk, maka semakin tinggi tingkat konsentrasi struktur pasar. Hambatan masuk meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemerintah untuk memasuki pasar yaitu besarnya investasi yang dibutuhkan, efisiensi tingkat produksi, berbagai macam usaha penjualan, serta besarnya sunk cost. Struktur pasar industri TPT Indonesia pada tahun 2003-2007 adalah pasar persaingan monopolistik dimana tidak ada perusahaan yang menguasai pangsa pasar secara kuat, ratarata penguasaan pangsa pasar masih dibawah 40%, kecuali CR 20. Hasil CR4 sebesar 14,26% dan rata-rata untuk CR8 hanya 20,6%, CR10 rata-rata 23,3% dan CR20 hanya 31,5%, produk terdeferensiasi atau berbeda, banyak penjual, dan pengusaha bebas keluar masuk dalam industri tersebut. Kinerja industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia pada tahun 2003 hingga tahun 2007 apabila dibanding dengan industri manufaktur secara umum menunjukkan angka yang tidak signifikan yaitu diatas 0.05 tetapi kontribusinya dari tahun 2003-2007 mengalami peningkatan mencapai angka rata-rata diatas 18% dan menguasai pangsa pasar ekspor mencapai 20,25% dari total nilai ekspor non migas di Indonesia. Tahun 2003 hingga tahun 2007 produksi meningkat sebesar 35% atau naik 47,344,683,734 ton. Kenaikan produksi tersebut ditopang oleh kenaikan investasi sebesar 29 persen atau senilai Rp 28,004,087,944 milyar dan penyerapan tenaga kerja pada tahun yang sama meningkat sebesar 0,63 persen dari tahun 2003 atau sebanyak 84,517 orang. Kluster secara umum didefinisikan sebagai konsentrasi geografis dari subsektorsubsektor manufaktur yang sama.Tahun 2003-2007 kluster atau spesialisasi hanya berada pada provinsi Jawa Barat dan provinsi DI Yogyakarta. Daya saing industri TPT Indonesia, berdasarkan analisis RCA (Revealed Comparative Advantage) positif maka dapat dikatakan bahwa daya saing industri atau komoditi tersebut cenderung kuat, baik terhadap kawasan ASEAN secara keseluruhan maupun antar negaranegara anggota ASEAN. Hal ini memberikan indikator bahwa industri TPT Indonesia merupakan salah satu industri andalan yang strategis untuk memasuki ASEAN Economic Community pada tahun 2015.

A structure is the nature of demand and supply of goods and services that are influenced by the type of goods and services produced, the distribution of number and size of sellers in the industry, the distribution of number and size of buyers, product differentiation and the ease level of industry entrance. The market structure of Indonesian textile and textile products (TTP) industry in 2003-2007 was a monopolistic competition market where no company had a strong market share; the average company ownership of market share was still below 40%. Results of CR4 is 14.26% and an average of only 20.6% for CR8, CR10 average of 23.3% and CR20 only 31.5%, differentiated products, many sellers, and free country entry and exit by the entrepreneurs. The performance of Indonesian TTP industry in 2003-2007 when compared with the manufacturing industry in general showed no significance, only 0.05, but its contribution has increased reaching an average of over 18% and dominated the market share of exports up to 20.25% of the total value of non-oil and gas exports in Indonesia. Production increased by 35% or an increase of 47,344,683,734 tons. The increase in production is supported by an increase in investment by 29 percent or equivalent to Rp 28,004,087,944 billion and employment increased by 0.63 percent from the year 2003 or as many as 84.517 people. Clusters are geographic concentrations of same manufacturing sub-sectors. In 2003- 2007, The TPT clusters or specialization were located in the province of West Java and Yogyakarta. The Indonesian TTP industry’s competitiveness, based on analysis of RCA (Revealed Comparative Advantage) is positive and is said that the competitiveness of this industry is relatively strong. This gives an indicator that the Indonesian TTP industry is one of the mainstay strategic industries to enter ASEAN Economic Community in 2015.

Kata Kunci : struktur pasar, kinerja TPT, kluster TPT, daya saing TPT Indonesia