Laporkan Masalah

Evaluasi Strategi Pemasaran Obat Batuk Merek Laserin

Endah Lestari Setyowati, Dra. Yulia Arisnani, MBA

2012 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya fenomena swamedikasi, pembelian obat tanpa resep di masyarakat Indonesia (konsumen berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya sendiri). Hal ini terlihat pada Badan Pusat Statistik Kesehatan tahun 2010 ada 68,71 persen konsumen Indonesia memilih melakukan pengobatan sendiri dalam menyembuhkan penyakitnya termasuk batuk. Oleh sebab itu banyak perusahaan farmasi yang memproduksi obat batuk bebas, sehingga timbul persaingan. Persaingan pasar obat batuk bebas atau OTC (Over The Counter) dapat dilihat dari besarnya pasar obat batuk OTC sebesar 8 persen dari pasar obat OTC farmasi Indonesia, yang mencapai 40 persen dari total market. Laserin merupakan merek obat batuk OTC berbentuk sirup dari bahan alami yang masuk juga dalam persaingan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan serangkaian eksplorasi stratagi pemasaran yang telah diterapkan PT Mecosin Indonesia, sehingga Laserin dapat bertahan. Hal ini dilakukan karena persaingan yang cukup ketat antar produsen farmasi. Data diambil dengan teknik wawancara secara mendalam terhadap responden yang ahli dalam bidangnya. Selain wawancara juga dilakukan observasi terhadap harga obat batuk. Hasil analisis didapatkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan terhadap Laserin sudah tepat. Hal ini dikarenakan merek Laserin yang sudah kuat dan dapat bertahan lama diantara gempuran obat batuk sejenis lainnya. Analisis SWOT juga menunjukkan bahwa Laserin masuk dalam daerah sel satu, daerah agresif, yaitu perusahaan menghadapi beberapa peluang lingkungan dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan peluang tersebut.

The background of this research is phenomenon of self-medication, purchasing drugs without prescription in Indonesian society (consumers try to cure the disease itself). This can be seen on the Badan Pusat Statistik in 2010, there were 68.71 per cent of consumers Indonesia chose for self-medication in curing the illness, including cough. Therefore, many pharmaceutical companies that manufacture OTC cough medicine,so that arising the competition. The competition of OTC cough medicine market can be seen from the large of OTC cough medicines market as much as 8 percent OTC market of the Indonesia pharmaceutical, which accounted for 40 percent of the total market. Laserin is a brand of OTC cough syrup from natural ingredients that follow the competition. Research is done to conduct exploration of marketing strategies that have been applied PT Mecosin Indonesia, so that Laserin can survive. This is done because the competition is tight between the pharmaceutical manufacturers. Data was taken with in-depth interviews of respondents who are experts in their fields. In addition to the interview was also conducted observations of the price of cough medicine. The results of the analysis found that the company's marketing strategy is correct. It is because Laserinis brand already strong and can survive a long time among the other similar onslaught of cough medicine. SWOT analysis also showed that Laserin entered in one cell area, the aggressive, the company faced several environmental opportunities and have a variety forces that encourage the use of these opportunities.

Kata Kunci : swamedikasi, Laserin, strategi pemasaran.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.