PENANGGULANGAN TUBERKOLOSIS DAN HAMBATANNYA (Studi di Distrik Yapen Selatan Kabupaten Kepulauan Yapen Papua
Mikael Ambokari, Arie Sujito, M.Si.
2012 | Tesis | S2 SosiologiKasus tuberkulosis di Kepulauan Yapen mencapai 830 orang, meskipun tuberkulosis telah menjadi masalah nasional, namun upaya penanggulangannya di Kepulauan Yapen belum dilakukan secara optimal. Mengingat masalah kesehatan sebagai kebutuhan dasar manusia dan melihat perkembangan tuberkulosis sebagai ancaman bagi penduduk, khususnya masyarakat asli Papua di Kabupaten Kepulauan Yapen, maka penelitian ditujukan untuk memahami penanggulangan penyakit tuberkolosis di Distrik Yapen Selatan dan hambatan-hambatan yang dialaminnya. Untuk menjawab fenomena kegagalan penanggulangan penyakit tuberkolosis dan hambatan-hambatan yang dialami maka digunakan pendekatan kualitaif. Data dan informasi diperoleh dari informan kunci sebanyak 23 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam mengunakan interview guide. Analisa data dilakukan secara deskriptif untuk mengambarkan pelaksanaan penanggulangan penyakit tuberkolosis dan hambatan-hambatan yang dialami. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingginya kasus tuberkulosis di perburuk oleh sistem penanganannya yang masih rendah, karena keterbatasan tenaga kesehatan, sarana prasarana dan fasilitas kesehatan. Tenaga yang terbatas adalah tenaga laboratorium untuk mendukung pemeriksaan mikroskopis. Tidak semua tenaga di Puskesmas dapat melakukan pemeriksaan mikroskospis tuberkulosis. Puskesmas Distrik Yapen Selatan, sebagai UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) terdepan, telah melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di wilayah distrik, Dalam penanganan kasus tuberkulosis, Puskemas Distrik Yapen Selatan bekerja sama dengan Rumah Sakit Daerah (RSUD Serui) sebagai satu-satunya rumah sakit pemerintah di Kabupaten Kepulauan Yapen.
Cases of tuberculosis in Yapen Islands reached 830 people, although tuberculosis has become a national problem, but an attempt to overcome the Yapen Islands have not done optimally. Given the problems of health as a basic human need and see the development of tuberculosis as a threat to the population, especially indigenous Papuans in Yapen Islands District, the research aimed to understand the control of tuberculosis in South Yapen District and the constraints dialaminnya. To answer the phenomenon of the failure of tuberculosis prevention and barriers experienced by the approach used kualitaif. Data and information obtained from key informants as many as 23 people. The data was collected through in-depth interviews using an interview guide. Descriptive data analysis done for a portrait of the implementation of tuberculosis and barriers experienced. The analysis showed that the high incidence of tuberculosis in worsening the handling system is still low, due to limited health care, infrastructure and health facilities. Power is limited laboratory personnel to support the microscopic examination. Not all workers in the health center can do the mikroskospis tuberculosis. South Yapen District Health Center, as the UPK (Unit of Health Services) leader, has been carrying out tuberculosis control programs in the district, in the handling of cases of tuberculosis, Puskemas South Yapen District in cooperation with the Regional Hospital (Hospital Serui) as the only government hospital in Yapen Islands District.
Kata Kunci : Tuberkolosis, Penanggulangan, Hambatan