PERBANDINGAN MOTILITAS SPERMA POST-THAWING DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN KRIOPROTEKTAN ANTARA 4 MACAM METODE KRIOPRESERVASI YANG BERBEDA

Hilwah Nora, Dr. Irwan Taufiqurrachman, SpOG(K)

2012 | Tesis | S2 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Latar belakang: Kriopreservasi spermatozoa manusia sudah rutin digunakan pada inseminasi buatan maupun program fertilitas lainnya. Angka kehamilan yang lebih rendah telah dilaporkan pada program inseminasi buatan dan IVF/ICSI yang menggunakan sperma beku dibandingkan dengan yang menggunakan sperma segar. Angka kehamilan yang rendah ini diakibatkan oleh penurunan motilitas dan viabilitas yang disebabkan oleh prosedur kriopreservasi. Tujuan: Membandingkan motilitas sperma sebelum dan sesudah dibekukan dengan teknik yang berbeda baik menggunakan krioprotektan maupun tanpa krioprotektan Rancangan Penelitian: Kohort prospektif Metode: Tigapuluhtujuh sampel semen normozoospermia dilibatkan dalam penelitian ini melalui klinik infertilitas Permata Hati RSUP Dr. Sardjito. Sampel ini dievaluasi motilitas sperma sebelum proses kriopreservasi dan dibagi menjadi dua bagian: sampel dengan krioprotektan dan tanpa krioprotektan, kemudian diawetkan dengan 4 metode kriopreservasi yang berbeda. Metode Simple two steps freezing: sampel dimasukkan dalam cryostraw lalu dibekukan bertahap pada suhu 8°C and -4°C, sedangkan metode Simple graduated freezing sampel dibekukan pada suhu -4°C saja. Pada metode Liquid nitrogen vapour phase freezing sampel diletakkan 1 cm diatas permukaan nitrogen cair dan metode terakhir adalah Direct plunge to liquid nitrogen freezing dengan cara cryostraw langsung dicelupkan ke dalam nitrogen cair. Proses thawing dilakukan dengan pemaparan sampel pada suhu 37°C selama 5 menit. Sampel kemudian dievaluasi motilitas sperma post-thawing. Hasil: Motilitas sperma sebelum dilakukan proses kriopreservasi adalah sebesar 52.9%±4.5. Rata-rata motilitas sperma post-thawing untuk metode Direct plunge to liquid nitrogen freezing, Liquid nitrogen vapor freezing, Simple graduated freezing and Simple two steps freezing dengan krioprotektan adalah 17%±7.83, 20.96%±5.81, 15.06%±8.55 dan 15.68%±8.3; sedangkan pada kelompok tanpa krioprotektan 5.63%±4.63, 5.47%±3.95, 4.45%±4.46 dan 6.08%±5.06, secara berurutan. Dilakukan analisis statistik komparatif ANOVA, didapatkan bahwa metode Liquid nitrogen vapor phase freezing memiliki rekoveri motilitas sperma tertinggi (p<0.01) dibandingkan metode lainnya, pada grup krioprotektan.Namun tidak da perbedaan signifikan pada kelompok non krioprotektan. Kesimpulan: Metode pembekuan Liquid nitrogen vapor phase freezing merupakan metode kriopreservasi terbaik dalam hal rekoveri sperma motil. Kriopreservasi dengan penambahan krioprotektan memiliki angka rekoveri sperma motil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa krioprotektan.

Background: Frozen-thawed human spermatozoa are routinely used for many assisted reproduction programmes. However lower pregnancy rates have been reported using cryopreserved spermatozoa both intra uterine inseminations and IVF/ICSI with respect to the results obtained with fresh semen. These lower pregnancy rates are attributed to a reduction of sperm motility induced by cryopreservation procedures. Objective: This experimental study compares the effect of four methods of cryopreservation with and without addition of CPA, with respect to sperm motility as the observed variable. Research Design: Prospective Cohort Methods: Thirty seven normozoospermic semen samples were taken for this study through Sardjito infertility clinic, evaluated for its pre-freeze motility and divided into two aliquots with and without CPA for each cryopreservation methods then cryopreserved into 4 different methods. In Simple two steps freezing: samples were cooled in 8°C and -4°C freezer, while in Simple graduated freezing: cryostraws were placed in a freezer at -4°C. The Liquid nitrogen vapor phase method cooling 1 cm above the surface of liquid nitrogen (-180°C) and the last methods by directly submerged into liquid nitrogen. Thawing was done by incubation at 37°C for 5 minutes. Thawed semen samples were evaluated for their post-thaw motility. Results: Sperm motility before cryopreservation was 52.9% ±4.5. The mean motile sperm recovered for Direct plunge to liquid nitrogen freezing, Liquid nitrogen vapor phase freezing, Simple graduated freezing and Simple two steps freezing method with-CPA was 17%±7.83, 20.96%±5.81, 15.06%(SD±8.55) and 15.68%±8.3, respectively; meanwhile in samples without-CPA was 5.63%±4.63, 5.47%±3.95, 4.45%±4.46 and 6.08%±5.06, correspondingly. A comparative ANOVA was made, it was found that the Vapor phase method has the highest sperm motility recovery (p<0.01) among CPA-added methods. However, the analysis shows no significant difference between non-CPA-added samples. Conclusion: The Liquid nitrogen vapor phase freezing was the best cryopreservation procedure among CPA-added methods with respect to sperm motility. The use of cryoprotectant in to cryopreservation method improved sperm motility recovery.

Kata Kunci : kriopreservasi, fertilitas, motilitas sperma