PRASANGKA SOSIAL SUKU MELAYU SAMBAS TERHADAP SUKU MADURA PASCA KERUSUHAN TAHUN 1999

riduan, Fathul Himam, Ph.D

2012 | Tesis | S2 Psikologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dari presfektif studi kasus yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana suku Melayu Sambas memaknai prasangka mereka terhadap suku Madura pasca kerusuhan tahun 1999 yang melibatkan kedua suku ini. Sampai tesis ini dibuat suku Madura belum dapat dikembalikan ke Kabupaten Sambas. Responden dalam penelitian ini merupakan orang Melayu Sambas yang dulunya hidup sekampung dan berinteraksi dengan suku Madura dalam kesehariannya. Kemudian juga dilakukan cross check dengan responden orang Madura yang dulu tinggal di Kabupaten Sambas untuk mengkronfrontir gambaran orang Melayu Sambas tentang suku Madura. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi bagaimana makna dari prasangka suku Melayu Sambas terhadap suku Madura pasca kerusuhan tahun 1999, juga bagaimana stereotip dan prasangka dapat muncul di suku Melayu Sambas, dan apa yang menyebabkan suku Melayu Sambas sampai sekarang masih menolak kehadiran suku Madura kembali di Kabupaten Sambas. Upaya ini akan dilihat dari presfektif teori konflik sosial (realistic conflict theory) dan teori identitas sosial (social identity theory). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dari prasangka suku Melayu Sambas terhadap suku Madura adalah suku Melayu Sambas belum dapat menerima suku Madura kembali, suku Melayu Sambas khawatir suku Madura membuat ulah lagi, loyalitas dengan kelompok suku Melayu Sambas dan suku Madura tidak dapat menyesuaikan diri dengan budaya setempat.

This qualitative research adapt a case study design in understanding how the the Sambas Malay interpret their prejudice toward the Madurese after the riots in 1999 that involved both of tribes. Until this thesis made the Madurese can not return to the Sambas regency. The Respondent in this research is the Sambas Malays that used to live and interacted with Madurese in their daily life. Then a cross check is also done by the respondents of the Madurese who used to live in Sambas regency for confronted a view about both of Sambas Malays on Madurese. This research was conducted to explore how the meaning of prejudice the Malays Sambas toward Madurese after the riots in 1999, as well as how stereotypes and prejudice may arise in Sambas Malay, and what caused the Sambas Malays are still denied the presence of Madurese in Sambas regency so far. This effort will be seen from presfective realistic conflict theory and social identity theory. The results of research showed that the meaning of prejudice the Sambas Malays toward Madurese is the Sambas Malays is unable to accept the Madurese back, Sambas Malays worry the Madurese throwing a tantrum again, loyalty with other Sambas Malay people and Madurese could not adapt to local culture.

Kata Kunci : Prasangka, makna prasangka, suku Melayu Sambas, suku Madura