PERBANDINGAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN/HIPERAKTIVITAS PADA ANAK DI DAERAH PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN
dr. Yosephine Maria Christina, Dr. dr. E. Siti Herini, Sp AK
2012 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDSGangguan pemusatan perhatian/hiperaktifitas merupakan gangguan neurobehavioural menetap yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya. Penyebab GPP/H multi faktorial. Tujuan penelitian ini mengetahuai perbedaan angka prevalensi dan mengetahui karakteristik perbedaan faktor resiko yang menimbulkan GPP/H di pedesaan dan perkotaan. Penelitian ini merupakan studi potong lintang untuk mengetahui prevalensi GPP/H dan dilanjutkan studi kasus kontrol untuk melihat faktor risiko. Subyek penelitian adalah anak sekolah dasar kelas I – III. Prevalensi GPP/H pada anak di kecamatan Cangkringan sebesar 7, 48 % dengan rasio prevalensi GPP/H antara laki-laki dan perempuan 6 : 1. Prevalensi di pedesaan 46 % dan perkotaan 54%. Hasil analisis bivariat bahwa faktor risiko yang berpengaruh di daerah pedesaan adalah keluarga dengan hiperaktif dan antisosial, durasi interaksi dengan orang tua < 8 jam, komplikasi kehamilan, BBLR, tidak ASI eksklusif, riwayat trauma kepala, usia awal terpapar TV < 2 tahun dengan p< 0,05. Sedangkan di daerah perkotaan faktor risiko yang mempengaruhi adalah keluarga dengan hiperaktif dan antisosial, komplikasi kehamilan, tidak ASI eksklusif, riwayat trauma kepala, konsumsi makanan berpengawet dan berperwarna (p<0,05). Hasil analisis multivariat diperoleh faktor risiko independen yang mempengaruhi kejadian GPP/H adalah trauma kepala OR 15,975 (95% CI 2,110 – 20,962); p =0,007, orang tua tidak lengkap OR 182,473 (95% CI 1,550 – 2,148E4); p=0,032, tidak ASI eksklusif OR 11,933 (95% CI 1,840 – 78.929) p=0,01) dan penggunaan makanan berpengawet OR 0,05 (95% CI 0,003 – 0,887); p=0,041. Kesimpulan prevalensi GPP/H di perkotaan lebih besar daripada di pedesaan. Faktor risiko yang berpengaruh pada masing-masing wilayah berbeda. Durasi interaksi dengan orang tua < 8 jam, komplikasi kehamilan ibu, tidak ASI eksklusif merupakan faktor risiko kejadian GPP/H
Attension deficit hyperactivity disorder is a neurobehavioural disorder with symptoms such as persistent inability to concentrate, hyperactivity, and impulsivity that aren’t age-appropriate. The cause of ADHD is multi-factorial. The purpose of this study is to determine the prevalence and investigate the characteristics of the risk factors that cause ADHD in the rural and urban areas. This is a cross-sectional study to determine the prevalence of ADHD and proceed to a case-control study to obtain the risk factors that influence ADHD in the rural and urban areas. Subjects were elementary school children grade I - III. The prevalence of ADHD in Cangkringan is 7, 48%. The ratio of ADHD between boy and girl 6: 1. The rural prevalence is 46% and urban areas 54%. The risk factors of ADHD in rural areas are families with hyperactive and antisocial, the duration of interaction with parents <8 hours, complications of pregnancy, low birth weight, not exclusive breastfeeding, history of head trauma, age of initial exposure to TV <2 years with p < 0.05. While in urban areas are families with hyperactive and antisocial, complications of pregnancy, not breastfeeding, history of head trauma, and food additives and colors (p <0.05). Independent risk factors affecting ADHD Head injury OR 15,975 (95% CI 2,110 – 20,962); p =0,007, single parent OR 182,473 (95% CI 1,550 – 2,148E4); p=0,032, not exclusively breastfeeding OR 11,933 (95% CI 1,840 – 78.929) p=0,01) dan food additive OR 0,05 (95% CI 0,003 – 0,887); p=0,041. The prevalence of urban ADHD is greater than in rural. Risk factors that affect each region differently. Duration of interaction with parents <8 hours, complications of pregnancy the mother, exclusive breastfeeding is a risk factor for the incidence ADHD
Kata Kunci : Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif, faktor risiko, anak sekolah dasar, pedesaan-perkotaan