KONSTIPASI KRONIS SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK

dr. Irna Fajri Syahny, Prof. dr. Mohammad Juffrie, Ph.D., Sp.A(K).

2012 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Prevalensi infeksi saluran kemih (ISK) masih cukup tinggi pada anak yakni ABSTRAK 2.4-3.5% dan frekuensi di RS Sardjito sebesar 3.5%. Dengan penanganan yang tidak baik akan mengakibatkan komplikasi jangan pendek berupa sepsis maupun jangka panjang berupa parut ginjal. ISK dijumpai pada 3.7-42% anak dengan konstipasi kronis. Dilaporkan bahwa peregangan rektum pada konstipasi kronis penyakit akan menekan dinding kandung kemih dan mengakibatkan obstruksi pengosongan kandung kemih akibat ketidakstabilan dari otot detrussor serta diskoordinasi antara kontraksi otot detrussor dan relaksasi katub uretra eksterna. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan dan volume residu dalam kandung kemih sehingga memberikan kesempatan pada bakteri untuk berkembang dan menimbulkan ISK. Konstipasi merupakan alasan sekitar 3% orang tua membawa anak ke dokter anak dan 25% ditangani oleh ahli gastroenterologi anak dan sering tidak menjadi perhatian dalam pengelolaan pasien ISK anak. Berdasarkan permasalahan ini maka perlu dilakukan evaluasi terhadap peranan konstipasi kronis dalam meningkatkan risiko terjadinya ISK pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevalusi peranan konstipasi kronis dalam meningkatkan risiko terjadinya ISK pada anak dengan hipotesis bahwa konstipasi kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya ISK pada anak. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol dengan sampel adalah pasien anak usia 2-18 tahun yang terbukti didiagnosis ISK melalui pemeriksaan urinalisis dan biakan urin serta tidak menggunakan antibiotik dalam 48 jam terakhir sebelum dilakukan pemeriksaan biakan urin, yang mendapat perawatan di Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta menjadi kelompok kasus dan kontrol terdiri dari anak yang tidak didiagnosis ISK. Pasien dikeluarkan dari penelitian jika memiliki riwayat gangguan neurologis, kelainan anatomi dan penggunaan kateterisasi transuretra. Pada kedua kelompok akan ditelusuri riwayat terjadinya konstipasi. Subjek terdiri dari 64 kasus ISK dan 64 kontrol. Konstipasi kronis 3.7 kali meningkatkan risiko terjadinya ISK. (RO 3.77; IK95% 3.21-4.32; p 0.041) dan secara independen meningkatkan risiko hingga 3.9 kali dengan mempertimbangkan faktor risiko lain. (aOR 3.99, IK95% 1.028-15.48). Anak perempuan lebih banyak dibandingkan anak laki-laki (64.1%) dan risiko untuk menderita ISK meningkat 1.57 kali. (OR 1.57, IK 95% 1.41-1.74). Rerata usia penderita ISK pada penelitian ini adalah 8.2 4.6 tahun. Berdasarkan hasil ini disimpulkan bahwa konstipasi kronis meningkatkan risiko terjadinya ISK pada anak.

The prevalence of urinary tract infection (UTI) in children is about 2.4-3.5% and the frequency in Sardjito hospital is 3.5%. This condition is still a problem and the prognosis of the patient is depends on the management. UTI was found in 3.7- 42% children with constipation. Rectal dilatation in chronic constipation will press the bladder and obstruct the bladder emptying process that caused by instability of detrussor muscles and discoordination between detrussor contraction and external urethral sphincter relaxation then increased the bladder pressure and residual urine. This process caused the increasing of bacterial growth to UTI. Constipation is the chief complain of about 3% patients who admitted to the pediatrician and 25% of them were solved by pediatric gastroenterologist. Constipation does not become attention for the clinician in UTI pediatric patient management. It is necessary to evaluate the role of chronic constipation in increasing the risk of UTI in children. The aim of the study is to evaluate the role of chronic constipation in increasing the risk of UTI in children and the hypothesis is chronic contipation may increase the risk of UTI in children. The study is conducted in pediatric installation, Sardjito General Hospital, by using case controll study in 2-18 years old children diagnosed as UTI and no history of antibiotic consumption within the last 48 hours before urine culture examination. UTI patient as case group and the patient without UTI as controll group. The patient will exclude from the study if there are history of neurological or anatomical abnormality and using transurethral catheterization. The history of constipation will measure in both case and controll group. Sixty four cases and 64 controll were enrolled in the study. Chronic constipation may 3.7 fold increase the risk for having UTI in children (OR 3.77; 95%CI 3.21-4.32; p 0.041) and independently increase 3.9 fold for having UTI by considering other risk factors (aOR 3.99, IK95% 1.028-15.48). Female is more common than male (64.1%) and the risk of having UTI is increase 1.57 fold (OR 1.57, IK 95% 1.41-1.74). The mean age of cases in this study was 8.2 4.6 years old. The conclusion of the study is chronic constipation may increase the risk of urinary tract infection in children.

Kata Kunci : Infeksi saluran kemih, konstipasi kronis, anak