PERBANDINGAN RESPON RATE KETAMIN 0,25 MG/ KG. BB IV DENGAN PETHIDIN 25 MG IV UNTUK MENGATASI SHIVERING PADA SEKSIO SESARIA DENGAN ANESTESI SPINAL
AYU ESTI SUNYOTO, Dr. Muhdar Abubakar, SpAn, K,
2012 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDSLatar Belakang : Shivering sangat tidak nyaman dan merupakan beban stress fisiologis bagi pasien. Pasien mengemukakan bahwa sensasi dingin yang mereka rasakan lebih buruk dibandingkan nyeri luka operasi. Shivering juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi terutama pada pasien dengan penyakit arteri koronaria yang berhubungan dengan peningkatan konsumsi O2 sebesar 100-600%, meningkatkan produksi karbodioksida (CO2), meningkatkan cardiac output, meningkatkan katekolamin, meningkatkan denyut jantung, penurunan minute ventilation dan saturasi oksigen. Selain itu juga dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan tekanan intraokuler, menyebabkan gangguan terhadap monitor EKG, pulse oximetry, tekanan darah, meningkatkan metabolisme dan menyebabkan asidosis laktat. Berbagai obat antara lain ketamin dan pethidin dapat digunakan untuk mengatasi shivering. Tujuan: membandingkan respon rate ketamin 0,25 mg/kgbb intravena dengan pethidin 25 mg intravena untuk mengatasi shivering pada seksio sesaria dengan anestesi spinal. Desain : Rancangan penelitian ini adalah uji klinik acak ganda tersamar. Subyek : 124 pasien wanita yang akan menjalani operasi sectio cesaria dengan anestesi spinal yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Intervensi : Subyek dibagi dalam 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 62 pasien. Kelompok P diberikan pethidin 25 mg dan kelompok K diberikan ketamin 0,25 mg/kgBB. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengukuran menit ke-1, 2, 3 terjadi perbedaan bermakna respon rate pada kedua kelompok penelitian (p < 0,05). Respon rate negatif pada kelompok pethidin 25 mg iv terjadi pada menit ke-1 sebanyak 62 pasien (100%), menit ke-2 sebanyak 60 pasien (96,8%), dan menit ke-3 sebanyak 16 pasien (25,8%), sedangkan pada kelompok ketamin respon rate negatif terjadi pada menit ke-1 sebanyak 12 pasien (19,4%). Pada menit ke-2 respon rate positif 100% terjadi pada kelompok ketamin. Sedangkan pada kelompok pethidin, respon rate positif 100% terjadi pada menit ke-4. Ketamin 0,25 mg/kgbb iv dapat mengatasi shivering dalam 2 menit (1,19 ± 0,40 menit) dan rekurensi shivering terjadi pada 27,4% pasien setelah 17,35 menit. Sedangkan pethidin 25 mg iv dapat mengatasi shivering dalam 4 menit (3,23 ± 0,49 menit) dan rekurensi shivering terjadi pada 8,1% pasien setelah 30 menit. Efek samping berupa mual pada kelompok ketamin 8,1%, sedangkan pethidin 21%, efek samping pusing untuk kelompok ketamin 25,8%, sedangkan pethidin 16,1%. Secara statistik baik rekurensi shivering dan efek samping mual antara kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Simpulan: Kejadian berhentinya shivering (respon rate) pada pemberian ketamin 0,25 mg/kgbb intravena lebih baik daripada pethidin 25 mg intravena untuk mengatasi shivering pada seksio sesaria dengan anestesi spinal.
Background: Shivering is very unpleasant and physiologically stressful for patient. Patients report that accompanying cold sensation worse than surgical pain. It may also cause complication, especially in patient with coronary artery disease, because of associated increases in oxygen consumption by 100-600%, increases in carbon dioxide production, cardiac output, catecolamine, and heart rate, decreases in minute ventilation and mixed venous oxygen saturation. Moreover, an increase in intracranial and intraocular pressure, interference with monitoring of ECG, pulse oximetry and blood pressure, increased metabolic rate and lactic acidosis. Various drugs have been investigated for treatment of shivering including pethidine and ketamine. Aim : The aim of this study was to compare the response rate of ketamine 0,25 mg/kgBB with pethidine 25 mg to control shivering during Cesarean Section under spinal anestesia. Design : This is a randomized double blind controlled study. Subjects : Subjects are 124 female patients undergoing Cesarean Section with spinal anestesia who fullfill inclusion and exclusion criteria. Intervention : Patients were randomly alocated into two groups, either consist of 62 patiens. Group P received 25 mg of pethidine and group K received ketamine 0,25mg/kgBW. Result : The results showed that the measurement of minute-1, 2, 3 there were response rate significant differences in both study groups (p <0.05), the response rate is negative at 25 mg iv pethidin group occurred at minute-1 were 62 patients (100%), the 2nd minute of 60 patients (96.8%), and the 3rd minute as many as 16 patients (25.8%), whereas in the ketamine group negative response rate occurred at minute-1 total of 12 patients (19, 4%). In the 2nd minute 100% positive response rate occurred in the ketamine group. While the group pethidin, 100% positive response rate occurred in the 4th minute. Ketamine 0.25 mg / kg iv can be overcome shivering in 2 minutes (1.19 ± 0.40 min) and shivering recurrence occurred in 27.4% patients after 17.35 minutes. While pethidin 25 mg iv can be overcome shivering in 4 minutes (3.23 ± 0.49 min) and shivering recurrence occurred in 8.1% of patients after 30 minutes. Side effects include nausea in the ketamine group 8.1%, while pethidin 21%, dizziness side effects for ketamine group 25.8%, whereas 16.1% pethidin. Statistically both shivering recurrence and nausea between the two groups showed significant differences (p <0.05). Conclusion: Response rate in the administration of ketamine 0.25 mg / kg intravenously better than pethidin 25 mg intravenously to control shivering during Cesarean Section under spinal anestesia.
Kata Kunci : Seksio sesaria, Anestesi Spinal, shivering, ketamin, pethidin