PRODUKSI, PROSES DEKOMPOSISI DAN MINERALISASI SERESAH PADA HUTAN RAKYAT NGLANGGERAN KIDUL, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, D.I.YOGYAKARTA

Andi Gustiani Salim, Prof. Dr. M. Sambas Sabarnurdin, M.Sc.,

2012 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

xi Produksi, Proses Dekomposisi dan Mineralisasi Seresah pada Hutan Rakyat Nglanggeran Kidul, Kabupaten Gunung Kidul, D.I.Yogyakarta INTISARI Pola hutan rakyat di Dusun Nglanggeran Kidul, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul dapat dijumpai dalam 3 bentuk pengelolaan yaitu pekarangan, tegalan dan hutan (alas). Bentuk pengelolaan tersebut merupakan tahapan perubahan model pengelolaan lahan yang mengikuti perkembangan penutupan lahan oleh tajuk tanaman tahunan (pohon). Meskipun selama ini telah banyak penelitian mengenai produksi seresah dan proses dekomposisi di berbagai tempat, namun informasi dan produksi seresah, proses dekomposisi dan perubahan konsentrasi hara pada hutan rakyat masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi seresah dalam waktu tertentu dari tanaman hutan, tegalan dan pekarangan, mengetahui kecepatan dekomposisi seresah dan membuat model laju dekomposisi seresah terhadap waktu serta untuk mngetahui perubahan konsentrasi unsur-unsur C, N, P dan K selama proses dekomposisi seresah pada agrofores berbentuk hutan, pekarangan dan tegalan di Desa Nglanggeran. Penelitian dilaksanakan dengan membuat plot-plot penelitian berukuran 20 x 20 m2 pada hutan, pekarangan dan tegalan, dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga keseluruhan ada 9 plot. Plot dilengkapi dengan littertrap berukuran 50 x 50 cm dan litterbag berukuran 20 x 20 cm yang diisi seresah campuran segar sebanyak 20 gr kering udara. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data produksi seresah terbanyak berturut-turut adalah tegalan (6,052 ton/ha/6 bln), pekarangan (5,637 ton/ha/6 bln) dan hutan (4,613 ton/ha/6 bln). Jenis-jenis yang mendominasi produksi seresah sesuai dengan nilai INP yang terbesar pada masing-masing plot. Nilai indeks dekomposisi (T50) dari yang tinggi sampai rendah adalah pekarangan = 0,0102 (cepat) tegalan = 0,0090 (sedang) dan hutan = 0,0047 (rendah). Unsur C yang terdekomposisi selama 24 minggu proses dekomposisi paling tinggi terjadi pada pekarangan (84,51% ); tegalan (75,41%) dan hutan sebesar 65, 92%; N yang terdekomposisi paling tinggi terjadi pada pekarangan (78,62%), tegalan (62,37%) dan hutan (35,81%); Penurunan P paling tinggi terjadi pada pekarangan (80,03%), tegalan (76,97%) dan hutan (31,77%); penurunan K paling tinggi terjadi pada tegalan (93,88%), pekarangan (89,11%) dan hutan (81,03%).

People forest in Nglanggeran Kidul Sub Village, Nglanggeran Village, Patuk Sub District, Gunung Kidul District can be found in three management forms that are home garden, dry field garden, and forest. The management form is a step in management model changing depends on the tree’s crown closure. Although there were many researches about litter production and decomposition process in various places, but information of litter production, decomposition process, and change of nutrient concentration at people forest is very limited. This research was conducted in Nglanggeran Village to know tree litter production, decomposition rate, makes decomposition rate model in a sequence time, and to know concentration change of C, N, P and K elements during the decomposition process in the home garden, dry field garden, and forest. The research was done by making 20 x 20 m2 plots at home garden, dry field garden, and forest with three times of replication resulting totally nine plots. Each plot was equipped with 50 x 50 cm2 littertraps and 20 x 20 cm2 litterbags filled with 20g of air-dried litter. The result showed that the highest litter production within six months was in dry field garden (6.052 ton/ha), followed by home garden (5.637 ton/ha) and forest (4.613 ton/ha). Species dominating litter production were in-line with the highest of Important Value Index in each plot. The highest of Decomposition Index Value (T50) was found in dry field garden (0.0102) and the lowest was forest (0.0047). The highest C element content decomposed within 24 weeks was found in home garden (84.51%), followed by dry field garden (75.41%) and forest (65.92%). Nitrogen decomposition was highest happened at home garden (78.62%), dry field garden (62.37%) and forest (35.81%); for the P element, the highest decomposition was found in home garden (80.03%), dry field garden (76.97%) and forest (30.77%); and for the K element, the highest was dry field garden (93.88%), and 89.11% for the home garden, and 81.03% for the forest.

Kata Kunci : produksi seresah, proses dekomposisi, mineralisasi seresah