Laporkan Masalah

EVALUASI JEMBATAN DAN SABO DISUNGAI GENDOLYOGYAKARTA PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI 2010

Ali Akbar, Prof.Ir.Iman Satyarno, ME., Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Sarana Prasarn

Diantara 129 Gunung berapi aktif yang terletak di Indonesia Merapi termasuk yang paling terkenal, terutama dari segi aktivitas vulkaniknya. Gunung Merapi sering menimbulkan bencana alam berupa letusan dengan aliran lavanya yang sering menimbulkan korban harta maupun jiwa manusia. 26 Oktober 2010 terjadi letusan yang sangat besar dimana Gunung Merapi mengeluarkan jutaan m 3 lahar panas yang mengalir ke sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Dampak lanjutan dari meletusnya Gunung Merapi yaitu berupa banjir lahar dingin yang berpotensi merusak bangunan-bangunan sabo dan jembatan. Degradasi sabo (oprit) dan jembatan biasanya disebabkan oleh durability dan pembebanan dari kendaraan yang melintas di atasnya, namun pada kasus ini kerusakan jembatan terjadi akibat adanya aliran air yang begitu dahsyat, karena mengalir bersama-sama, dalam hal ini adalah batu dan pasir yang mempunyai kekerasan sama dengan material penyusun pier, yaitu beton. Mengingat jembatan merupakan sarana akses masyarakat baik untuk kepentingan sosial maupun ekonomi, maka penting untuk dilakukan evaluasi kondisi existing jembatan dan sabo yang memiliki fasilitas jembatan (oprit) pasca erupsi Gunung Merapi 2010. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi jembatan adalah BMS (Bridge Management System) dan Standar penilaian untuk bangunan Sabo menggunakan rancangan (draft) Urgent Disaster Reduction Project for Mt. Merapi Operation and Maintanance for Sabo Facilities dan penyusunan skala prioritas untuk sabo menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process) sedangkan untuk jembatan menggunakan nilai kondisi masing-masing jembatan. Lahar dingin yang begitu besar merusak sebagian komponen sabo terutama pada komponen apron dan sub dam. Komponen tersebut tertutupi material sedimen sehingga komponen tidak terlihat lagi. Sedangkan pengaruh lahar dingin terhadap jembatan tidak begitu besar, secara struktur jembatan masih dalam kondisi baik, hanya terjadi kerusakan pada daerah aliran sungai dan bangunan pengaman sungai. Metode yang digunakan dalam penilaian jembatan dan sabo menghasilkan urutan skala prioritas penanganan jembatan di sepanjang alur Sungai Gendol antara lain Jembatan Tulung Hulu, Jembatan Klurak, Jembatan Bogem II, Jembatan Bogem I, Jembatan Bogem III dan untuk skala prioritas sabo ditinjau dari indeks kondisi gabungan antara lain GE-C Plumbon, GE-C Bronggang, GE-C Rogobangsan, GE-C Jambon, GE-C7 Morangan. Ditinjau dari daya tampung antara lain GE-C7 Morangan, GE-C Plumbon, GE-C Rogobangsan, GE-C Jambon, GE-C Bronggang.

Among the 129 active volcanoes are located in Indonesia, Merapi, including the most famous, especially in terms of vulkaniknya activity. Mount Merapi in the form of natural disasters often cause eruptions with lava flows that often cause casualties or property of the human soul. October 26, 2010 a very large eruption of Mount Merapi, which spend millions of m 3 of hot lava flowing into the rivers that disgorge at Merapi. Continuing impact of the eruption of Mount Merapi, which is in the form of cold lava flood of potentially damaging bridge and sabo. Degradation sabo (oprit) and the bridge is usually caused by the durability and loading of vehicles passing over it, but in this case the bridge damage caused by the flow of water is so powerful, because it flows together, in this case is rock and sand that has hardness of material constituent together with pier, which is concrete. In view of the bridge is a good means of public access to social and economic interests, it is important to evaluate condition of existing bridges and sabo which has bridge facilities (oprit) after the 2010 eruption of Mount Merapi. The method used in evaluating the bridge is BMS (Bridge Management System) and the Standards for the assessment of buildings using a design Sabo (draft) Urgent Disaster Reduction Project for Mt. Merapi Operation and Maintenance for Sabo Facilities and drafting priorities for sabo use AHP (Analytical Hierarchy Process) while for the bridge using the condition of each bridge. Cold lava is so large damaging some sabo components on the component, particularly sub dam and apron. Those elements are covered with sediment material so that the component is not visible anymore. While the influence of cold lava on the bridge is not so great, the structure of the bridge is still in good condition, only damage to the watershed and river safety building. The method used in the assessment of bridges and sabo priorities that generate a sequence of handling the bridge along Gendol River include Tulung Hulu Bridge, Klurak Bridge, Bogem II Bridge, Bogem I Bridge, and Bogem III Bridge, and to the scale of priorities in terms of the index condition sabo among others GE-C Plumbon, GE-C Bronggang, GE-C Rogobangsan, GE-C Jambon, GE-C7 Morangan. Judging from the capacity, among others GE-C7 Morangan, GE-C Plumbon, GE-C Rogobangsan, GE-C Jambon, GE- C Bronggang.

Kata Kunci : Erupsi Merapi, Nilai Kondisi, Skala Prioritas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.