ANALISIS SPASIAL PUPA AE. AEGYPTI DAN TEMPORAL FAKTOR IKLIM YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DBD DI WILAYAH KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2010

Andreas Purwanto, Prof. dr. Hari Kusnanto DrPH

2012 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/EL

Latar Belakang : Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Gowa. Cara yang efektif untuk menurunkan insidensi DBD adalah dengan menurunkan populasi vektor. Penggunaan indeks vektor yang relative baru, yakni indeks pupa/orang dianggap lebih baik dalam mengukur populasi vektor. Namun, indeks Stegomyia saat ini masih banyak dipakai karena praktis dan sederhana. Untuk itu,perlu diuji dengan melihat korelasi indeks vektor dengan insidensi DBD, sehingga diketahui indeks mana yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan survei pupa/demografi untuk menilai masingmasing indeks vektor. Selain itu, dilakukan pemetaan untuk melihat pola sebaran vektor Aedes dan juga melihat korelasi antara iklim (suhu, kelembaban, curah hujan) dengan insidensi DBD. Tujuan : Menilai indeks vektor yang dapat diandalkan untuk survei rutin, memahami epidemiologi vektor Aedes dengan melihat pola sebarannya, dan memprediksi masa sebelum musim penularan DBD agar peningkatan kasus DBD dapat dicegah. Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik observasional, rancangan cross-sectional, dilakukan survei pupa/demografi untuk menilai indeks pupa/orang dan indeks Stegomyia dengan sampel 496 rumah. Nilai indeks yang diperoleh diuji korelasi dengan insidensi DBD per RT. Analisis spasial dilakukan dengan tools ArcGIS, yakni Average Nearest Neighbor Distance, untuk melihat kecenderungan pupa mengelompok. Untuk menguji korelasi iklim dengan insidensi DBD digunakan uji korelasi Pearson. Hasil : Ada korelasi positif bermakna antara BI dan CI dengan insidensi DBD (p<0,05), tidak adak korelasi antara HI dan indeks pupa/orang dengan insidensi DBD. Titik-titik pupa dipeta cenderung mengelompok (membentuk cluster) [p < 0,05]. Ada korelasi antara range suhu minimummaksimum rata-rata dengan insidensi DBD.

Background : Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is still a health problem in Gowa Regency. The effective way to reduce the incidence of DHF is reducing the vector population. Using the new relatively of vector index, i.e.pupae/person index, is regarded better than some indices to measure the vector density. Yet, Stegomyia indices is still commonly used in present because of practice and simple. Then, all of indices need to be tested by correlate the vector indices with the incidence of DHF. In this study, demographic/pupae survey is used to knowing each of vector indices. Besides, mapping is done to know the disperse pattern of Aedes vector, then knowing the correlation of climate and the incidence of DHF. Objective : Examining the vector indices that can be trusted for routine survey, understanding the epidemiology of Aedes vector by knowing their disperse pattern, and predicting the early season of dengue transmission to prevent increasing of DHF cases Method : This was an analityc study with cross-sectional design, using the demographic/pupae survey to know pupae/person index and Stegomyia indices by 496 houses. Index score is correlated by the incidence of DHF in RT’s. Tools of ArcGIS is used to testing the spatial analysis, i.e. Average Nearest Neighbor Distance, to know the tendency of pupae clustering. Pearson correlation is used to testing the incidence of DHF by climate. Results : There are significantly positive correlations in BI and CI by the incidence of DHF (p<0,05), there are no correlation in HI and pupae/person index by the incidence of DHF. The pupae spots that mapped tend to cluster (p<0,05). There are negative correlation in range of minimum-maximum temperature by the incidence of DHF. Key words : Stegomyia indices, pupae/person index, cluster, climate, Gowa Regency

Kata Kunci : indeks Stegomyia, indeks pupa/orang, cluster, iklim, Kabupaten Gowa.