PERANAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH ULAYAT (Studi kasus pada KAN Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman)
Yeni Marlina, Dr. Sulastriyono, S.H., M.Si.,
2012 | Tesis | S2 Magister KenotariatanPenelitian mengenai Peranan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat (Studi Kasus Pada KAN Kenagarian Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman) bertujuan untuk mengetahui tentang proses penyelesaian sengketa tanah ulayat di Kenagarian Sungai Buluah, peranan KAN dalam menyelesaikan sengketa tanah ulayat di Kenagarian Sungai Buluah dan bentuk kendala-kendala yang dihadapi oleh KAN Sungai Buluah dalam menyelesaikan sengketa tanah ulayat. Penelitian yang digunakan adalah penelitian menggunakan pendekatan yuridis empiris (socio-legal research) atau nondoctrinal. Penelitian ini merupakan kegiatan pencarian data empiris, dengan menggunakan metode ilmiah, yang menggabungkan secara sistimatis antara cara berfikir deduktif dan induktif. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui penelitian lapangan menggunakan teknik komunikasi langsung dengan wawancara. Wawancara yang digunakan adalah tidak berstruktur (unstructured interview) dengan jenis wawancara berfokus (focused interview). Untuk melengkapi data juga dilakukan penelitian kepustakaan, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sekunder adalah teknik studi documenter, dengan alat berupa bahan-bahan tertulis, sedangkan untuk subjek penelitian yang terdiri dari narasumber dan responden 18 (delapan belas) orang. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, bahwa proses penyelesaian sengketa tanah ulayat pada Kenagarian Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman dimana dilakukan berdasarkan kebiasaan “berkamar kecil, berkamar besar†tidak dapat mengambil suatu kesepakatan, maka diselesaikan KAN, peranan KAN dalam menyelesaikan sengketa tanah ulayat di Kenagarian Sungai Buluah dengan baik dapat dilakukan menerapkan asas dalam Hukum Adat yaitu: “bertangga naik bertangga turun†dengan perumpamaan “menarik rambut dalam tepung, rambut tidak putus, tepung tidak tumpah,†dengan “pola kita sama kitaâ€, dalam bentuk perdamaian, dan juga termasuk masalah pusako (pusaka) dan sako (gelar adat).
The research concerning the Role of Kerapatan Adat Nagari (KAN) on Lawsuit Settlement of the Ulayat Ground (Case Study on KAN of Sungai Buluah, Sub District of Batang Anai, District of Padang Pariaman) has aim to find out the lawsuit settlement process of ulayat ground in Kenagarian Sungai Buluah, role of KAN on lawsuit settlement of the ulayat ground in Kenagarian Sungai Buluah and the constraints encountered by KAN of Sungai Buluah on the lawsuit settlement of ulayat ground.. This research uses empirical-yuridical (socio-legal research) or nondoctrinal approach. It is an empirical data searching activity, using scientific method, merging systematically between deductive and inductive way of thinking. The primary data collecting technique is done through field research using direct communication technique with interview. The interview used is unstructured interview by meanof focused interview. To complete the data is also done the library research, the technique used in secondary data collection is documentary study technique, with instrument of written materials, while the research subject consisted of the informant and respondent as much as 18 (eighteen) peoples. Based on the result can be concluded that the lawsuit settlement process of ulayat ground in Kenagarian Sungai Buluah, Sub District of Batang Anai, District of Padang Pariaman based on habitual “berkamar kecil, berkamar besar†(having small and big room) can not take an agreement, then settled by KAN, the role of KAN on lawsuit settlement of ulayat ground in Kenagarian Sungai Buluah is well done by applying principle of Customary Law that is: “bertangga naik bertangga turun†(having up and down stepsâ€) with parable “menarik rambut dalam tepung, rambut tidak putus, tepung tidak tumpah,†(pull the hair in flour, the hair not severed, the flour not spilled) with “pola kita sama kitaâ€, (pattern among us) in fom of reconciliation, as well as the pusako (heirloom) problem dan sako (custom title).
Kata Kunci : Kinerja, peran KAN, tanah ulayat, hukum adat