Laporkan Masalah

KANDUNGAN FEROMON SEKS PADA Spodoptera exigua (Hubner) YANG DIBIAKKAN DENGAN PAKAN BUATAN DAN PAKAN ALAMI

Kadis Mujiono,SP, Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc.,

2012 | Tesis | S2 Ilmu Hama Tumbuhan

Pengendalian ulat tentara Spodoptera exigua Hubner (Lpidoptera: noctuidae) menggunakan feromon dilakukan dengan perangkap massal, mengganggu kawin, dan pemantauan populasi. Sumber atraktan pada perangkap massal dan pemantauan populasi menggunakan feromon seks buatan, atau betina belum kawin. Betina belum kawin yang digunakan harus dapat disediakan melalui pembiakan massal tanpa mempengaruhi kandungan feromon seks yang dihasilkan. Oleh karena itu, dilakukan studi respon feromon seks dari betina yang dibiakkan dengan pakan alami dan pakan buatan. Hasil analisis GCMS memperlihatkan ekstrak kelenjar feromon betina yang dibiakkan dengan pakan buatan mengandung senyawa feromon tetradecan-1-ol (0.23%) dan beberapa senyawa lain diataranya hexadecane (14.31%), heptadecane (0.42%), nonadecane (1.09%), dan beta-caryophyllene (1.37%). Sedangkan pada betina yang dibiakkan dengan pakan buatan tidak ditemukan adanya senyawa feromon, senyawa yang ditemukan adalah tridecanol (3.39%), hexadecane (8.52%), nonadecane (0,23%), dan trans-caryophyllene (3.11%). Uji perkawinan silang memperlihatkan imago yang dibiakkan dengan pakan buatan dapat melakukan perkawinan dengan imago yang dibiakkan dengan pakan alami. Uji perangkap dilapangan memperlihatkan kedua jenis ekstrak memiliki daya tarik terhadap jantan.

The control of Spodoptera exigua Hubner (Lepidoptera: noctuidae) is usually done in several ways. Some of them are mass trapping, mating disruptions, and populations monitoring (by using sex pheromones and virgin female beet armyworm moths as lure). The virgin females (that is used for mass trapping or population monitoring) have to be provided by mass rearing. Therefore, a research about content of females beet armyworm sex pheromone that were reared through natural and artificial diet is an important task to be done. Hence we could figure out whether the concentration and composition of sex pheromone which were reared with artificial and natural diet are similar or different. The GCMS analysis of sex pheromone gland extracts from females which were reared with natural diet indicated a sex pheromone compound, tetradecane-1-ol (0.23%). This gland extract also indicated the presence of hexadecane (14.31%), heptadecane (0.42%), nonadecane (1.09%), and betacaryophyllene (1.37%). In the other side, the females which were reared by artificial diet, indicated the presence of tridecanol (3.39%), hexadecane (8.52%), nonadecane (0,23%), and trans-caryophyllene (3.11%), there is no pheromone compound in this extract. the cross-breeding test showed that both types of moths could do mating. The field trapping test showed that both extracts were attractive to males.

Kata Kunci : Feromon seks, Spodoptera exigua, pakan alami, pakan buatan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.