DARI RASA SAKIT YANG MENCEKAM HINGGA SUKACITA YANG MELUAPLUAP: DINAMIKA PSIKOLOGIS INDIVIDU YANG MENGALAMI KESURUPAN
Michael Seno Rahardanto, Drs. Subandi, MA, Ph.D
2012 | Tesis | S2 PsikologiPara pakar kesehatan mental belum mencapai kesepakatan perihal etiologi fenomena kesurupan. Pendukung psikodinamika menyebutnya ‘histeria’, pendukung teori disosiasi menyebutnya proses disosiatif, dan para pakar yang berorientasi menyatakannya sebagai fenomena yang dipengaruhi budaya. Dalam naskah ini, penulis mengajukan gagasan bahwa kesurupan dapat digolongkan menjadi empat kategori yang berbeda, yakni kesurupan patologis, kesurupan religius, kesurupan kuratif, dan kesurupan hiburan. Penulis menggunakan studi kasus dan fenomenologi untuk mengeksplorasi pengalaman dan dinamika psikologis lima orang yang mengalami kesurupan. Penulis menggunakan tes grafis (BAUM, DAP, HTP) untuk mendukung eksplorasi dinamika psikologis partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesurupan patologis, kesurupan religius, kesurupan kuratif, dan kesurupan hiburan merupakan jenis kesurupan yang berbeda. Partisipan yang mengalami kesurupan patologis melaporkan rasa sakit psikologis yang mencekam selama berlangsungnya kesurupan. Eksplorasi riwayat keluarga menunjukkan adanya pola chaotic-disengaged. Partisipan yang mengalami kesurupan religius (dirasuki Roh Kudus) melaporkan adanya ekstase spiritual, yang dicirikan oleh sukacita yang sangat kuat. Partisipan yang mengalami kesurupan hiburan menari di luar kesadarannya, yang dihayati sebagai pengaruh makhluk gaib. Secara umum, hasil penelitian mendukung perspektif bahwa kesurupan, dalam batas-batas tertentu, merupakan mekanisme pengekspresian atau pelepasan kebutuhan-kebutuhan dan hasrat-hasrat yang terpendam dan tidak tersalurkan. Meski demikian, penjelasan berdasarkan perspektif tunggal—terutama yang hanya menggunakan perspektif fisiologis—akan berujung pada “materialisme medis†yang sempit. Perspektif yang lebih holistik menyatakan bahwa kesurupan merupakan interaksi dinamis antara kebutuhan-kebutuhan psikologis, frustrasi, atau hasrat yang terpendam dengan representasi individu terhadap kepercayaan sosioreligiusnya.
There is still no consensus among mental health professionals about the etiology of spirit possessions. Adherents of psychodynamics referred it as ‘hysteria’; proponents of dissociative theory stated that it is a dissociative process; anthropological-oriented experts expressed the opinion that it is a culturally shaped phenomenon. In this paper, the author proposes that spirit possession can be classified into four different categories, namely the pathological possession, the religious possession, the curative possession, and the entertainment possession. The author uses case study and phenomenology to explore the experience and psychological dynamics of five persons who had experienced spirit possessions. The author use projective tests (BAUM, DAP, HTP) to supply the exploration of participants’ psychological dynamics. Findings showed that pathological possession, religious possession, curative possession and entertainment possession were indeed different types of possessions. Participants who experienced pathological possession reported acute psychological pain during the possessed state. Exploration of the family history reveals a chaotic-disengaged type. Participants who experienced religious possessions (possessed by the Holy Spirit) reported spiritual ecstasy, which was characterized by intense elation. Participant who experienced entertainment possession experience involuntary dancing, which was attributed to the influence of supernatural entities. Overall, the findings gave support to the perspective that spirit possession was, in some ways, a mechanism to express or release the unfulfilled, pent-up psychological needs and desires. However, a single perspective explanation—especially using only physiological perspective—will result to a narrow “medical materialismâ€. A more holistic and thorough perspective argued that spirit possession is a dynamic interaction between pent-up psychological needs, frustrations, or desires, and the possessed person’s representative of his/her socioreligious belief.
Kata Kunci : kesurupan patologis, kesurupan religius, kesurupan kuratif, kesurupan hiburan, fenomena disosiasi, fenomena perubahan kesadaran