PerkembanganWilayahDiSekitarKawasanKakiJembatanSuramaduSisiMadura
Safita Meridian, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D.,
2012 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & DaerahJembatan Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura secara resmi mulai beroperasi pada tanggal 10 Juni 2009. Jembatan Suramadu memberikan dampak yang besar pada perkembangan wilayah Kabupaten Bangkalan secara umum dan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu serta daerah sekitarnya secara khusus. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perkembangan wilayah yang terjadi pada Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di sisi Madura baik dari kondisi eksisting maupun dari segi perencanaannya yang dijabarkan dalam tujuan-tujuan khusus yaitu (1) Menjelaskan perubahan fisik, sosial dan ekonomi di wilayah studi; (2) Mendeskripsikan kecenderungan perubahan lahan yang dipengaruhi keberadaan Jembatan Suramadu dilihat dari kondisi eksisting dan perencanaan di wilayah studi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan metode analisa deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa Jembatan Suramadu memberikan perubahan-perubahan yang terjadi pada wilayah studi. Perubahan secara fisik terjadi pada berubahnya fungsi lahan dari sawah dan tegalan menjadi permukiman dan perdagangan serta jalan akses menuju Suramadu. Selain itu juga ditemukan produkivitas lahan yang didominasi oleh sektor pertanian sebelum adanya Jembatan Suramadu cenderung bergeser ke sektor industri setelah Jembatan Suramadu beroperasi. Semakin dekat dengan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu, maka daerah tersebut akan berkembang yang ditandai dengan peningkatan aksesibilitas dan perubahan guna lahan dari lahan pertanian menjadi permukiman dan komersil. Penelitian ini juga menemukan kecenderungan perubahan dari kondisi eksisting penggunaan lahan tahun 2010 dengan pola ruang yang tertera dalam Rencana Tata Ruang Wilayah tidak berbeda terlalu jauh dalam penggunaan lahannya, masih ada fungsi – fungsi lahan tertentu yang belum berubah mengingat bahwa RTRW Kabupaten Bangkalan baru dimulai tahun 2009. Sesuai arahan RTRW kecenderungan perubahan lahan terjadi pada sektor industri berupa Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan sekitarnya berupa Rest Area, kawasan industri EJIIZ dan Madura Industrial Seaport City (MISI) dan sektor permukiman. Kecenderungan perubahan mulai tampak dengan adanya pembebasan lahan untuk pembangunan rest area dan pelabuhan, serta kecenderungan berkembangnya permukiman baru. Penelitian ini merekomendasikan agar Pemerintah Daerah membuat peraturan daerah yang berkaitan dengan alih fungsi lahan serta dampak lainnya yang ditimbulkan Pemerintah Daerah juga perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang peraturan tersebut .
The Suramadu bridge is the bridge that crosses the Strait of Madura, which officially began its operations on June 10, 2009. The Suramadu bridge gives a great impact on the development of the region at Bangkalan Regencyin general and Suramadu Bridge Foot Area and the surrounding areas in particular. This study aims to show that regional growth occurs at the Suramadu Bridge Foot Area on Madura side, and both according to the existing condition and in terms of planning, are described in the specific objectives: (1) To describe the physical changes, social and economic development in the study area; (2) To describe the trend of changes in land affected Suramadu Bridge seen from the presence of existing conditions and planning in the study area. This study uses a deductive approach with a qualitative descriptive method of analysis. The data used are the primary and secondary data, collected by the method of interviewing, observation and documentation. This study found that Suramadu Bridge provides the changes that occur in the study area. Physical changes occur in the changing function of paddy fields and dry land into residential and commercial as well as access roads to the Suramadu. It also found that the productivity of land, dominated by the agricultural functions, which tends to shift to the industrial functions. Getting closer the Suramadu Bridge Foot Area, the area will be developed, which is characterized by an increase in accessibility and changes in land use from agricultural land into residential and commercial. The study also found a trend of change from the existing condition of land use in 2010 with the spatial pattern shown in the Spatial Plan does not differ too much in the use of land. There is still a functions – the function of certain land that has not changed given that the Spatial Plan Bangkalan Regency, which was just begun in 2009. Spatial trend of change according to the direction of land occurred in the industrial sector in the form of Suramadu Bridge Foot Area and surrounding areas form rest area, the industrial area EJIIZ and Madura Industrial Seaport City (MISI) and residential functions. The trend started to change with the release of land for the construction of rest areas and ports, as well as the development trend of new settlements. This study recommends that the Government should make regulations related to land use and other impact control better. Local government also needs to provide to the public understanding of the regulations.
Kata Kunci : Jembatan Suramadu, Perkembangan Wilayah