Laporkan Masalah

ANALISIS KESELAMATAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN (Studi kasus: Masinis yang beroperasi di Daop 6 Yogyakarta)

AKBAR ZULKARNAIN, Prof. Dr. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc.,

2012 | Tesis | S2 Mag. S. & T.Transportasi

Keselamatan merupakan syarat penting yang dijamin dalam hal penyelenggaraan perkeretaapian. Manusia (masinis) sebagai awak sarana perkeretaapian yang bertugas sebagai operator kereta api yang merupakan salah satu faktor penting dalam keselamatan perkeretaapian, sehingga kesiapan fisik, mental dan kecakapan profesi sangat dibutuhkan. Resiko alamiah yang harus dihadapi oleh seorang manusia (masinis) adalah terjadinya kelelahan yang kadang dialami saat melakukan pekerjaan. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan kereta api melibatkan seorang masinis yang kelelahan. Oleh karena itu perlu dilakukan Penelitian untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi kelelahan masinis guna mengurangi kecelakaan kereta api dalam hal peningkatan keselamatan perkeretaapian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner Skala Likert dengan pertanyaan terbuka dan tertutup Responden cukup memberikan tanda pada alternatif jawaban yang telah disediakan dan mengisi pada tempat yang telah disediakan berdasarkan apa yang telah dialami. Kuesioner terdiri dari 7 variabel independen, yaitu: kualitas tidur, beban kerja, kondisi kesehatan, lingkungan kerja, motivasi kerja, semangat kerja, dan masalah pribadi, serta 1 variabel dependen yaitu kelelahan. Dari 130 kuesioner yang disebar, yang kembali dan dapat dianalisis sebanyak 112 kuesioner. Data hasil kuesioner dianalisis terlebih dulu dengan analisis diskriptif guna mengetahui gambaran dan validitas data. Hasil skala likert dari kuesioner dibandingkan dengan skor kelompok normatifnya dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-masing alternatif respon. Nilai Hasil Penskalaan tersebut kemudian dianalisa dengan Analisis Regresi Metode Backward untuk mengetahui faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap kelelahan masinis. Sebagian besar masinis masuk dalam kategori tingkat kelelahan rendah (tidak mengalami kelelahan) dengan 69,6%. Analisis Regresi menghasilkan persamaan Y = - 0,662 + 0,154.X1 + 0,411.X2 + 0,367.X3 dengan r-square 0,381 yang berarti hanya 3 faktor yang mempengaruhi kelelahan masinis, yaitu beban kerja 0,154, semangat kerja 0,411, dan masalah pribadi 0,367. Prosentase masinis dalam mengatasi kelelahan, yaitu tidur dengan 30,82%, minum banyak air putih dengan 21,97%, dan meregangkan otot di kabin masinis dengan 14,75%.

Safety is an important requirement that is guaranteed in railways transportation. Human (train driver) as crewman has job descrption to operate the train. He is one of important factors in the safety of railways, so that his physical readiness, mental and professional skills are needed. Fatigue is a natural risk that must be faced by train driver, as a human being when doing work. The data show that mostly train accidents involving a train driver fatigue. Therefore it is necessary to do research to find the cause and how to solve the problem, in order to reduce train accidents in terms of improvement of railway safety. Research carried out by using a Likert Scale questionnaire with open and closed questions. Respondents only give a mark in the alternative answers and fill in the blank form that have been provided, based on their experiences. The questionnaire consists of 7 (seven) independent variables: quality of sleep, workload, health conditions, situation, motivation, spirit and personal problems, and also a dependent variable (fatigue). From 130 questionnaires which is distributed, there were only 112 questionnaires which could be analyzed. Data from questionnaires were analyzed first with the descriptive analysis in order to know the description and validity of data. The result of the Likert Scale score from questionnaires compared with normative groups by using the Method of Successive Interval (MSI), so we get the numbers as the score of each alternative response. Then it analyzed by Backward Regression Analysis Method to determine what factors and how far these factors influence driver fatigue. Mostly drivers are entered in the category of low-fatigue (not experiencing fatigue) with 69.6%. Regression analysis produced the equation Y = - 0.662 + 0.154. X1 + 0.411. X2 + 0.367. X3 with r-square 0.381, which means only 3 factors that affect driver fatigue. These are workload (0.154), spirit (0.411), and personal problems (0.367). The train driver overcome fatigue by sleeping (30.82%), drinking a lot of water (21.97%), and stretching in their cabin (14.75%).

Kata Kunci : Kelelahan masinis, Skala Likert, Method of Successive Interval, Analisis Regresi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.