POLA ALIRAN DISTRIBUSI KOMODITAS KOPI DI KABUPATEN TEMANGGUNG
Woro Pratiwi Setyorini, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP. Ph.D.,
2011 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & DaerahKabupaten Temanggung merupakan daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Tengah. Kopi merupakan komoditas unggulan perkebunan kedua setelah tembakau. Jalur distribusi masih menjadi kendala bagi petani. Mekanisme pasar yang efisien diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola aliran distribusi komoditas kopi Robusta di Kabupaten Temanggung, dan mengkaji faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, observasi lapangan, wawancara, data sekunder dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, dan pembahasan dilakukan secara deduktif. Penelitian ini menemukan bahwa di Kabupaten Temanggung terdapat dua jenis aliran komoditas, yaitu kopi ose (beras) dan kopi bubuk. Terdapat tujuh pelaku pasar yang terlibat dalam pemasaran kopi dan membentuk delapan jenis pola aliran distribusi pemasaran. Faktor dominan yang mempengaruhi terbentuk pola aliran distribusi komoditas kopi adalah modal dan jaringan sosial, dengan faktor pendukung antara lain karakteristik dan ketersediaan produk, tenaga kerja, nilai tambah, infrastruktur, informasi pasar, serta kebijakan pemerintah. Minimnya kondisi modal mengakibatkan pelaku pasar tidak leluasa mendistribusikan kopi Robusta yang dimilikinya. Kedua faktor dominan tersebut menyebabkan timbulnya ikatan antar pelaku pemasaran kopi, yaitu ikatan kapitalistik dan ikatan primordial. Ikatan kapitalistik akan mempengaruhi pelaku pasar untuk memasarkan produk yang dimiliki kepada pemberi bantuan modal. Ikatan primordial akan mempengaruhi pelaku pasar untuk memasarkan produknya kepada pedagang yang telah memiliki hubungan pribadi yang sangat baik dengannya. Kedua ikatan ini tidak terpengaruh oleh tingkat persaingan harga antar pelaku pasar.
Temanggung District is the largest coffee producer in central java . Coffee is the second leading commodity plantations after tobacco. The distribution channels still become an obstacle for farmers . An efficient market mechanism is expected to increase the income of coffee farmers. This research aims to find out the commodity flow patterns of Robusta coffee in Temanggung, and examines factors that affect those pattern. This research was conducted with qualitative approach. Data were collected through questionnaires, interviews, field observations, secondary data and literature study. Data analysis was done by qualitative descriptive, and the discussion is done deductively. This research found there are eight types of commodity flow involving seven market actors in Temanggung District. Dominant factors that affect the commodity flow pattern of coffee is the capital and social networks, with a contributing factor, among others, characteristics and availability of products, capital, labor, value added, infrastructure, market information, social networks and government policy. The limitations experienced by capital market participants will trigger the emergence of capitalistic bonds with the aid of capital. Social networks that are formed between market actors will give rise to primordial bond, the bond affects the market actors to market their products to merchants who already have a personal relationship that very well in excess of kinship.
Kata Kunci : kopi, aliran distribusi komoditas, pemasaran, pelaku pasar, ikatan kapitalistik dan ikatan primordial.