PERKAWINAN ENDOGAMI DI KALANGAN MASYARAKAT TENGANAN PEGRINGSINGAN DI KABUPATEN KARANGASEM BALI
Ni Kadek Yunita Parwesi, Agus Sudaryanto, S.H., M.Si.,
2012 | Tesis | S2 Magister KenotariatanTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkawinan endogami di kalangan masyarakat Tenganan Pegringsingan khususnya mengenai faktor pendorong terjadinya perkawinan endogami dan sanksi terhadap pelanggaran perkawinan endogami di masyarakat Tenganan Pegringsingan. . Penelitian ini merupakan penelitian yuridis sosiologis yaitu penelitian yang lebih menekankan pada penelitian lapangan yang menjelaskan tentang hukum yang benar-benar berlaku di dalam masyarakat Tenganan Pegringsingan yang mengatur tentang perkawinan endogami. Data sekunder dan data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dan lapangan, kemudian dianalisis secara kualitatif. Responden dan narasumber ditentukan sejumlah 24 (duapuluh empat) orang dipilih secara purposive sampling. Sebanyak 19 (sembilan belas) orang responden dan 5 (lima) orang narasumber yang berasal dari Kelian Adat, Kelian Dinas, Bendesa Adat, Kepala Desa dan Pemangku atau Pendeta. Hasil penelitian menunjukan bahwa, sistem perkawinan endogami pada masyarakat Tenganan Pegringsingan yang mengharuskan masyarakatnya menikah hanya dengan orang Tenganan Pegringsingan asli. Faktor-faktor pendorong masih dilakukannya perkawinan endogami adalah adanya tradisi leluhur, perkawinan ideal, larangan perkawinan dan hak waris. Masyarakat Tenganan Pegringsingan yang melakukan pelanggaran sistem perkawinan endogami, karena perkawinan dengan orang yang bukan berasal dari Desa Tenganan Pegringsingan dapat dikenakan beberapa sanksi berdasarkan kesalahan yang dilakukan. Khusus bagi laki-laki dalam kaitannya dengan perkawinan endogami diberikan pengecualian untuk mengambil istri dari luar Desa Tenganan Pegringsingan. Wanita yang diambil menjadi istri harus memenuhi persyaratan sesuai dengan awig-awig Desa Tenganan Pegringsingan. Namun demikian laki-laki tersebut tetap dikenakan sanksi yaitu dikeluarkan dari jajaran keanggotaan krama desa dan masuk menjadi krama gumi pulangan, sedangkan bagi gadis Tenganan Pegringsingan yang menikah dengan pemuda luar Desa Tenganan Pegringsingan, maka sanksi yang diberikan desa adalah denda yang berupa uang kepeng sebesar 75.000, dibuang dari Desa Tenganan Pegringsingan serta hak waris dan hak-hak lainnya hilang.
The purpose of this study is to know marriage of endogamy among the society of TengananPegringsingan especially related the stimulator factor of the occurrence of endogamy marital and sanction against violations of endogamymarital in the society of TengananPegringsingan. This research is a juridical sociological research that more emphasis on field research describing the laws that really apply in the society ofTengananPegringsinganmanaging endogamy marital. Secondary data and primary data in this study are collected through literature research and field research, and then analyzed qualitatively. Respondents and informants are determined a number of 24 (twenty four) selected by purposive sampling. A number of 19 (nineteen) of the respondents and 5 (five) informants come from Kelian custom, Kelian agency, Bendesa custom, the head of the village and Stakeholder or Reverend. The results showed that, mating systems of endogamy in the societywho oblige thesociety of TengananPegringsingan marry only with the original PegringsinganTenganan. The stimulator factors still do marriage of endogamy is the existence of ancestral traditions, the ideal marriage, ban marriage, and inheritance rights. The society of TengananPegringsingan who violate the endogamy marriage system, because marriage with a person who is not from the village of TengananPegringsingan can be deceived some sanctions based on the mistakes made. Especially for men in relation to endogamy marital granted exemptions to take a wife from outside the village of TengananPegringsingan. The woman was taken to be the wife must meet the requirements in accordance with awig-awigTengananPegringsingan Village. However, men are still be deceived sanctions that are excluded from the ranks of the membership and entered to be kramagumipulangan, whereas for girls of TengananPegringsingan who married withyouth from the outside village of TengananPegringsingan, so the sanctions given in the form of the village is a fine amounting to 75 000 coins , banished from the village of TengananPegringsingan and inheritance rights and other rights lost.
Kata Kunci : Perkawinan Endogami, Hukum Adat, Masyarakat Tenganan Pegringsingan.