EVALUASI NILAI JEMBATAN PRA DAN PASCA ERUPSI MERAPI 2010 MENGGUNAKAN SIMULASI ALTERNATIF RUTE DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN ASPEK SOSIAL Studi Kasus : Jembatan Pagerjurang, Bulaksalak, Salam dan Geblok di Kecamatan Cangkringan

Dedhi Noviandy, Arief Setiawan Budi Nugroho, ST., M.Eng., Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Jembatan merupakan komponen yang cukup penting dalam suatu jaringan jalan, jembatan merupakan infrastruktur penghubungan antar daerah yang terisolir baik itu oleh sungai, bukit, laut dll. Atas dasar tersebut keberadaan jembatan menjadi sangat vital dalam menunjang kehidupan perekonomian dan sosial penduduk. Jika suatu jembatan putus maka secara otomatis kehidupan perekonomian dan sosial penduduk dapat terganggu. Penelitian ini merupakan suatu metode penilaian jembatan dengan cara simulasi alternatif rute untuk mengetahui Nilai Jembatan ditinjau dari Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial. Jembatan yang menjadi objek penelitian adalah Jembatan Pagerjurang, Jembatan Bulaksalak, Jembatan Salam, dan Jembatan Kulon Geblok yang berjejer dari utara ke selatan melintasi sungai Opak. Adapun variabel yang mempengaruhi Nilai Jembatan adalah jarak antara titik pusat dusun ke titik referensi, jenis perkerasan jalan, potensi ekonomi dusun, jumlah penduduk dusun. Semua dusun ditinjau terhadap suatu titik referensi, untuk titik referensi Ekonomi ditentapkan Pasar Pakem sebagai tempat pusat perekonomian sedangkan untuk titik referensi Sosial terdiri dari dua titik referensi, yang pertama titik referensi A yaitu akses jalan keluar dari Kecamatan Pakem menuju jalan kaliurang (Kota Yogyakarta) dan kedua titik referensi B yaitu akses jalan keluar desa Wukirsari menuju Prambanan. Hasil dari penelitaian ini adalah berupa Nilai dari masing – masing jembatan yang menjadi objek penelitian. Hasil dari nilai jembatan ditinjau dari Aspek Ekonomi adalah sebagai berikut Jembatan Pagerjurang sebesar Rp.65.844.758.888,-, Jembatan Bulaksalak sebesar Rp. 73.427.552.691,-, Jembatan Salam Rp. 74.144.569.971,-, dan Jembatan Kulon Geblok sebesar Rp.75.994.778.078,-. dan Untuk hasil nilai jembatan ditinjau dari Aspek Sosial adalah sebagai berikut Jembatan Pagerjurang sebesar 1.306 Jiwa, Jembatan Bulaksalak sebesar 1.660 Jiwa, Jembatan Salam sebesar 1.703 Jiwa, dan Jembatan Kulon Geblok sebesar 1.743 Jiwa. Adapun urutan skala prioritas penanganan jembatan berdasarkan Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial sama yaitu sebagai berikut, urutan prioritas pertama adalah Jembatan Kulon Geblok, urutan kedua Jembatan Salam, urutan ketiga Jembatan Bulaksalak, dan urutan keempat Jembatan Pagerjurang. Hasil nilai jembatan tersebut sudah divalidasi dengan hasil kuisioner persepsi penduduk dusun yang menjadi objek penelitian dalam pemilihan jembatan dan dengan hasil survai volume lalu lintas jembatan.

The bridge is an important component in a network of roads. Bridges are the infrastructure connecting inter - isolated areas by rivers, hills, seas, etc. For that reason, the existence of the bridge is essential in order to maintain economic and social life of the society. If a bridge is broken, then it can automatically interrupt the economic and social life of the society. This research was a bridge evaluation method using route alternative simulation in order to find out bridge functional value reviewed from economic and social aspects. The object of the research was Pagerjurang, Bulaksalak, Salam, and Kulon Geblok bridges which crossed from North to South over Opak River. Meanwhile, variables affecting bridge value were distance between village center point to reference point, types of pavement, village economic potency, and population of the villagers. All villages were reviewed towards a reference point; Pakem Market was stated as Economic reference point, meanwhile for Social reference point consisted of two points, the first was A reference point which was way out access from Pakem Sub-district to Kaliurang Street (Yogyakarta) and the second one, B reference point, was way out access from Wukirsari village to Prambanan. The result of this research was value from each bridge that became research object. Results from bridge functional value reviewed from Economic Aspect were as follows; Pagerjurang Bridge was Rp.65.844.758.888,-, Bulaksalak Bridge was Rp. 73.427.552.691,-, Salam Bridge was Rp. 74.144.569.971,-, and Kulon Geblok Bridge was Rp.75.994.778.078,-. And the results of bridge value reviewed from Social Aspect were as follows; Pagerjurang Bridge was 1.306 people, Bulaksalak Bridge was 1.660 people, Salam Bridge sebesar 1.703 people, and Kulon Geblok Bridge was 1.743 people. There were also scale priority orders in bridge solving based on Economic and Social Aspects. The first priority order turned to Kulon Geblok Bridge, the second priority order was Salam Bridge, the third was Bulaksalak Bridge, and the forth one was Pagerjurang Bridge. The result of those bridges had been validated by villagers’ perception questioner result that became research object in bridge selection and result survey of bridge traffic volume.

Kata Kunci : Nilai Jembatan, Skala Prioritas, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial