TEKNOLOGI KONSTRUKSI EMPYAK (PENEKANAN PADA STABILITAS STRUKTUR)
A. Robbi Maghzaya, Dr. Ing. Ir. E. Pradipto
2012 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturSalah satu warisan teknologi arsitektur tradisional yang masih dapat dijumpai saat ini adalah struktur empyak. Empyak yang dikenal oleh masyarakat Jawa, terutama di Yogyakarta saat ini mengalami kemunduran dalam hal kuantitas. Kecenderungan masyarakat untuk tidak lagi menggunakan struktur empyak karena teknologi empyak memang bukan merupakan teknologi yang sempurna yang dapat bertahan selamanya. Banyak kelemahan-kelemahan baru yang muncul ketika dihadapkan pada masalah-masalah baru akibat perubahan pola hidup masyarakat. Penelitian mengenai permasalahan yang dijumpai dalan teknologi empyak menjadi diperlukan untuk mempertahankan kelestarian teknologi struktur atap bambu ini. Penelitian mengenai sebuah teknologi harus melihat dialog antara manusia dan lingkungannya. Jika dialog tersebut gagal maka sebuah teknologi tidak dapat tercipta atau berkembang. Dialog tersebut dapat berupa teknik, produk, proses, dan teori. Langkah-langkah penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek. Pengamatan ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap prapenelitian untuk melihat secara umum objek empyak dan tahap penelitian untuk mendalami objek dengan lebih detail. Hasil analisis data yang merupakan dialog antara data lapangan (pengamatan teknis) dan data konseptual (hasil wawancara) sehingga dapat ditemukan masalah mengapa struktur empyak tidak dapat berkembang secara teknologis. Ada tiga langkah analisis yang dilakukan pada penelitian ini. Pertama, analisis data hasil prapenelitian. Pada tahap ini, 20 objek empyak yang diamati diklasifikasikan berdasarkan keunikan-keunikan elemen-elemen penyusunnya. Sehingga didapatkan tiga kategori tipologi struktur empyak yaitu: tipologi empyak berdasarkan elemen gendongnya, tipologi empyak berdasarkan bentuk geometri atapnya, dan tipologi berdasarkan bentuk elemen usuknya. Tahap analisis yang kedua, analisis data dari 5 objek empyak yang diamati. Analisis tahap ketiga adalah analisis mengenai faktor teknik, produk, proses, dan teori. Berdasarkan analisa diatas, yang menyebabkan teknologi empyak tidak dapat berkembang adalah: Perubahan sosial pada masyarakat modern yang sulit untuk mendapatkan tenaga gotong royong; Mudahnya mendapatkan informasi membangun rumah membuat alternatif konstruksi yang dimiliki masyarakat semakin banyak; Efisiensi waktu dan bahan yang dibutuhkan untuk struktur empyak kalah dibandingkan dengan struktur bahan yang lain; Membutuhkan tempat yang cukup luas untuk merakit empyak; Teori mengenai teknik-teknik baru untuk mengefisiensikan pembuatan empyak tidak berkembang.
One of the legacies of traditional architecture technologies that can still be found today is empyak structure. Empyak known by the Java community, especially in Yogyakarta today suffered a setback in terms of quantity. Tendency for people to no longer use the structure empyak because this technology is not a perfect technology that can last forever. Many new vulnerabilities that arise when faced with new problems caused by changes in lifestyle that a new society. Research on the problems encountered in technology empyak be required to maintain the sustainability of bamboo roof structure of this technology. Research on the technology should see a dialog between humans and their environment. If the dialogue fails then a technology can not be created or evolved. Dialogue can be technical, product, process, and theory. The steps of this research is done by direct observation of the object. These observations are carried out in two stages, namely pre-research stage to see the object in general empyak and research phase to explore objects in greater detail. The results of data analysis which is a dialogue between the field data (observation technical) and conceptual data (interviews) in order to discover the problem why empyak structure can not evolved technologically. There are three steps analysis conducted in this study. First, the analysis of data from pre research. At this stage, the 20 objects observed are classified based on the uniqueness of its constituent elements. So we get three categories namely empyak structural typologies: typologies empyak based on the gendong element, empyak typology based on the geometry of the roof, and the typology based on the form of usuk element. The second stage of analysis, analysis of data from five objects observed. The third stage of analysis is an analysis of technical factors, products, processes, and theory. Based on the above analysis, which causes empyak technology can not be developed are: Social change in modern society that are difficult to obtain mutual aid personnel; Easily get information to make an alternative construction to build homes in the communities more and more; efficiency of time and materials required for empyak structures less compared with other structural materials; Need a place large enough to assemble empyak; theory about new techniques to efficiently manufacture empyak not develop.
Kata Kunci : empyak, teknologi, bambu