PEMANFAATAN MATERIAL LIMBAH TAMBANG TIMAH DARI KABUPATEN BANGKA BARAT PROPINSI BANGKA BELITUNG SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BASE)
Aidin Setiawan Putera, Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc, Ph.D
2012 | Tesis | S2 Mag.Teknologi Bahan BangnPropinsi Bangka Belitung merupakan salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia dan menghasilkan material yang berlimpah dari limbah penambangan timah tersebut. Namun dalam penggunaan bahan baku perkerasan jalan, pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat masih menggunakan material yang didatangkan dari luar Pulau Bangka, misalnya Pulau Jawa atau Sumatera. Hal ini sejalan dengan ketersediaan material limbah tambang timah yang berlimpah dan belum dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik material dari limbah tambang timah dan kadar aspal optimum yang digunakan pada campuran terhadap stabilitas dan durabilitas campuran AC-Base untuk lalulintas berat. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan agregat kasar dari limbah tambang timah Kabupaten Bangka Barat sebanyak 80% dengan agregat kasar dari Clereng Kabupaten Kulonprogo sebanyak 20% sedangkan agregat halus dari limbah tambang timah Kabupaten Bangka Barat dan filler dari Clereng Kabupaten Kulonprogo. Penelitian dilakukan dengan 3 variasi campuran, untuk variasi 1 memiliki campuran agregat kasar 81%, agregat halus 16%, filler 3%, variasi 2 memiliki campuran agregat kasar 77,1%, agregat halus 18,4%, filler 4,5%, variasi 3 memiliki campuran agregat kasar 73,2%, agregat halus 19,8%, filler 7%. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode Marshall dan Indirect Tensile Strength Test. Berdasarkan pengujian Marshall didapat nilai KAO untuk variasi 1 sebesar 5,3%, variasi 2 sebesar 5,8%, variasi 3 sebesar 5,9%. Nilai Indeks Perendaman pada pengujian Marshall untuk variasi 1 sebesar 112,09%, variasi 2 sebesar 113,56%, variasi 3 sebesar 121,42% dan nilai Tensile Strength Ratio pada pengujian Indirect Tensile Strength untuk variasi 1 sebesar 103,82%, variasi 2 sebesar 110,96%, variasi 3 sebesar 113,90%. Hal ini berarti bahwa material limbah tambang timah dari Kabupaten Bangka Barat dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran AC-Base. Variasi yang paling direkomendasikan untuk perkerasan jalan jenis AC-Base adalah variasi 3 karena memiliki kelebihan dari segi stabilitas, durabilitas dan nilai ekonomi dibandingkan dengan variasi lainnya.
Province of Bangka Belitung Islands is one of the largest tin producer in Indonesia and produces an abundance of material from the tin mining waste. However for road pavement materials, local government of West Bangka Regency use materials from outside the island of Bangka, eg Java or Sumatra. This is in contrast with the availability of mine waste material that is abundant and untapped. This study aims to determine the material characteristics of tin mining waste and optimum compotition that is used in a mixture of AC-Base to stability and durability of a mixture of AC-Base for heavy traffic. This research was conducted by combining coarse aggregate from waste tin mines of West Bangka Regency as much as 80% with coarse aggregate of Clereng Kulonprogo District as much as 20% while the fine aggregate from waste tin mines of West Bangka Regency and filler from Clereng of Kulonprogo Regency. The study was conducted with 3 variations of the mixture, to variation 1 has 81% a mixture of coarse aggregate , 16% fine aggregate , filler 3%, variation 2 has a mixture of coarse aggregate 77.1%, fine aggregate 18.4%, filler 4.5%, variation 3 has a mixture of coarse aggregate 73.2%, fine aggregate 19.8%, filler 7%. Tests conducted in this study using the Marshall method and Indirect Tensile Strength Test. Based on the Marshall test, values obtained for the optimum bitumen content of variation 1 by 5.3%, variation 2 by 5.8%, variation 3 by 5.9%. Soaking in the index value of Marshall test for the variation 1 equal to 112.09%, the variation 2 equal to 113.56%, the variation 3 equal to 121.42% and the Tensile Strength Ratio on Indirect Tensile Strength test for a variation 1 is 103.82%, for variation 2 equal to 110.96% and for variation 3 equal to 113.90%. This means that the waste material from the tin mines of West Bangka Regency can be used as a AC-Base mixture. The most recommended variations for street pavement type AC-Base is variation 3 because its superior in terms of stability, durability and economic value compared with other variations.
Kata Kunci : AC-Base, material limbah tambang timah, metode Marshall, Indirect Tensile Strength Test