Laporkan Masalah

PENGARUH ANGKATAN KERJA, INVESTASI ASING, INVESTASI DALAM NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PENDAPATAN PAJAK DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DIY (SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN OTONOMI DAERAH)

Vincentius Prabowojati Wicaksono, Dr. Boediono

2012 | Tesis | S2 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting dalam keberhasilan pembangunan ekonomi daerah. Provinsi DIY memiliki tingkat pertumbuhan yang masih rendah jika dibandingkan dengan Provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa akibat masih kurang baiknya pengolahan sumber daya dan potensi yang ada serta pengembangan infrastuktur dan sarana yang masih belum optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi, pendapatan dari pajak daerah serta jumlah angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY sebelum dan sesudah dilakukannya otonomi daerah. Pada penelitian ini digunakan teori pertumbuhan ekonomi regional Solow yang mendasarkan pada fungsi produksi Cobb Douglas. Model penelitian ini didasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh Kim (1997). Data yang digunakan adalah Data PDRB, realisasi pengeluaran pemerintah, PMDN dan PMA, pendapatan pajak, serta angkatan kerja tiap kabupaten/ kota di Provinsi DIY dari tahun 1990-2009. Analisis dilakukan menggunakan model panel data dengan bantuan perangkat lunak Eviews. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angkatan kerja dan investasi dalam negeri berpengaruh negatif dan signifikan pada α 5% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY. Pengeluaran pemerintah, pendapatan pajak, dan otonomi daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY. Sedangkan investasi asing tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY. Hasil dari fixed effect menunjukkan variabel-variabel yang diujikan secara keseluruhan berdampak negatif pada pertumbuhan wilayah Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo masing-masing sebesar -0,055, -0,132, -0,318. Sedangkan bagi Kabupaten Sleman dan Kota Yogya berpengaruh positif sebesar 0,229132 dan 0,0441.

Economic growth is an important indicator of the success of regional economic development. Growth rate in Province of DIY is still low than other provinces in Java. This is because management of natural resources and humah resources are less, and the development of infrastructure and facilities are still not optimal. The purpose of this study to determine the effect labor force, foreign investment, domestic investment, government expenditure, and tax revenue on economic growth in Province of DIY before and after regional autonomy. This study used Theory of Solow’s based on Cobb Douglas function of production. Model is based on research from Kim (1997). Data in this study is realization of GDP, labor force, foreign and domestic investment, and government expenditure each district in Province of DIY from 1990-2009. This study using eviews for data processing. The results showed that the labor force and domestic investment has negative and significant effect with α = 5% to economic growth in Province of DIY. Government expenditure, tax revenues, and regional autonomy has positive and significant effect on economic growth. Foreign investment is not significant on economic growth in Province of DIY. Results from fixed effects indicate variables that tested the overall has negative effect on the growth of the Bantul area, Gunung Kidul, Kulonprogo each for -0.055, -0.132, - 0.318. Yogyakarta and Sleman has positive effect each for 0.229132 and 0.0441.

Kata Kunci : Pertumbuhan ekonomi, Pengeluaran pemerintah, PMDN, PMA, Penerimaan pajak, Angkatan kerja, Solow model.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.