COPING MECHANISM OF SETTLEMENTS ALONG THE RIVER BANK ON SEASONAL FLOODING: THE CASE OF SETTLEMENT ALONGSIDE THE JELAI RIVER, THE SUKAMARA REGENCY, CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE, INDONESIA

SUNARDI, Dr. Alberto Gianoli,

2011 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Kelurahan Padang adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Sukamara, Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, yang merupakan kelurahan paling padat di kabupeten ini. Dan hampir semua permukiman di kelurahan ini terletak sepanjang pinggiran Sungai Jelai dengan bangunan berupa rumah panggung sebagai adaptasi mereka terhadap tempat yang selalu tergenang air. Namun demikian, tinggi permukaan air Sungai Jelai di tahun-tahun terakhir ini semakin tinggi khususnya pada puncak musim hujan. Sehingga, rumah tangga yang mempunyai cukup dana dapat meninggikan lantai rumah mereka agar terhindar dari genangan air tersebut, atau pindah dan membangun rumah di tempat lain. Ini berbeda dengan rumah tangga miskin yang tidak mampu melakukan hal tersebut di atas, mereka hanya mampu melakukan strategi yang lain yang bersifat sementara dalam menghadapi banjir musiman tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami strategy coping yang dilakukan oleh rumah tangga miskin dalam menghadapi banjir musiman. Oleh karena itu, untuk menambah lengkapnya informasi dalam rangka mencapai tujuan penelitian, maka penelitian ini juga mencoba untuk menjelaskan karakteristik dari banjir dan juga rumah tangga miskin yang terkena dampak dari banjir tersebut, dan juga mencoba menjelaskan intervensi apa saja yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten berkenaan dengan banjir musiman tersebut. Dengan demikian, pendekatan descriptive dan exploratory menggunakan metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini utamanya didasarkan pada data primer yang diperkuat dengan data sekunder untuk memperdalam analisis. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam terhadap responden, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari studi literature terhadap arsip dan dokumen pemerintah. Responden yang diwawancara adalah 20 rumah tangga miskin, satu tokoh masyarakat, dan tujuh pegawai pemerintah yang berkompeten di bidang yang berkitan dengan masalah penelitian, yang kesemuanya dipilih menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, banjir di daerah penelitian termasuk ke dalam kategori riverine slow-onset yang terjadi minimal sekali setahun dengan ketinggian antara 10-40 cm di atas lantai rumah untuk waktu tiga minggu sampai 1,5 bulan. Banjir ini disebabkan oleh kombinasi dari keadaan alam itu sendiri dan akibat campur tangan manusia. Selanjutnya, walaupun banjir tidak mengakibatkan korban jiwa, banjir ini dinilai tetap mengganggu penghidupan keseharian rumah tangga yang terkena dampaknya, yang sebagian besar berpendidikan rendah, mempunyai ketergantungan dengan keberadaan sungai dalam kehidupan kesehariannya, berpenghasilan harian rendah, dengan kondisi kesehatan yang relatif rendah karena mengidap penyakit kambuhan. Sehingga, dalam beradaptasi dengan banjir musiman, rumah tangga melakukan beberapa strategi baik sebelum, ketika terjadi banjir, ataupun sesudahnya, yang dapat dikategorikan ke dalam economical coping strategies, physical coping strategies, dan social-cultural coping strategies, yang kesemuanya dipengaruhi oleh karakteristik ari banjir tersebut an kondisi sosial ekonomi mereka sendiri dan untuk hal hal tertentu dipengaruhi oleh intervensi yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Dan pada akhirnya, ada beberapa rekomendasi yang dapat ditarik dari penelitian ini khususnya berkaitan dengan perbaikan kondisi permukiman, perbaikan kondisi dan kualitas Sungai Jelai, dan pengembangan sumber-sumber pendapatan bagi masyarakat miskin di daerah penelitian.

Kelurahan Padang, one sub-district in the Sukamara regency, Central Kalimantan province, Indonesia, is the most dense subdistrict in the regency. In addition, most of the settlements in its sub-district are located alongside the Jelai River with houses on stilts that was effective to adapt to such always-watered condition. However, the water level of the Jelai River in peak rainfall season is increasing recently. So, to cope with that condition, households that have enough resources tend to raise their houses or move to the other places. Different with the poor households who do not have enough resources either to elevate the houses or to move to other places, they employ other temporarry coping strategy in facing the seasonal flooding. The main objective of this research is to understand the coping strategies done by poor households in facing the seasonal flooding. Therefore, to complement the main objective, this research also tries to describe the characteristics of the flooding and the characteristics of the vulnerable households, and also to asses the role of the local government in relation to the seasonal flooding in the study area. So, a descriptive and exploratory approach using qualitative method is designed to understand and figure out the coping strategies done by poor households. This research is mainly based on primary data. However, secondary data is also used to complement the primary data to strengthen the argumen. Primary data was collected mainly by interviews with respondents while secondary data gathered through literature study towards government archives and documents. Respondents are 20 poor households living in the study area, one community leader, and seven government officials whose the job have relation with the research problem, selected by purposive sampling. It is found that flooding in the study area is riverine slow-onset flooding, caused by the combination of natural condition and human activities, occured at least once a year in the peak rainfall season with the depth measured from the floor level about 10-40 cm for the duration about three weeks until 1,5 months in each occurence. Furthermore, although it was not causing any injury or death, households in the study area perceived the flooding as nuisance because of disruption on their livelihood/assets. It is also found that generally poor households living in the study area are households who have low educational level, have dependency on the existence of the Jelai River for their daily domestic activities and occupation field, have low daily-based income, and have bad health condition because of suffering from reccurent diseasis. Furthermore, to overcome and reduce the impact of the seasonal flooding, households have applied some coping strategies done before, during, and after flooding, which generally is categorized into economical coping strategies, physical coping strategies and social-cultural coping strategies. In addition, it is indicated that the variation of those coping strategies is influenced by the characteristics of the flooding, the socio-economic characteristics of households itself, and to some extent the local government intervention. The local government has also managed to develop some intervention that can be categorized into mitigation, prevention, preparedness, infrustructure development, and intervention on the disaster impact. Finally, this research proposed some recomendation to improve the livelihood/assets of households so that will increase their rescilience in facing the disaster. Those recomendations are related to improving their housing condition and the quality of the Jelai River, and establishing other resource of income for households.

Kata Kunci : strategi coping, banjir, rumah tangga, Kabupaten Sukamara, Indonesia