Laporkan Masalah

PERLAWANAN PEREMPUAN TERHADAP KETIDAKADILAN GENDER: TINJAUAN KRITIK SASTRA FEMINIS DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI

Asep Dikdik Sodikin, S.Sos.I, Prof. DR. Siti Chamamah Soeratno,

2011 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian terhadap perlawanan perempuan dalam novel Entrok dilakukan berdasarkan masalah yang dirumuskan melalui (1) ketidakadilan gender dan implikasinya terhadap novel Entrok, (2) Perlawanan perempuan terhadap ketidakadilan gender dalam novel Entrok. Kedua rumusan tersebut dianalaisis menggunakan teori kritik sastra feminis yang difokuskan pada tulisan perempuan (ecriture feminine) yang digagas Helene Cixous dalam perspektif feminisme postmodern. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka (library research) dan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan perempuan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana strategis untuk mencapai kesetaraan hak bersama laki-laki. Melalui novel Entrok, perempuan menulis gagasan perlawanan terhadap ketidakadilan gender dengan menyuarakan beragam fakta yang dialami perempuan dari sudut pandang mereka, seperti ketidakadilan gender yang termanifestasi dalam stereotip, subordinasi, marjinalisasi, kekerasan, dan beban kerja. Realitas ketertindasan yang disuarakan perempuan melalui ketidakadilan gender mencakup keterbatasan untuk bertindak, memilih, memegang prinsip hidup diungkapkan dengan apa adanya, seksualitas dan tubuh. Dengan kata lain, pengungkapan ketidakadilan ini diharapkan bisa membuka kesadaran perempuan untuk melakukan langkahlangkah antisipasi, dan melakukan perlawanan terhadap penindasan melalui tindakan nyata. Dengan begitu, perempuan dapat menjadi Diri yang mampu menyuarakan kehendaknya seperti laki-laki. Perempuan adalah Diri yang bebas, bukan milik laki-laki (sistem patriarki), tetapi milik dirinya sendiri. Adapun perlawanan perempuan terhadap ketidakadilan gender dalam novel Entrok dilakukan dengan membuat tahapan-tahapan membangun kekuatan pondasi perlawanan. Tahapan ini berupa penguasaan perempuan terhadap bidang pendidikan dan ekonomi di sektor publik dan domestik. Kekuasaan perempuan pada kedua bidang ini pada gilirannya bisa membentuk kekuatan besar dalam rangka melawan ketidakadilan gender dalam bentuk sikap mental negatif, marjinalisasi, adat-istiadat, kekerasan seksual, dan kebijakan pemerintah.

Research on the resistance of women in the novel Entrok is based problem formulated by (1) gender inequality and their implications in the novel Entrok. (2) Resistance of women against gender injustice in the novel Entrok. Both formulations in analyzed using the theory of feminist literary criticism, which focus on feminine writing (ecriture feminine) was initiated by Helene Cixous in postmodern feminism perspective. The data was collected through a library research and using a qualitative approach. Result showed, women using literary works as a strategic means to achieve equal rights with men. Through the novel Entrok, she writes the idea of resistance against gender injustice by voicing a variety of facts experienced by women from their perspective, such as gender inequalities are manifested in stereotypes, subordination, marginalization, violence, and workload (burden). Reality called for women’s oppression through gender inequality include limitations to act, choos, hold the principle of life is expressed by they self, sexuality and body. Disclosure of injustice is expected to open awareness of women to take steps to anticipate and resistance to oppression through concrete actions. That way, women can become self that is able to voice their will like a man. Women are the Self which is free, does not belong to men (patriarch), but her is herself. The resistance of women against gender injustice in the novel Entrok, done by making the stages of building a foundation of strength resistance. This stage is the mastery of women to education and economic development in the public and domestic sector. Power of women in both these areas in turn could form a large force in order to fight against gender inequality in the form of a negative mental attitude, marginalization, patriarch culture, sexual violence, and government policies.

Kata Kunci : perlawanan perempuan, ketidakadilan gender, tulisan perempuan (feminine writing), patriarki.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.