LANDSLIDE POTENTIAL HAZARDS AND PEOPLE PERCEPTIONS ON HUMAN VULNERABILITY HOTSPOTS IN TAWANGMANGU DISTRICT
DHENY TRIE WAHYU SAMPURNO, Ir. Suryanto, MSP,
2011 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & DaerahPeningkatan jumlah penduduk yang pesat merupakan sebuah fenomena di Indonesia. Hal ini mempengaruhi penghidupan rakyat. Semakin banyak lahan dibutuhkan untuk menjadi sumber pendapatan hidup yang utama dari pertanian. Kondisi lahan seringkali memiliki potensi bencana. Masyarakat yang tinggal di sekitar pegunungan memiliki bahaya longsor, , gempa, letusan gunung berapi, dan kebakaran. Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang berada di deretan pegunungan dan vulkano, bencana geologi merupakan bahaya terbesar untuk kelangsungan hidup masyarakat. Longsor banyak menyebabkan kematian dan kehilangan. Daerah sekitar pegunungan dianggap memiliki prioritas utama dalam potenti bahaya longsor. Kecamatan Tawangmangu dengan luas 6.251 km2 berada di lereng Gunung Lawu. Tercatat ada 12 kejadian longsor yang besar dan lebih banyak lagi kejadian longsor kecil yang tidak tercatat selama 7 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan 79% dari daerah permukiman dan 35.624 orang dalam kondisi rawan bencana longsor. Kondisi ini diperburuk oleh adanya lahan kebun di lereng-lereng pegunungan. Dengan pendekatan Heuristic, GIS Modeling adalah alat untuk mengevaluasi dan mendeskripsikan distribusi area yang berpotensi longsor. Hasilnya menunjukkan hampir 57.9 % atau 3,619.08 Ha area pada level potensi longsor yang tinggi. Dan pendekatan kualitatif deskriptif digunakan untuk mengungkapkan persepsi masyarakat yang tinggal di daerah hotspot rawan longsor. Pada umumnya penduduk memiliki persepsi yang cukup tentang pengetahuan dasar, lokasi, aksi mitigasi, dan aksi penanggulangan bencana longsor. Peningkatan pengetahuan tentang bahaya longsor dan pembuatan bangunan pencegah longsor merupakan salah satu upaya untuk mengurangi tingkat bahaya longsor yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Exaggerated increasing population is a phenomenon in Indonesia. This number will affect on the people livelihood. More lands are demanded to be primary living income with agriculture livelihood. Condition of those lands might have potential natural or people made hazards. People who live in mountainous area have similar threat of hazards, landslides, earthquakes, volcanic eruptions, and fire. With the condition of Indonesia as an archipelago country and lined with mountainous and volcanoes, major geological disasters are became threads to human live. Landslides have caused many casualties and losses. Mountainous areas are suspected to be the first priority of potentially landslide prone areas. Tawangmangu District with 6,251 km 2 is on the Lawu Mountainous areas. The 12 recorded landslide occurrences and numerous unrecorded in the past 7 years made 79 % of settlement areas in danger and 35,624 people are threaten. The vegetable garden has been deteriorated the landslide potential hazard. Heuristic approach with GIS modeling is a tool to evaluate and describe the distribution of landslide potential hazard. It shows that almost 57,9 % or 3,619.08 Ha is in high landslide potential hazard. And the qualitative descriptive approach is used to express the people perception lived in human vulnerability hotspot. People have a relatively good perception about the basic knowledge of landslide hazard, the potential location, and mitigation and prevention actions. The enhancements of knowledge on landslide hazard and landslide countermeasure construction are required to reduce the landslide hazard.
Kata Kunci : Potensi Bahaya Longsor, GIS modeling, Persepsi Masyarakat