Laporkan Masalah

ALEL GEN HLA-A2402 SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA KARSINOMA NASOFARING DI RSUP dr SARDJITO

HENDI ISLAMI, Dr. dr. Bambang Hariwiyanto, SpTHT-KL (K)

2012 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan yang menyerang daerah kepala leher yang paling sering ditemukan di Indonesia. Beberapa faktor seperti infeksi virus Epstein-Barr (EBV), nitrosamine, lingkungan dan genetik diduga sebagai penyebab terjadinya KNF. Adanya insidensi yang berbeda pada tiap populasi dan ditemukan generasi selanjutnya penderita KNF akan mendapatkan penyakit yang sama serta tingginya insiden KNF pada emigran asal china selatan di daerah barat dengan insiden KNF rendah menunjukkan keterlibatan faktor genetik terhadap kejadian KNF. Infeksi EBV berhubungan erat dengan derajat imunitas seluler dan terkait dengan faktor imunogenetik, dimana infeksi EBV akan menimbulkan respon imun pada diri penderita untuk mengenal dan mengeliminasi antigen asing yang dihubungkan dengan kemampuan molekul HLA mempresentasikan antigen tersebut ke sel Tcytotoxic. Beberapa gen yang diteliti yang merupakan gen yang berpengaruh terhadap terjadinya KNF adalah gen HLA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan alel gen HLA-A2402 sebagai salah satu faktor risiko terjadinya KNF di RS Sardjito. Metode yang digunakan adalah case-control dengan sampel kelompok kasus adalah penderita yang mempunyai tanda dan gejala KNF dengan hasil IgA>0.35, sedangkan sampel kelompok kontrol adalah penderita tanpa gejala KNF dengan titer IgA≤0.35. Data diambil dari rekam medis pasien yang berobat di bagian THT-KL RSUP Sardjito-Yogyakarta dari Oktober 2010 sampai september 2011, yang tidak memenuhi kriteria di ekslusi. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan darah 2 kelompok penderita sebanyak 5ml pada kelompok kasus dan 5ml pada kontrol, kemudian dilakukan isolasi DNA yang dilanjutkan ampifikasi gen dengan PCR Analisa statistik yang digunakan adalah Chi squares dan regresi logistik. Chi squares ( analisis univariabel , alel gen HLA A2402 sebagai faktor risiko ) untuk mendapatkan Odds ratio, CI 95% dan tingkat signifikasi 5%. Apabila nilai ekspektasi dalam satu sel kurang dari 5 akan digunakan Fischer exact test untuk menentukan OR. Regresi logistik (analisis multivariat) dipakai untuk menentukan peran masing masing variabel bebas selain alel gen HLA A2402 terhadap kejadian KNF. Berdasarkan analisis didapatkan bahwasanya alel gen HLA A2402 merupakan salah satu faktor risiko terjadi KNF dengan OR4,46 dan tidak signifikan, serta umur ≥40 tahun mempunyai faktor risiko terhadap kejadian KNF dengan OR 4,03 dan p<0,05.

Nasopharynx carcinoma (NPC) is a malignancy in the head neck which is most commonly found in Indonesia. Several factors such as Epstein-Barr virus infection (EBV), nitrosamines, environmental and genetic suspected as the cause of the nasopharynx carcinoma. The existence of different incidence in each population and found the next generation of people with nasopharynx carcinoma will get the same diseases as well as the high incidence of nasopharynx carcinoma on emigrants from southern China in the western region with low incidence nasopharynx carcinoma indicate the involvement of genetic factors on the incidence of nasopharynx carcinoma. Epstein-Barr Virus infection is closely linked to the degree of cellular immunity and factors associated with imunogenetik, where EBV infection will cause an immune response in the patient himself to recognize and eliminate foreign antigens HLA molecules associated with the ability to present antigen to cell T cytotoxic. This study has purpose to determine the presence of HLA-A2402 allele gene as a risk factor of nasopharynx carcinoma incident in RS Sardjito. The method used a case-control study with sample groups were patients who had signs and symptoms of nasopharynx carcinoma with the results of IgA> 0.35, whereas the control group was a patient with asymptomatic nasopharynx carcinoma and IgA titers ≤0.35. Patient data extracted from medical records patients who came to ENT clinic dr Sardjito Yogyakarta from October 2010 until September 2011, which not included in the criteria were excluded.  Measurements were performed with blood sampling as much as 2 groups of patients in case group 5ml and 5ml in control, then we did isolation of DNA followed by PCR gene amplifications. The statistical analysis used Chi squares and logistic regression. Chi squares (univariabel analysis, HLA A2402 allele as a risk factor) to obtain Odds ratio, CI 95% and 5% significance level. If the expected value in one cell was less than 5 so it would use Fischer's exact test to determine the OR. Logistic regression (multivariate analysis) were used to determine the role of each independent variable in addition to the HLA gene alleles A2402 towards nasopharynx carcinoma. According to the analysis, the incidence of HLA alleles gene A2402 was one of risk factors for nasopharynx carcinoma with OR4,46 and not significant, and age ≥ 40 years also as a risk factor for incident nasopharynx carcinoma with OR 4.03 and p <0.05.

Kata Kunci : Karsinoma nasofarings, Epstein barr virus, Human leucocyte antigen-A2402, Risiko


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.