SISTEM PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAKBIJI KAPUK MENGGUNAKAN KATALIS BASA LIMBAH ABU TANDAN KOSONG SAWIT

AHMAD RIZA KHOIRUDDIN, Ir. Supranto ,M.Sc.,Ph.D.

2011 | Tesis | S2 Mag.Sistem Teknik

Kehidupan manusia tidak pernah bisa lepas dari kebutuhan energi. Selama ini masyarakat Indonesia hanya menggantungkan kebutuhan energi BBM untuk pembangkit tenaga motor bakar pada sumber energi minyak yang terbuat dari fosil. Padahal cadangan bahan pembuat minyak ini semakin menipis dan akan segera habis dalam beberapa tahun mendatang. Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar telah dicobakan dalam berbagai bentuk, mulai dari minyak murni tanpa modifikasi (biofuel) hingga dalam bentuk metil esternya (biodiesel) yang lebih mendekati karakteristik bahan bakar mesin diesel umumnya. Biodiesel merupakan nama yang diberikan untuk bahan bakar mesin diesel yang berasal dari berbagai minyak tumbuhan atau lemak hewan, biasanya berupa metil ester atau etil ester dari asam lemak (fatty ester). Pada percobaan ini dilakukan pembuatan biodiesel dari minyak biji kapuk menggunakan katalis basa dari limbah abu TKS. Prosedur penelitian dilakukan dengan variasi suhu berturut-turut 40, 50, dan 60 o C (rasio molar metanol/minyak 4:1, waktu reaksi 1 jam, berat abu 8 % dan kecepatan pengadukan dijaga konstan), variasi waktu reaksi berturut-turut 30, 60, 90 menit (temperature terpilih, rasio molar metanol/minyak 4:1, berat abu 8 % dan kecepatan pengadukan dijaga konstan), variasi berat abu berturutturut 6, 8 dan 10 % (b/b) (temperatur terpilih, waktu reaksi terpilih, rasio molar metanol/minyak 4:1 dan kecepatan pengadukan dijaga konstan). Kemudian hasil optimalnya dilakukan uji fisis uji densitas, viskositas, flash point, pour point dan juga dilakukan uji mesin pada perbandingan B0, B20 dan B40. Hasil eksperimen memperlihatkan bahwa hasil optimal diperoleh pada variabel suhu 60 o C, waktu reaksi 90 menit dan berat abu 10 %, didapatkan nilai densitas 0,8836, nilai viskositas 5,787, nilai flash point 180,5, nilai pour point 0dan untuk uji mesin didapatkan nilai Torsi dan daya B0 lebih tinggi dari nilai Torsi dan daya B40 dan untuk nilai SFC, B40 lebih tinggi dari nilai SFC B0. Pada torsi yang sama dhasilkan daya yang sama pada putaran mesin yang sama dengan nilai B0, B20, B40 semakin meningkat mengikuti putaran mesin. Nilai SFC B20 lebih mendekati nilai SFC B0.

Human life can never be separated from energy needs. Indonesian people just rely only on fossil combustion fuel for power generation at the source of energy made from fossil oil. Though raw material reserves are dwindling and oil will soon run out within the next few years.The use of vegetable oil as fuel has been employed in various forms, from pure oil with no modification (biofuels) or in the form of methyl esters (biodiesel), which is closer to the characteristics of usual diesel engine fuel. Biodiesel is the name given to diesel fuel derived from plant oils or animal fats, usually in the form of methyl esters or ethyl esters of fatty acids (fatty esters). This experiment tries to make a biodiesel from cotton seed oil using base catalysts from waste ash of TKS. The procedure of research was done by varying the temperature succesively 40,50 and 60 (molar ratio metanol/oil 4 :1, reaction time 1 hour, ash weight 8 % and stirring speed was kept constant), variation in reaction time in a row 30, 60, 90 minutes (selected temperature, molar ratio metanol/oil 4:1, ash weigth 8 % and stirring kept constant), ash weight variation in arow 6, 8 and 10 % (W/W) ( selected temperature, selected reaction time, the molar ratio of methanol/oil 4:1, stirring speed was kept constant). Then for the optimal results, phisycal test of density, viscosity, flash point, pour point and also test on a comparation engine B0, B20 and B40 were carried out. The experimental results showed that the optimal results were obtained in the variable temperature 60 oC, the reaction time of 90 minutes and the weight of ash 10%, a density value of 0.8836, the viscosity value of 5.787, the flash point value of 180.5, pour point valueand for test machine obtained torquevalue and BO power higher than the value of torque and B40 power, and for the SFC, B40 was higher than the SFC Bo value . At the same torque, it was obtained the same power at the same rpm /machine spin with a value of B0, B20, B40 increased more and more following the machine spin. SFC B20 value was closer SFC BO value.

Kata Kunci : fatty ester, densitas, flash point, pour point, SFC.