Autonome Moluksche Kerk Versus Indische Kerk: Perjuangan Mendapatkan Otonomi Gereja Maluku, 1931-1933 Kontribusi Bagi Nasionalisme Indonesia

Johan Robert Saimima, Prof. Dr. Suhartono

2011 | Tesis | S2 Sejarah

Ketidakpuasan yang muncul di tengah kehidupan masyarakat, sebagai wujud dari kesadaran terhadap realitas sosial keagamaan yang tidak adil dan kekuasaan yang menekan kebebasan berekspresi mereka cenderung berujung pada suatu perlawanan. Pada setiap perlawanan yang dilakukan, umumnya mempunyai tujuan yakni untuk mendapatkan kebebasan atau keadilan. Studi ini bertujuan untuk mengkaji tentang perlawanan Autonome Moluksche Kerk terhadap Indische Kerk. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan melalui penelitian historis, ditemukan bahwa AMK adalah bentuk gerakan keagamaan yang menumbuhkan nasionalisme lokal dalam Gereja Protestan Maluku yang melawan Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indië (Indische Kerk) dengan sistem kepemimpinan yang hirarki dan otokrasi. Dalam perjuangan melawan Indische kerk (1931-1933), AMK menghendaki terbentuknya Gereja Protestan Maluku yang otonom dan jemaat yang menjadi basis pengembangan gereja. Selain itu, AMK juga berkeinginan untuk menjadikan kepemimpinan gereja yang demokratis di Maluku. Sumber-sumber yang dipakai untuk merekonstruksi sejarah perlawanan AMK terhadap Indische Kerk dalam studi ini, didapatkan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sejarah Gereja Indonesia (PDSGI) Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STT-J), juga sumber asli yang dipublikasi oleh Ch.F. van Fraassen. Pada umumnya setiap gerakan yang dilakukan oleh kaum yang tertindas selalu dinilai salah oleh penguasa. Hal ini dialami AMK sebagai kelompok yang merasa tertindas di tengah kehidupan bergereja yang dikuasai oleh Indische kerk, dimana ketika AMK melakukan perlawanan terhadap diskriminasi, kepemimpinan yang hirarki dan otokrasi dalam Indische kerk mereka dinilai salah dan melanggar peraturan oleh penguasa Indische kerk. Dari perlawanan AMK terhadap Indische kerk, pelajaran historis yang penting untuk dimaknai daripadanya adalah terjadinya perubahan di tengah ketidakadilan suatu sistem kepemimpinan gereja/ keagamaan di Maluku, tidak akan pernah terwujud tanpa gerakan yang bertujuan untuk mentransformasinya.

Dissatisfaction which appeared in public life, as a form of religious consciousness of social reality that is not fair and the power that they tended to suppress freedom of expression leads to a resistance. At any resistance carried out, generally have a goal that is to get freedom or justice. This study aims to assess the resistance of Autonome Moluksche Kerk (Autonomous Moluccan Church=AMK) to Indische Kerk. Based on the results of studies conducted through historical research, found that AMK is a religious movement that fosters local nationalism in the Moluccas Protestant Church, the against Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie (Indische Kerk) with a system of hierarchy and autocratic leadership The sources used to reconstruct the history of resistance the AMK against Indische Kerk in this study, obtained at the National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI), Jakarta and Indonesia Church History Documentation Center (PDSGI) Theological College of Jakarta (STT-J), also an original published by Ch.F. van Fraassen. applied in the church at that time. In the struggle against to Indische Kerk (1931-1933), AMK requires the establishment of an autonomous Moluccas Protestant Church and the conggregation that became the basic of the church development. In addition, the AMK also wishes to make a democratic church leadership in the Moluccas. In general, every movement made by the oppressed always considered wrong by the authorities. This is experienced AMK as a group that feels oppressed in the midst of life being controlled by the Indische Kerk, where when AMK resistance to discrimination, hierarchy and autocratic leadership in the Indische Kerk they are wrong and violate regulations by the authority Indische Kerk. Resistance of AMK against to Indische Kerk, an important historical lesson to be understood thereform is the change in the middle of the injustice of a system of leadership of the church or religious in Moluccas will never materialized without a movement that aims to transform.

Kata Kunci : Ketidakpuasan, Kesadaran, Perlawanan, Nasionalisme, Otonom, Hirarki, demokratis.