KODE ETIK DIY ( DO IT YOURSELF)PUNK; IDENTITAS DAN ETIKA DALAM POLITIK EKONOMI ALTERNATIF KAUM PUNK
Fajar Radite, Dr. Aris Arif Mundayat
2011 | Tesis | S2 Politik dan PemerintahanFokus kajian yang akan dibahas secara mendalam dalam thesis ini meliputi kajian mengenai politik identitas dalam subkultur punk. Lebih khusus penulis meneliti mengenai model ekonomi yang diterapkan oleh komunitas punk yang didasari oleh kode etik DIY (Do it Yourself). Dalam hal ini penulis melihat ekspresi dari social discontent yang digunakan oleh komunitas punk adalah dengan cara membangun model perekonomian yang mereka sepakati dengan menolak model ekonomi mainstream yang berlaku secara umum didalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisa data menggunakan metode deskriptif analitis. Penelitian ini mencoba memberikan gambaran secara jelas mengenai fakta lapangan mengenai obyek yang menerapkan model ekonomi alternative dengan menggunakan kode etik DIY sebagai landasan penerapan model ekonomi tersebut. Hasil temuan yang didapat penulis dalam penelitian adalah bahwa komunitas punk ini menerapkan model ekonomi alternative yang berbasis pada kode etik DIY sebagai sebuah tawaran solusi atas bentuk ketidakpuasan social. Kelompok Taring Babi ini menggunakan model kolektif dalam menjalankan roda ekonominya. Identitas sebagai punk tetap menjadi sesuatu yang dominan dalam proses ekonomi yang berlangsung dengan tetap mengusung warna dan gaya identitas punk mereka tersebut. Hal ini juga yang sangat disayangkan secara tidak langsung mereka terjebak kedalam system referensi yang tetap mengadopsi budaya punk barat dan belum memunculkan corak warna punk yang berbeda. Demikian hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Sedikit kesimpulan yang dapat Wacana DIY (Do It Yourself) dijadikan sebuah etika acuan politik identitas oleh komunitas punk dalam melahirkan budaya alternatif dalam identitasnya sebagai sebuah subkultur sekaligus counter-culture yang berkoeksistensi dengan sistem ekonomi politik arus utama. Dalam hal ini kode etik DIY menjadi dasar etika ekonomi politik yang melahirkan budaya alternatif bagi komunitas punk yang secara terbuka mengadopsi ideologi anarkisme dalam prakteknya. Namun strategi politik identitas yang digunakan tidaklah terimplementasi secara tunggal, dalam beberapa hal mereka menggunakan identitas mereka sebagai subkultur dalam interaksi sosial dalam masyarakat dilain hal mereka muncul sebagai bentuk counterculture dengan tawaran ekonomi alternatif yang mereka jalankan.
This thesis takes the form of a continuation and expansion of an earlier work by the author on the punk genre/subculture. This thesis focuses on the construction of political identity in subcultures. The object, the punk community Taring Babi (meaning ‘the pigs tusks’) has been based in the south of Indonesia’s capital city Jakarta for nearly 15 years, and functions and operates according to an economic model based on the ethical code of ‘Do it yourself’ (or DIY). This economic model has been developed and implemented by the collective as an expression of their disagreement and rejection of mainstream capitalist economic models. This thesis has been based on interviews and observations made with the collective Taring Babi in Jakarta, between March and April 2011. It takes the form of a qualitative research project comprised of technical analysis of data using the descriptive analytical method. The author has attempted to provide a clear description of ‘field facts’ concerning the object and their alternative DIY based economy. FINDINGS: In all aspects of Taring Babi’s DIY based economic model, the punk identity continues to plays an overlyingly dominant role, suggesting that this model not only reflects but also strengthen’s the group’s punk identity. Taring Babi has been able to implement and power this economy by utilising concepts of community and collectivity. Furthermore, the DIY economic model takes the form of a successful and in many ways potentially sustainable solution to social dissatisfaction. However, it’s weakness lies in that this system has been adopted from and is thus dependent upon principles of punk culture that have been laid down in the West, and is thus Taring Babi have yet to move on or develop beyond these Western reference points. CONCLUSION: Uniquely, the DIY discourse has come to accentuate and define the group’s political identity in two ways; firstly as subculture, demonstrated in Taring Babi’s subculture like social interactions with society; and secondly as counter culture, in their implementation of an alternative economy which is able coexist within a mainstream capitalist economic system. In addition, The DIY code of ethics has become the base priniciples of a political economy that has been able to produce an alternative culture for punk communities which is able to put anarchist ideologies into practice.
Kata Kunci : Kaum Punk, ekonomi alternatif