ANALISIS STATUS GIZI LANSIA MENGGUNAKAN MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT DI POSBINDU WILAYAH PERDESAAN DAN PERKOTAAN KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG
Maryati Dewi, Dr.rer.nat.dr. BJ. Istiti Kandarina
2012 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang. Status gizi lansia merupakan salah satu aspek untuk menjalani healthy aging. Status gizi dan kesehatan lansia sebagian besar dipengaruhi oleh lokasi tempat tinggal (perdesaan atau perkotaan), status ekonomi, pendidikan, tipe keluarga, konsumsi obat, gangguan psikologis dan yang sangat penting adalah zat gizi dan adanya penyakit yang menyertai. Untuk menilai status gizi yang mencakup hal-hal tersebut digunakan instrumen mini nutritional assessment (MNA). Instrumen ini diketahui mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang baik dan mempunyai reliabilitas yang cukup baik untuk digunakan di masyarakat. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui feasibilitas MNA, status gizi lansia yang dinilai menggunakan MNA dan hubungannya dengan asupan zat gizi dan riwayat penyakit di Posbindu daerah perdesaan dan perkotaan kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Metode Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah lansia anggota posbindu di wilayah perkotaan dan perdesaan Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Jumlah subyek penelitian ini adalah 112 orang dari 6 posbindu,yang terbagi atas 54 orang di daerah perkotaan dan 58 orang di daerah perdesaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, yaitu semua pasien memenuhi kriteria inklusi (dapat berkomunikasi, berusia ≥ 60 tahun, bersedia menjadi sampel penelitian sampai selesai) diambil menjadi subyek. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square, uji Pearson Chi Square, uji Exact Fisher, uji Mann Whitney. Hasil Penelitian. Berdasarkan hasil penilaian MNA, di perdesaan didapatkan 15,5% malnutrisi dan 51,7% berisiko malnutrisi; didaerah perkotaan didapatkan 1,8% malnutrisi dan 35,2% berisiko malnutrisi. Hasil penelitian lain didapatkan bahwa MNA kurang tepat ketika digunakan pada lansia dengan overweight atau obesitas di masyarakat. Hasil penelitian ini juga didapatkan perbedaan bermakna antara subyek di perdesaan dan perkotaan dalam hal umur, indeks massa tubuh (IMT), pendidikan, riwayat pekerjaan (p<0,05) tetapi tidak ditemukan hubungan yang bermakna pada asupan zat gizi dengan status gizi dan riwayat penyakit dengan status gizi. Kesimpulan. Berdasarkan MNA masalah gizi kurang di perdesaan proporsinya lebih tinggi daripada perkotaan. Penerapan MNA di masyarakat masih memerlukan kajian yang lebih dalam karena MNA masih belum tepat menilai status gizi pada lansia yang terdeteksi overweight atau obese berdasarkan IMT.
Background: Nutrition status in elderly is an aspect of healthy aging. Nutrition status and health of the elderly are generally influenced by location of residence (rural or urban areas), economic status, education, type of family, drug consumption, psychological disorder, and the most important is nutrition and coexisting disease. To assess nutrition status that involved all of those was used instrument of mini nutritional assessment (MNA). This instrument known have good sensitivity and specificity and have good enough reliability to be used in the community. Objectives: To find out feasibility of MNA, elderly nutrition status that was assessed used MNA and their correlation to nutrient intake and illness history (record) in Posbindu in rural and urban area of Katapang Subdistrict, District of Bandung. Methods: This was analytic observational study used cross sectional design. The population was elderly member of posbindu in urban and rural area of Katapang Subdistrict, Bandung Regency. The number of subject was 112 peoples from 6 posbindu that was divided to two groups; 54 peoples in urban area and 58 peoples in rural area. Sampling was performed by consecutive sampling, that is all patient that meet inclusion criterion (can make communication, their age >60 years old, agree to be respondent of the study until the end of the study) was made as subject (respondent). Data that was obtained was analyzed used Chi Square test, Person Chi Square test, Exact Fisher test, Mann Whitney test. Results: Based on the result of the study, MNA in rural area obtained 15.5% malnutrition and 51.7% had risk to experienced malnutrition; in urban area it was obtained 1.8% malnutrition and 35.2% had risk to experienced malnutrition. In this study can be inferred that MNA was inappropriate if used in elderly with overweight or obese. There was significant difference between subject in rural area to subject in urban area in age, body mass index (BMI), education, occupational history (p<0.05) but there was no significant correlation between nutrition intake to nutrition status and illness history to nutrition status. Conclusion: Based on MNA, under nutrition problem in rural area was higher compared to the one in urban area. Implementation of MNA still not appropriate yet in assessing nutrition status in elderly that detected with overweight or obese based on BMI.
Kata Kunci : lansia, perdesaan, perkotaan, asupan zat gizi, status gizi, MNA