DISFAGIA SEBAGAI FAKTOR RISIKO STATUS GIZI PASIEN STROKE DI RUANG RAWAT INAP R.S. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
Ari Wijayanti, DCN, dr. Pernodjo Dahlan, SpS
2012 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/GKLatar belakang : Stroke dapat menyebabkan turunnya status gizi. Status gizi kurang, banyak ditemui pada pasien stroke saat awal masuk rumah sakit, prevalensinya berkisar antara 16-22 %. Status gizi kurang pada pasien stroke menyebabkan timbulnya berbagai dampak antara lain; meningkatnya infeksi saluran kemih dan pernafasan, meningkatnya mortalitas setelah 3 bulan serangan stroke, meningkatnya lama hari rawat, dan penurunan status fungsional. Risiko status gizi kurang akan semakin meningkat pada pasien stroke yang mengalami gangguan menelan atau disfagia. Disfagia pada pasien stroke seringkali menyebabkan berkurangnya asupan makan, dehidrasi, dan atau komplikasi seperti pneumonia, sehingga memerlukan pemberian makanan enteral lewat pipa. pengaruh disfagia terhadap Tujuan : Untuk mengetahui status gizi pasien stroke di ruang rawat inap. gizi Metode : Desain penelitian yang digunakan kohort prospektif. Data diambil sebanyak 65 sampel pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, meliputi status nutrisi, disfagia, asupan makanan, dan cara pemberian makanan. Pengukuran status menggunakan SGA, sedangkan asupan makanan diukur dengan Comstock dan Food Recall 24 jam. Untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh digunakan analisa logistic regression. Dari studi ini Hasil : didapatkan bahwa asupan protein dengan nilai OR 1,03 (0,99-1,06), disfagia dengan nilai OR 0,55 (0,05-5,56), dan cara pemberian makanan dengan nilai OR 14,93 (1,44-154,46) mempengaruhi status gizi pada pasien stroke. Sedangkan hasil analisis multivariat menyatakan bahwa cara pemberian makanan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap status gizi pasien stroke. Disfagia memiliki risiko 1,6 kali untuk menjadi gizi kurang, Kesimpulan : asupan energi dan protein baik dapat mencegah terjadinya gizi kurang pada pasien stroke, dan cara pemberian makanan melalui naso gastric tube dapat menyebabkan risiko gizi kurang 1,9 kali.
Background: Stroke can cause the decline of nutrition status. Undernourished nutrition is commonly found in stroke patients during early hospitalization at the prevalence of about 16%-22%. Undernourished nutrition status in stroke patients may bring some consequences such as increased urinary tract and respiratory infection, mortality after 3 months of stroke attack, prolonged hospitalization, and decreased functional status. Risk for undernourished nutrition status will increase in stroke patients that suffer from swallowing disorder or dysphagia. Dysphagia in stroke patients often causes less food intake, dehydration, and or complications such as pneumonia that requires enteral tube feeding. Objective: To identify the dysphagia influence to nutritional status of stroke patients at inpatient ward. Method: The study used prospective cohort design. Data were obtained from 65 samples of stroke patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital that included nutrition status, dysphagia food intake and method of feeding. Assessment of nutrition status used SGA whereas food intake used Comstock and Food Recall 24 hours. To get the influencing factor was used logistic regression analysis. Result : From this study is resulted that protein intake OR 1,03 (0,99- 1,06), dysphagia of OR 0,55 (0,05-5,56), and the way of feeding OR 14,93 (1,44-154,46) influenced the nutritional status to stroke patients. While the analysis multivariate result stated that the way of feeding is the most influencing one to nutritional status of stroke patients. Conclusion: Dysphagia has 1.6 times of undernourished, energi and protein intake well-nourish prevent undernourish, and the way of feeding via naso gastric tube can cause undernourished 1.9 times.
Kata Kunci : cara pemberian makanan, disfagia, status gizi, stroke