HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU TERHADAP DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA
Eralita, Prof. DR. dr. KRT. Adi Heru Sutomo, M.Sc. D. Comm. Nutr. DLSHTM. PKK
2011 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang: Diare akut adalah penyakit yang disebabkan oleh 1) infeksi: virus, bakteri, parasit, 2) malabsorpsi, 3) makanan, 4) imunodefisiensi, dan 5) psikologis. Diare sangat berhubungan erat dengan kondisi sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk, penyediaan air bersih yang belum memadai, kemiskinan dan taraf pendidikan yang kurang. Di Indonesia diperkirakan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahun sebagian besar 70-80% adalah anak di bawah 5 tahun. Kecamatan Pahandut merupakan salah satu kecamatan di Kota Palangka Raya yang memiliki angka kasus diare tertinggi dibanding kecamatan lainnya, pada tahun 2009 untuk semua golongan umur mencapai 2.355 kasus dan pada balita mencapai 2.199 kasus dengan proporsi penderita diare balita di Kecamatan Pahandut sebesar 93,4%. Tujuan: Menganalisis hubungan sanitasi lingkungan, pengetahuan dan perilaku ibu terhadap kejadian diare akut pada balita di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan kasus kontrol, jumlah sampel yaitu 75 orang kelompok kasus dan 75 orang untuk kontrol, maka besar sampel secara keseluruhan adalah 150 orang. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Analisis data menggunakan uji chi square, perhitungan menggunakan odds ratio (OR) dan uji regresi logistik. Hasil Penelitian: pada hasil analisis multivariat menunjukkan 7 variabel mempunyai hubungan yang bermakna dengan diare akut pada balita yaitu:1) Sarana air bersih OR=6,610, 95%CI=2,439-17,910, p=0,000; 2) Kepemilikan jamban OR=2,896, 95%CI= 1,168-7,176, p=0,022; 3) Ketersediaan sarana pembuangan air limbah OR=5,967, 95%CI=2,213-16,087, p=0,000; 4) Ketersediaan sarana pembuangan sampah OR=3,746, 95%CI=1,342-10,456, p=0,012; 5) Pengetahuan ibu OR=3,458, 95%CI=1,320-9,055, p=0,012; 6) Kebiasaan ibu membuang tinja bayi/balita di jamban OR=5,279, 95%CI=2,062-13,514, p=0,001; 7) Kebisaan ibu menggunakan air bersih OR=3,331, 95%CI=1,128-9,833, p=0,029. Kesimpulan: Sarana air bersih, kepemilikan jamban, ketersediaan sarana pembuangan air limbah, ketersediaan sarana pembuangan sampah, pengetahuan ibu, kebiasaan ibu membuang tinja bayi/balita di jamban, kebiasaan ibu menggunakan air bersih mempunyai hubungan yang bermakna dengan diare akut pada balita. Pemberian ASI eksklusif dan kebiasaan ibu mencuci tangan dengan sabun tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan diare akut pada balita di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.
Background: Acute diarrhea is an illness which caused by 1) infection: virus, bacteria, parasite, 2) malabsorption, 3) foods, 4) immunodeficiency, and 5) psychologic. Diarrhea is very closed correlated to bad sanitation and environmental cleanness, insufficient of clean water availability, poverty and less education level. In Indonesia it was estimated that there was about 60 millions diarrhea incidences each year, the most (70-80%) suspected underfives children of Pahandut subdistrict is one of the subdistrict in Palangka Raya City, whose had the much diarrhea cases compared to other subdistricts, in 2009 for all age group, diarrhea incidence achieved to 2,355 cases and in underfives children achieved to 2,199 cases with proportion of diarrhea sufferer in underfives children of Pahandut Subdistrict was 93.4%. Objectives: To analyze the correlation between environmental sanitation, womens knowledge and behavior, with acute diarrhea incidences of underfives children of Pahandut Subdistrict, Palangka Raya City. Methods: The study was analytic observational study which used case control design. The samplewere 75 persons for case group and 75 persons for control group. Thus the total sample sizewere 150 persons. The study was performed in Pahandut Subdistrict, Palangka Raya City. Data analysis used Chi square test, and logistic regression test. Results: The multivariate analysis showed that 7 variables had significant correlation with acute diarrhea in childrens, that were: 1) clean water facilities OR=6.610, 95% CI= 2.439-17.910, p= 0.000; 2) having latrine OR=2.896, 95%CI=1.168-7.176, p=0.022; 3) waste water sewage facilities OR=5.967, 95%CI=2.213-16.087, p=0.000; 4) solid waste container facilities OR=3.746, 95%CI=1.342-10.456, p=0.012; 5) womens knowledge OR=3.458, 95%CI=1.320- 9.055, p=0.012; 6) the custom of childrens fecal disposal to latrine OR= 5.279, 95%CI=2.062-13.514, p=0.001; 7) the womens custom to use clean water OR=3.331, 95%CI=1.128-9.833, p=0.029. Conclusion: Clean water facilities, having latrine, waste water sewage facilities, solid waste container facilities, womens knowledge, the custom of infant’s fecal disposal to latrine and the womens custom to use clean water, had significant correlation with acute diarrhea in underfives. While, exclusive breastfeeding and the womens custom washing her hand using soap, had no significant correlation with acute diarrhea in underfives of Pahandut Subdistrict, Palangka Raya City.
Kata Kunci : diare, sanitasi, lingkungan, pengetahuan, perilaku.