EFEKTIVITAS ANTAGONISTIK ISOLAT FUNGI ENDOFIT DALAM PENGENDALIAN FUNGI PATOGEN PENYEBAB ANTRAKNOSE PADA Phalaenopsis amabilis (L.) Blume SECARA IN VITRO

NURBAITY SITUMORANG, Dr. Rina Sri Kasiamdari

2011 | Tesis | S2 Biologi

Phalaenopsis amabilis (L.) Blume sangat popular di kalangan penggemar tanaman hias. Tingginya permintaan pasar mengakibatkan anggrek ini banyak dicari. Oleh karena itu, untuk mempertahankan keberadaan anggrek diperlukan upaya-upaya pelestarian ex-situ melalui upaya pembibitan dan budidaya di perkebunan. Dalam usaha budidaya, hama dan penyakit tanaman seringkali menjadi faktor penghambat, salah satu nya adalah penyakit yang disebabkan patogen antraknose. Gejala awal yang ditunjukkan biasanya pada daun akan timbul bercak berwarna kuning hingga akhirnya berwarna hitam dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian. Fungi endofit sangat berpotensi sebagai agen pengendali hayati, peranan endofit dalam perlindungan tanaman terhadap patogen telah banyak dibuktikan oleh beberapa peneliti. Namun sampai saat ini belum ada publikasi penelitian mengenai peranan endofit dalam mengendalikan antraknose pada Ph. amabilis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis fungi patogen yang menyebabkan antraknose pada Ph. amabilis, mendapatkan fungi endofit yang dapat digunakan sebagai agen biokontrol hayati yang potensial dalam mengendalikan antraknose yang menyerang Ph. amabilis dan mengetahui efektivitas fungi endofit pada akar anggrek dalam mengendalikan patogen penyebab antraknose pada Ph. amabilis. Metode kerja yang dilakukan pada penelitian ini adalah : pengambilan sampel, isolasi fungi endofit dan patogen pada media PDA, identifikasi fungi endofit dan patogen dengan pengamatan mikroskopis dan makroskopis, uji antagonistik isolat fungi endofit yang didapatkan dengan isolat patogen secara in vitro dan melakukan uji In-vivo dengan menginokulasikan isolat fungi endofit dan patogen pada Ph. amabilis. Pada uji in vivo dilakukan pengamatan pertambahan panjang dan lebar daun, dan persentase infeksi setelah 8 minggu inokulasi. Dari hasil isolasi patogen diketahui bahwa Colletotrichum gloeosporioides adalah patogen yang menyebabkan antraknose pada Ph. amabilis. Berdasarkan hasil isolasi fungi endofit didapatkan dua jenis fungi endofit yang berasosiasi dengan Ph. amabilis yaitu Ceratorhiza sp. dan Epulorhiza repens. Hasil uji antagonis secara in vitro antara fungi endofit dengan C. gloeosporioides menunjukkan bahwa Ceratorhiza sp. memiliki kemampuan daya hambat paling tinggi jika dibandingkan dengan E. repens. Nilai rata-rata persentase daya hambat Ceratorhiza sp. adalah 79,67% dan E. repens 77,78%. Efektivitas Ceratorhiza sp. dalam menekan pertumbuhan C. gloeosporioides juga terlihat pada saat uji in vivo pada perlakuan C (+Cg). Nilai persentase infeksi Ceratorhiza sp. adalah 91,67%, sebaliknya keberadaan Ceratorhiza sp. mengakibatkan nilai persentase infeksi C. gloesporioides menurun dari 38,36% menjadi 5,24%.

Phalaenopsis amabilis (L.) Blume is very popular among the collector of orchid. High market demand lead to the great demand of orchid. Therefore, it is necessary to maintain the existence of orchid through conservation ex-situ, breeding and cultivation in nursery. Unfortunately, pests and plant diseases are often become a main problem in nursery , one of them is disease caused by anthracnose pathogen. Initial symptoms usually appear on the leaves with yellow spots and eventually black spots and death of plant. Endophytic fungi have a great potential as a biological control agents, many researchers has proved that endophytic fungi can protect the plants from pathogen. But so far, there has been no research’s publication on the role of endophytic fungi to control anthracnose on Ph. amabilis. The aimed of this study were to identify the pathogen causing antrachnose on Ph. amabilis, to obtain the endophytic fungi from orchid’s root that can be used as biological control to pathogen causing antrachnose on Ph. Amabilis and to know the effectivity of endophytic fungi from orchid’s root that can be used as biological control to pathogen causing antrachnose on Ph. amabilis (L.) Blume . The method of this study were : sampling, isolation of endophytic fungi and pathogen on PDA, identification endophytic fungi and pathogen were based on the macroscopic and microscopic observation, test of endophytic fungi antagonistic activity against pathogen in vitro was calculated based on the inhibition test and plants were inoculated with endophytic fungi and pathogen on Ph. amabilis for test of antagonistic in vivo. Observation for in vivo test were based on the addition of width and length of leaves and percentage of infection were calculated after 8 weeks of inoculation. The result showed that Colletotrichum gloeosporioides was considered as causal agents of anthrachnose on Ph. amabilis. Two endophytic fungi were isolated from root of Ph. amabilis were identified as Ceratorhiza sp. and Epulorhiza repens. The result of antagonistic in vitro test between endophytic fungi and C. gloeosporioides showed that Ceratorhiza sp. had the highest growth inhibition activity compared with Epulorhiza repens. Average percentage inhibition of Ceratorhiza sp. was 79,67% and E. repens was 77,78%. The effectiveness Ceratorhiza sp. to suppress the growth of C. gloeosporioides was also seen on test of antagonistic in vivo on Ceratorhiza sp. and C. gloesporioides treatment. Infection percentage value for Ceratorhiza sp. was 91.67%, while the presence of Cerathoriza sp. decreased the percentage of infection C. gloesporioides from 38,36 to 5.24%.

Kata Kunci : Phalaenopsis amabilis (L.) Blume, antraknose, Ceratorhiza sp., Epulorhiza repens