KANDUNGAN MERKURI PADA IKAN GELODOK, AIR DAN SEDIMEN DI MUARA-MUARA SUNGAI KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT
DEDDY AHMAD FAJAR, Dr. Suwarno Hadisusanto
2011 | Tesis | S2 BiologiPenambangan dan pengolahan emas secara tradisional menimbulkan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Limbah merkuri hasil pengolahan emas dibuang pada tempat terbuka hingga sungai dan terakumulasi di muara. Sifat toksiksisitas merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan merkuri ikan gelodok, air dan sedimen di muara-muara sungai Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Pengambilan sampel ikan dilakukan secara langsung menggunakan jaring dengan teknik seine net, sedangkan pengambilan sampel air menggunakan jirigen dan sampel sedimen menggunakan dredge pada muara sungai Selodong, Blongas, Pelangan, Tembowong Gawah Pudak, dan Sekotong. Pengukuran parameter lingkungan dilakukan di 5 muara yang meliputi suhu sedimen dan air, salinitas, pH sedimen dan air, DO, COD, dan BOD. Sampel ikan yang telah difiksasi, air dan sedimen diuji kandungan merkuri pada laboratorium LPPT UGM. Data kandungan merkuri yang diperoleh dianalisis komparatif dengan standar baku merkuri menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/2004 tentang baku mutu air laut, Keputusan Ditjend POM No.03725/B/SK/VII/1989 dan Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999 tentang pengelolahan limbah bahan berbahaya dan beracun. Hasil penelitian menunjukkan adanya pencemaran merkuri yang melebihi ambang baku mutu. Secara spasial kandungan merkuri pada air yang tertinggi terdapat di muara Blongas dengan rata-rata 0,003627 ppm dan terendah di muara TGP dengan rata-rata 0,00026 ppm. Kandungan merkuri pada sedimen tertinggi di muara Pelangan dengan rata-rata 1,797 ppm dan terendah di muara Selodong dengan rata-rata 0,567835 ppm. Kandungan merkuri pada ikan tertinggi di muara Blongas 2,781128 ppm dan terendah di muara Sekotong dengan rata-rata 0,366298 ppm. Secara temporal kandungan merkuri tertinggi pada air tahun 2009 di muara Blongas sebesar 0,00694 ppm dan tahun 2011 di muara Sekotong sebesar 0,00181 ppm. Kandungan merkuri tertinggi pada sedimen tahun 2009 di Pelangan sebesar 3,48 ppm dan tahun 2011 di muara Sekotong sebesar 2,05767 ppm. Rata – rata kandungan merkuri tertinggi pada ikan tahun 2009 adalah 4,380425 ppm dan tahun 2011 adalah 2,0105 ppm.
The mining and processing of gold traditionally give effect to the environment pollution. Mercury waste of processing gold is thrown open place up to the river and accumulated at the estuaries. The characteristic of the high toxicity of mercury can result in imbalance waters ecosystems. This research aims to know the mercury content of mudskipper, water, and sediment in the estuaries Sekotong West Lombok. Fish sampling was done directly with nets used techniques Seine net, while getting water samples used gallons and sediment samples used Dredge at estuaries of Selodong, Blongas, Pelangan, Tembowong Gawah, Pundak, and Sekotong. Measuring environmental parameters was done in five estuaries covering sediments and water temperature, salinity, pH of sediment and the water, DO, COD, and BOD. Samples of fish which were fixed, water and sediment were tested by mercury content in laboratory of LPPT UGM. Mercury content of the data obtained was analyzed comparatively by mercury standard according to Environment ministry decision No. 51/2004, decision of Ditjend POM No.03725/B/SK/VII 1998 and Indonesian government’s regulation No. 18 Year 1999. The results indicate the presence of mercury pollution that exceed the threshold quality standard. Spatially highest content of mercury in the water was Blongas estuary with an average of 0.003627 ppm and the lowest at the TGP estuary with an average of 0.00026 ppm. The highest content of mercury in sediments was Pelangan estuary with an average 1.797 ppm and the lowest was Selodong estuary with an average of 0.567835 ppm. The highest content of mercury in fish was Blongas estuary 2.781128 ppm and the lowest was Sekotong estuary with an average 0.366298 ppm. Temporally with the highest mercury content of water in 2009 was Blongas estuary of 0.00694 ppm, and in 2011 was Sekotong estuary of 0.00181 ppm. The highest mercury content of the sediment in 2009 was Pelangan estuary at 3.48 ppm and in 2011 was Sekotong estuary of 2.05767 ppm. The average of mercury highest content in fish in 2009 was 4.380425 ppm and in 2011 was 2.0105 ppm.
Kata Kunci : Merkuri, ikan gelodok, parameter lingkungan, muara