KATA PENYUKAT DALAM BAHASA INDONESIA
ZULISIH MARYANI, S.S., Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.
2011 | Tesis | S2 LinguistikPenelitian ini mengkaji kata penyukat dalam bahasa Indonesia. Kata penyukat ialah kata yang terletak di belakang kata bilangan dan bersama kata itu membentuk satu frase yang disebut frase bilangan, yang mungkin terletak di muka kata nominal. Misalnya kata orang, ekor, buah pada frase-frase: dua orang petani, tiga ekor kelinci, dua belas buah rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kata penyukat dalam bahasa Indonesia, mengklasifikasikan kata penyukat dalam bahasa Indonesia, dan mendeskripsikan perilaku sintaksis kata penyukat dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Tahap penyediaan data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik lanjutan, yaitu teknik catat. Analisis data dilaksanakan sesudah data yang terjaring diklasifikasikan. Analisis yang diterapkan adalah metode agih, dengan teknik teknik bagi unsur langsung sebagai teknik dasar. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik lesap, teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, dan teknik balik. Penyajian hasil analisis data disajikan dalam bentuk deskripsi yang mendalam karena penelitian ini merupakan kajian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bentuk kata penyukat dalam bahasa Indonesia meliputi bentuk dasar, bentuk berimbuhan (kata penyukat yang mendapat akhiran -an dan kata penyukat yang mendapat imbuhan gabung per-/-an), dan bentuk majemuk. Kata penyukat dapat diklasifikasikan menjadi tiga: (1) kata penyukat untuk manusia, (2) kata penyukat untuk binatang, dan (3) kata penyukat untuk benda. Masing-masing dibagi lagi menjadi kata penyukat umum dan kata penyukat khusus. Perilaku sintaksis kata penyukat dalam bahasa Indonesia meliputi posisi, sifat kehadiran, dan kadar keeratan kata penyukat dalam frase bilangan. Posisi kata penyukat dalam bahasa Indonesia sebagian besar terletak di kiri nomina yang disukatinya, tetapi bisa juga terletak di kanan nomina yang disukatinya. Sifat kehadiran kata penyukat dalam frase bilangan ada yang bersifat opsional (manasuka), ada juga yang bersifat obligatori (wajib hadir). Kadar keeratan antara kata penyukat, kata bilangan, dan kata nominal sangat rendah karena di antara ketiga konstituen itu dapat disisipi kata atau frase. Jika disisipi kata atau frase di antara ketiga konstituen itu tidak akan mengubah kegramatikalan frase, tetapi akan mengubah makna frase.
This study examines classifier in Indonesian language. Classifier is the word that occurs after the numeral word and along with that forming one phrase called a numeral phrase, which may be placed before the noun. For example the word orang, ekor, buah in the phrases: dua orang petani, tiga ekor kelinci, dua belas buah rumah. The purpose of this study is to describe the forms of classifier in Indonesian language, to classify, and to describe syntactic characteristics the classifier. This research used descriptive method with three stages, namely data providing stage, data analysis stage, and data analysis presentation stage. Data providing stage was conducted by observing the language used in a free conversation technique and advanced technique – the data recording technique. Data analysis was conducted after the collected data had been classified. The analysis applied was distributional method by using the immediate constituent as the basic technique. Advanced technique used were deletion technique, substitution technique, expansion technique, insertion technique, and permutation technique. The presentation of data analysis was presented in the form of in-depth description because this research is a qualitative study. The result of this research was the form of classifier in Indonesian language, including the basic form, affix form (classifier with the suffix –an and classifier with confix per-/-an, and compound form. The classifier could be classified into three: (1) classifier for humans, (2) classifier for animals, and (3) classifier for inanimate objects. Each is further divided into common classifier and special classifier. The syntactic characteristics of the classifier includes position, the nature of the presence, and the closeness level in the numeral phrase. The positions of the classifier in Indonesian language are mostly placed at the right side of the noun. The nature of the classifier presence in a numeral phrase is optional (arbitrary) and some may be obligatory (mandatory). While the closeness level among classifier, numeral, and nominal is very low because those three constituents could be inserted by a word or a phrase. When inserted, it would not change the grammatical phrase, but it would change the meaning of the phrase.
Kata Kunci : kata penyukat, bentuk kata penyukat, klasifikasi kata penyukat, perilaku sintaksis kata penyukat