ANALISIS ABC TERHADAP PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DI RSUD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010
Heny Puspasari, dr. Sulanto Saleh Danu, SpFK.
2011 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang: Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta ditetapkan menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah Penuh) dengan Keputusan Walikota Nomor 423/KEP/2007 tahun 2007. Diharapkan dengan status BLUD ini, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta akan lebih fleksibel, efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat. Perencanaan kebutuhan obat di IFRS RSUD Kota Yogyakarta menggunakan metode konsumsi merupakan salah satu metode standar yang digunakan untuk perencanaan jumlah kebutuhan obat. Perencanaan yang telah dibuat harus dilakukan evaluasi dan salah satu caranya dengan menggunakan metode analisis nilai ABC untuk evaluasi terhadap aspek ekonomis atau disebut juga sebagai analisis Pareto atau hukum Pareto 80/20 adalah salah satu metode yang digunakan dalam manajemen logistik untuk membagi kelompok barang menjadi tiga berdasar nilai investasi, sehingga dapat diidentifikasi jenis-jenis obat yang dimulai dari golongan obat yang membutuhkan biaya terbanyak atau menilai obat-obat mana saja yang harus di prioritaskan. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses dan hasil analisis ABC terhadap perencanaan kebutuhan obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Yogyakarta tahun 2010. Data dikumpulkan dengan cara pengambilan dokumen menyangkut perencanaan obat, observasi dan melakukan wawancara mendalam kepada beberapa responden terkait. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab Perbekalan Farmasi dan dilakukan koreksi oleh Kepala IFRS. Di rumah sakit belum ada tim perencana khusus dalam perencanaan kebutuhan obat dan belum adanya keterlibatan pihak-pihak terkait. Berdasarkan hasil analisis ABC di unit pelayanan maskin, reguler dan askes yang dilakukan menghasilkan golongan-golongan dengan nilai investasi dan nilai pemakaian obat, dimana golongan A dari tiap-tiap unit pelayanan menunjukkan golongan A 80/20, Golongan B nilai investasi 15% dengan jumlah item >20% dan kelompok C nilai investasi 5% dengan jumlah item <60%, dari penelitian ini dapat diketahui item-item obat golongan A yang dapat lebih diprioritaskan. Kesimpulan: Dari hasil analisis ABC terhadap perencanaan kebutuhan obat tahun 2010 di tiap-tiap unit pelayanan yang dilakukan sudah efektif dilihat dari kesesuai dengan 10 pola penyakit terbanyak di rumah sakit tahun 2010 dan efisien dilihat dari kesesuaian dengan anggaran yang diprioritaskan untuk investasi obat-obat golongan A.
Background of the Study: Consumption method is one of the standard methods which are used to plan the number of drugs need. This method is providing the good accuracy of the prediction toward the drugs need planning. However, it is not always providing the satisfactory outcome, because this method cannot provide the outlook of the investment value toward each drug. To obtain a plan that suitable to the need and the purpose, so the drug planning can be analyzed by using several methods; one of them is ABC analysis which is well known also as Pareto or Pareto Law 80/20 which is a method used in logistic management to classify the goods into three based on the investment value, they are A with value 75-80%, B with value 15-20% and C with value 5-10%. Research Method: This research is descriptive analysis plan with case study approach with purpose to obtain the outlook about the process and the outcomes of the ABC analysis toward the drug need planning in Pharmacy Installation of RSUD Kota Yogyakarta year of 2010. The data collected by collecting and observing the secondary data years of 2010, and carrying out some deep interviews to some related correspondences. Result: This research shows that the planning process carried out by the Responsible Pharmacist of the Pharmacy’s Supplies and the correction carried out by the head of the IFRS, moreover in the hospital there is no special planner team to plan the need of the drug, and there is no involvement from related parties. ABC analysis that was carried out obtains the groups with investment value and drug use value, whereas group A from each service unit has investment value 80% from the total of the investment, group B has value 15% and Group C has 5%, from this research can be found which drug item from group A that can be prioritized. Conclusion: the planning that has been carried out so far is effective and efficient seen from the planning appropriateness with the most disease pattern in the hospital seen from each service unit.
Kata Kunci : Perencanaan, metode konsumsi, analisis ABC, RSUD Kota Yogyakarta.