Laporkan Masalah

MESOCOSMOS STUDY: THE INFLUENCE OF INTERCROPPING SHALLOT WITH GROUNDNUT OR COWPEA TO THE LEVEL OF DAMAGE BY Spodoptera exigua

PARAMITA MARIS, Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc.

2011 | Tesis | S2 Ilmu Hama Tumbuhan

Spodoptera exigua merupakan serangga hama yang bersifat polifag yang terdapat terutama di daerah-daerah dengan iklim hangat termasuk Indonesia. Meskipun memiliki banyak tanaman inang, S. exigua menjadi hama utama pada tanaman bawang merah terutama di dataran rendah di Indonesia. Salah satu cara untuk mengatasi tingginya tingkat kerusakan yang disebabkan oleh S. exigua adalah dengan menggunakan sistem tanam tumpangsari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tumpangsari bawang merah dengan kacang tanah atau kacang panjang terhadap tingkat kerusakan yang disebabkan oleh S. exigua, serta untuk memahami mekanisme dibalik perubahan tingkat kerusakan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Entomology Terapan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dari bulan April 2010 sampai Juni 2011. Analisis GC-MS dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Universitas Gadjah Mada. Imago S. exigua yang digunakan berumur 24jam. Terdapat dua perlakuan dalam penelitian ini: monokultur (monokultur bawang merah, monokultur kacang tanah, dan monokultur kacang panjang) dan tumpangsari (tumpangsari bawang merah dan kacang tanah serta tumpangsari bawang merah dan kacang panjang). Masing-masing perlakuan mempunyai tiga ulangan (kandang), dimana setiap kandang terdapat masing-masing 20 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari bawang merah dan kacang tanah atau kacang panjang berpengaruh terhadap turunnya jumlah koloni telur dan tingkat kerusakan, serta naiknya berat basah tanaman bawang merah. Tumpangsari bawang merah dan kacang tanah juga ternyata lebih menguntungkan daripada tumpangsari bawang merah dan kacang panjang. Ada beberapa mekanisme yang mungkin berperan dalam turunnya tingkat kerusakan bawang merah, antara lain turunnya jumlah koloni telur, naiknya kemungkinan kanibalisme, dan pengaruh dari senyawa metabolit sekunder yang terdapat di kacang tanah dan kacang panjang.

Spodoptera exigua is a polyphagous pest in the warmer regions of the world. Although has plenty of host plants, S. exigua has become a serious pest in shallot field in Indonesia, especially in lowland area. As a kind of polycultures, intercropping can provide the best condition for shallot to express its potential yield and may offer increased yield per unit of land. The aim of this research are to know the influence of intercropping shallot with groundnut or cowpea to the level of damage caused by S. exigua and to understand the mechanisms behind these level of damage changes. This research was conducted in the green house and laboratory of Applied Entomology Faculty of Agriculture Universitas Gadjah Mada Yogyakarta from April 2010 until June 2011. The GC-MS analysis was done in Organic Chemistry Laboratory of Universitas Gadjah Mada. Twenty four hours old adults were used in this research. There were two treatments: monoculture (shallot monoculture, groundnut monoculture, and cowpea monoculture), and intercropping (shallot with cowpea intercrop and shallot with groundnut intercrop). Three replicates were included per treatments where there were twenty plants inside each cage. The results show intercropping shallot with groundnut or cowpea has significant influence in decreasing number of egg masses, decreasing the level of damage and increasing the weight of shallot. Intercropping shallot with groundnut is also more advantageous than intercropping shallot with cowpea. The mechanisms that may play role in the decreasing of level of damage are lower number of egg masses, higher possibility of cannibalism, and the effect of secondary compounds in groundnut and cowpea.

Kata Kunci : tumpangsari, S. exigua, koloni telur, tingkat kerusakan, host plant selection, senyawa metabolit sekunder


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.