BOS LOKAL DI WAY KANAN (Studi Kasus; Pendudukan Lahan Register 42 Rebang)
Eka Ariyandi, Drs. Haryanto, M.A
2011 | Tesis | S2 Ilmu Politik minat Politik Lokal & Otonomi DaerahPenelitian ini mengkaji fenomena kehadiran bos lokal (local boss), dalam memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk menguasai dan menangkap sumberdaya strategis di daerah. Studi ini menjadi penting mengingat kondisi yang terjadi di daerah melalui pelaksanaan otonomi daerah memberi kesan bagi menguatnya pengaruh kepentingan bos lokal. Register 42 merupakan Hutan Tanaman Industri (HTI), satu dari enam gugusan register di Kabupaten Way Kanan yang mengalami degradasi dan menjadi perebutan aktor lokal (local boss) Bentuk tindakan perebutan dilakukan melalui proses penyerobotan, pengolahan dan penanaman lahan sepihak tanpa seizin PT.Inhutani V. Sehingga dalam perkembangannya kedua belah pihak saling bergumul dan melahirkan kontestasi, melalui kontestasi tersebut terbangun pola relasi dan penguatan basis yang dipertontonkan dalam usaha membangun legitimasi terhadap lahan. Secara Konseptual, proses konstestasi yang terjadi antara kedua belah pihak terbangun dan saling menguatkan melalui basis kapital yang dimiliki. Basis-basis kapital ini adalah modal sosial, modal ekonomi, modal kultural dan modal simbolik. Basis yang digunakan ini menjadi alat penyokong bagi terbentuknya kekuatan bos lokal dalam penguatan strategi. Sedangkan startegi yang digunakan adalah strategi reproduksi (reproduction strategies) dan strategi penukaran kembali (reconversion strategies). Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode studi kasus dengan melakukan wawancara mendalam dan dokumentasi tertulis. Wawancara dilakukan kepada top level dalam institusi pemerintahan maupun swasta, wartawan, tokoh adat, keluarga, dan petani penggarap. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa watak yang ditemukan sesuai dengan konteks ke Indonesian. Walaupun didalamnya terdapat sebagian kecil item yang sama dan saling melengkapi antara teori Migdal maupun Sidel. Kemunculan bos lokal sendiri dipicu dari jalur-jalur khusus yang terpelihara dari negara melalui program koperasi, disamping lemahnya masyarakat dari segi ekonomi. Melalui perantara sistem ekonomi lokal yang ditopang oligarki politik mereka dapat berkembang dan menjadi parasit. Sedangkan cara kerja yang digunakan dengan menunggangi sistem, perangkat politik, ekonomi dengan kecenderungan tindakan yang nir kekerasan.
This study investigated phenomena on emergence of local boss, in using capitals he owned to hold and capture local strategic resources. This study is vital because local condition, through implementation of local autonomy, gave impression to reinforce effect of local boss interest. Register 42 is Industrial Tree Forest (ITF), one of six register clusters in Way Kanan Regency experiencing degradation and becoming competition of local actors (local boss). Action of competition was taken by illegally occupying, cultivating and planting land unilaterally without permission of PT. Inhutani V. So that, in process, both parties mutually wrestled and resulted in constellation, the constellation built relational pattern and basic reinforcement shown in efforts to develop legitimacy of land. Conceptually, process of constellation between both parties was built and mutually reinforced by basic capitals they owned. These basic capitals were social, economic cultural and symbolic capitals. These became support instrument to form force of local boss in reinforcing strategies. While strategies used were reproduction strategies and reconversion strategies. Data of this study were collected by using a case study with in-depth interview and written documentation. Interview was conducted to top level in governmental and private institutions, journalists, local figures, families, and farming cultivators. Results of this study indicated that characters found were corresponding to context in Indonesia. Although there were few items which were similar to and mutually completing theories of Migdal and Sidel, the emergence of local boss alone was triggered by specific networks maintained through cooperative programs, in addition to weak community in terms of economic aspect. In intermediary local economic systems supported by political oligarchy, they could develop and become parasites. Whereas, procedure used was to apply systems, political forces, and economic with tendency without nonviolence action.
Kata Kunci : Bos Lokal, Sumberdaya, Strategi dan Kontestasi Pemenangan