PENGARUH NAUNGAN, TAKARAN PUPUK N DAN Mg TERHADAP PRODUKSI FILANTIN DAN FLAVONOID TOTAL PADA TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri) DI INCEPTISOL KALITIRTO, SLEMAN
HARDHINA WISMARINI, Dr. Ir. Eko Hanudin, M.S.
2011 | Tesis | S2 Ilmu TanahMeniran (Phyllanthus niruri) telah banyak digunakan sebagai obat tradisional. Kebutuhan untuk memproduksi obat herbal yang terstandarisasi mendorong adanya suatu penelitian untuk mempelajari pengaruh dari naungan serta takaran pupuk N dan Mg terhadap produksi filantin dan flavonoid total tanaman meniran. Percobaan lapangan telah dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai Februari 2011 di Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Split-Plot Design (Rancangan Petak Terbagi), dengan taraf naungan sebagai petak utama, terdapat 3 level : intensitas cahaya penuh atau tanpa naungan (S0), naungan paranet 60% (S1), dan naungan pohon 95% (S2). Takaran pupuk N dan Mg (5 : 1) sebagai anak petak, terdapat 5 level : 0 g urea 0 g MgSO4 (F0); 1 g urea 0,2 g MgSO4 (F1); 2 g urea 0,4 g MgSO4 (F2); 3 g urea 0,6 g MgSO4 (F3); and 4 g urea 0,8 g MgSO4 (F4). Setiap perlakuan diulang tiga kali. Tanaman dipanen pada umur 1, 2, dan 3 bulan setelah perlakuan naungan dan pupuk diberikan (setelah tanam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan memiliki pengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan tanaman, yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Berat kering trubus, serapan N dan Mg trubus, produksi flavonoid total dan filantin tertinggi dihasilkan pada perlakuan naungan paranet 60%. Takaran pupuk optimum yang menghasilkan produksi flavonoid total tertinggi adalah 2,68 gram urea dan 0,54 gram MgSO4; sedangkan takaran pupuk yang menghasilkan produksi filantin tertinggi adalah 2,39 gram urea dan 0,48 gram MgSO4 per tanaman. Waktu panen yang menghasilkan produksi flavonoid total dan filantin tertinggi adalah panen ketiga (3 bulan setelah tanam atau umur tanaman sekitar 4 bulan).
Meniran (Phyllanthus niruri) is widely used as traditional medicine. The need to produce a standardized herbal medicine raw materials has urged a research to study the effect of shading, N and Mg fertilizer dosage on phyllanthin and total flavonoid yield of P. niruri. Field experiment was conducted on November 2010 until February 2011 at Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Split plot design was used in this experiment. The main plot was shading, have 3 levels : full light intensity or without shading (S0), 60% paranets shading (S1), and 95% tree stands shading (S2). The subplots was N and Mg fertilizer dosage (5 : 1), have 5 levels : 0 g urea 0 g MgSO4 (F0); 1 g urea 0,2 g MgSO4 (F1); 2 g urea 0,4 g MgSO4 (F2); 3 g urea 0,6 g MgSO4 (F3); and 4 g urea 0,8 g MgSO4 (F4). Each treatment was performed in triplicate. The plants were harvested 3 times; 1, 2, and 3 month after application of shading and fertilizer (after planting). The results of this experiment showed that shading has significantly affected all parameters of plants growth; plants height and number of leaves. The highest value of shoot dry weight, N and Mg uptake, total flavonoid and phyllanthin yield were produced in 60% paranets shading (S1). The optimum fertilizer dosage which obtained the highest total flavonoid yield were 2,68 g of urea and 0,54 g of MgSO4; and the optimum fertilizer dosage of phyllathin yield were 2,39 g of urea and 0,48 g of MgSO4 per plant. The highest total flavonoid and phyllanthin were produced at the third harvest (3 months after planting or plant’s age about 4 months).
Kata Kunci : Phyllanthus niruri, naungan, pupuk N dan Mg, filantin, flavonoid total