Laporkan Masalah

ANALISIS PERDAGANGAN JAGUNG INDONESIA

MUHAMMAD IMAM MA'RUF, Dr. Ir. Any Suryantini, M.M.,

2011 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Di Indonesia, jagung memiliki peranan strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein (food), bahan baku industri pangan, industri pakan (feed), dan bahan bakar nabati (fuel). Jagung merupakan salah satu komoditas yang termasuk dalam special product yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah agar dapat menjaga ketahanan dalam negeri. Saat ini, pertumbuhan produksi jagung lebih lambat dibandingkan laju pertumbuhan konsumsi sehingga untuk memenuhi kebutuhan domestik Indonesia harus mengimpor dari luar negeri, terutama dari Amerika Serikat, Cina, dan Argentina. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui posisi daya saing komoditas jagung Indonesia di pasar internasional ditinjau dari segi keunggulan komparatif, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jagung Indonesia, dan mengetahui integrasi antara pasar jagung Indonesia dengan pasar jagung dunia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan merupakan data sekunder time series yang bersumber dari FAO, BPS, dan World Bank. Daya Saing diukur dengan menggunakan parameter Revealed Comparative Advantage, Trade Specialist Ratio, Acceleartion ratio, dan Indeks Penetrasi Pasar. Analisis RCA, TSR dan AR menggunakan data tahun 1988-2008, analisis IPP menggunakan data tahun 1995-2008. Permintaan impor jagung Indonesia dianalisis dengan OLS (ordinary least squares) regresi berganda dalam bentuk logaritma natural (ln) menggunakan data tahun 1980-2008, sedangkan integrasi pasar dianalisis dengan menggunakan uji akar unit, uji kointegrasi dan uji kausalitas Granger menggunakan data tahun 1961-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) daya saing jagung Indonesia semakin rendah yang diakibatkan oleh produksi jagung Indonesia yang masih rendah; 2) permintaan impor jagung Indonesia dipengaruhi secara positif oleh harga jagung impor dan GDP Indonesia, serta dipengaruhi secara negatif oleh harga kedelai impor dan harga beras impor. Kedelai impor merupakan barang komplementer jagung untuk pakan, sedangkan beras impor merupakan barang substitusi jagung untuk pakan; 3) Tidak terdapat integrasi antara pasar Cina dengan pasar Indonesia karena Cina merupakan negara reekspor jagung, terdapat integrasi pasar antara pasar Amerika Serikat dengan pasar Indonesia serta antara pasar Argentina dengan pasar Indonesia, namun tidak terdapat hubungan kausalitas. Pasar Amerika Serikat dan Pasar Argentina bukan merupakan pasar dominan (leading) dalam pembentukan harga jagung di Indonesia.

Corn has a strategic role and economic value in Indonesia, and has to be developed due to its position as the main source of carbohydrate and protein, raw material for food, feed, and biofuel industry. Corn is one of special agricultural commodity that needs special government attention in order to maintain food security in the country. Currently, the corn production growth is slower than the consumption growth rate, then to meet the domestic needs Indonesia must import corn, especially from USA, China, and Argentina. Therefore, this research aimed to determine the position of Indonesian corn competitiveness in the international market in know the comparative advantage of Indonesian corn; factors that influence Indonesian corn demand, and the integration between Indonesian corn market and the world corn market. This research applys descriptive method. The data used are time series data sourced from FAO, National Statistic Agency (BPS), and World Bank. Competitiveness is measured by the parameters of Revealed Comparative Advantage, Trade Specialist Ratio, Acceleration Ratio, and Market Penetration Index. The RCA, TSR, and AR analysis used data year 1988- 2008, the MPI analysis used data year 1995-2008. Indonesian import corn demand is analyzed by OLS (ordinary least squares) multiple regression in the form of natural logarithm using data year 1980-2008, while market integration is analyzed by the unit root test, co-integration test, and Granger causality test using data year 1961-2008. The results shows that 1) the Indonesian corn competitiveness is low caused by the low production of Indonesian corn; 2) Indonesian import corn demand is positively affected by the price of imported corn and GDP of Indonesia, and negatively affected by the price of imported soybean and imported rice. Imported soybeans are complements of corn for feed, while imported rice is the substitute of corn for feed; 3) There is no integration between the Chinese market and the Indonesian market because China is a country which re-export corn, there is integration between the United States market and the Indonesian market, as well as between Argentina’s market and Indonesian market, but there is no causal relationship. The United States and Argentina market is not a dominant (leading) market in pricing of Indonesian Corn market.

Kata Kunci : Jagung, Daya Saing, Permintaan, Integrasi Pasar


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.