Laporkan Masalah

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT OLEH MASYARAKAT ADAT TOBATI DAN ENGGROS DI KAWASAN TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA

ROBBY WANGGAY, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.

2011 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut perlu mempertimbangkan karakteririk masyarakat pesisir, karena kuatnya nilai-nilai adat yang hidup dan terpelihara secara utuh dan terus menerus serta keteguhan atas keyakinan adanya penghormatan tentang arti pentingnya pemberian modal oleh sang pencipta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat adat Tobati dan Enggros dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut di kawasan Teluk Youtefa Kota Jayapura. Dalam penelitian mengunakan metode Induktif-kualitatif-fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik untuk mendapatkan informan melalui Purpose sampling. Adapun unit informasi sebagai tokoh kunci dalam penelitian ini adalah Ondoafi besar (kepala suku), kepala kampung, Tokoh masyarakat dan Nelayan Kampung Tobati dan Enggros. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut secara tradisional telah lama dikembangkan oleh Masyarakat Adat Tobati dan Enggros. Pengelolaan tersebut yang dikenal dengan tradisi Manjo merupakan budaya masyarakat Tobati dan Enggros yang diwariskan oleh para leluhur, budaya ini masih eksis tumbuh dan berkembang dalam masyarakatnya sampai saat ini. Tradisi ini masih dijalankan sebagai bagian dari cara pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut. Dengan demikain Manjo merupakan suatu identitas dari pengetahuan tradisional masyarakat pedesaan telah menjadi bagian terpenting dan bermanfaat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut. Mekanisme pelaksanaan Manjo untuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut oleh masyarakat adat di kampung Tobati dan Enggros dilakukan dengan beberapa cara antara lain: Pengambilan keputusan Manjo oleh kelembagaan adat, Pembagian wilayah laut, Penguasaan dan Pemilikan Laut serta Pemberian sanksi.

The coastal and marine resources management necessarily considers the characteristics of coastal community due to the living stronger custom values that are intactly and sustainably maintained, and the stronger belief in respecting the importance of natural capital that the Creator gives. This research aimed to identify how the Tobati dan Enggros traditional communities performed coastal and marine resources in Youtefa Bay area of Jayapura Municipality. The Inductive-qualitative-phenomenological method was adopted in this research. Data were collected through primary and secondary data collection. Purposive sampling technique was used to recruit informants. Information units as key resources in this research were the Great Ondoafi (the head of the tribe), the head of kampong (village), community figures and the fishermen of Kampung Tobati and Enggros The coal and marine resources management has long been traditionally performed by the Tobati and Enggros traditional communities. The management has been known as Manjo tradition and it is the Tobati and Enggros culture inherited by their ancestors. This culture has been still existing, growing and developing among them to this present day. Such a tradition is performed as the part of coastal and marine resources management method. Therefore, Manjo which is the identity of villagers’ traditional knowledge has been the most important part and mostly beneficial in the coastal and marine resources management. The mechanism of Manjo implementation in managing the coastal and marine resources by traditional communities in Kampung Tobati and Enggros is performed by using several methods, among others: Manjo decision making by custom institution, sanction enforcement and marine area zoning, marine area possession and ownership.

Kata Kunci : Masyarakat Adat Tobati dan Enggros, Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.