PERKUATAN LENTUR PELAT LANTAI BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN KABEL BAJA DAN MORTAR

INDRIYANI PULUHULAWA, Dr. -Ing. Ir. Djoko Sulistyo

2011 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Perubahan fungsi bangunan merupakan salah satu masalah yang sering timbul pada saat ini. Untuk mempertahankan struktur bangunan banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah perubahan fungsi bangunan tersebut. Salah satu metodenya ialah dengan melakukan perkuatan pada struktur bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas lentur, kekakuan, daktilitas dan pola retak dari pelat lantai yang diperkuat dengan penambahan kabel baja sebagai tulangan tarik, self compacting mortar dan dyna bolt sebagai penghubung geser (stud). Pada penelitian ini digunakan 2 benda uji pelat yaitu pelat perkuatan dengan menggunakan kabel baja diameter 10 mm (PP 10) dan pelat perkuatan dengan menggunakan kabel baja diameter 8 mm(PP 8) sebagai pembanding digunakan benda uji pelat kontrol (PK) tanpa perkuatan (Hartono,2009). Kedua benda uji mempunyai dimensi yang sama yaitu 1500 mm x 700 mm x 100 mm dan menggunakan tulangan utama sebelum perkuatan yaitu tulangan baja polos diameter 10 mm jarak 140 mm dengan mutu beton (fc’) = 28,5 MPa untuk PK dan fc Hasil pengujian kuat lentur benda uji PP 10 dan PP 8 secara berturut – turut 32,1 kN dan 26,7 kN. Dengan membandingkan terhadap pelat sebelum perkuatan atau pelat kontrol (PK) benda uji PP 10 dan PP 8 mengalami penurunan kapasitas lentur secara berturut-turut sebesar 34,06% dan 17,73%. Perbandingan kapasitas lentur hasil penelitian dan Program Response-2000 untuk benda uji PP 10 dan PP 8 secara berturut-turut 59,13% dan 30,24%. Perbandingan kapasitas lentur hasil penelitian dan analisis metode SNI untuk benda uji PP 10 dan PP 8 secara berturut-turut 56,92% dan 32,7%. Peningkatan nilai kekakuan pada benda uji PP 10 dan PP 8 masing-masing sebesar 779,8% dan 480,33% jika dibandingkan terhadap pelat kontrol (PK). Daktilitas benda uji PP 10 dan PP 8 mengalami penurunan terhadap pelat kontrol masing-masing sebesar 60,49% dan 16,67%. Secara umum pola keruntuhan yang terjadi pada PP 10 dan PP 8 adalah kegagalan debonding/delaminasi. ’ = 43,8 MPa untuk PP 8 dan PP 10. Untuk pengujian benda uji ditempatkan pada loading frame dengan tumpuan sendi dan rol pada kedua ujung benda uji dan diberikan beban statik di tengah bentang dengan interval sebesar 1 kN sampai benda uji mencapai runtuh. Hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan analisis teoritis berdasarkan SNI dan program Response-2000.

Changes in building functions is one of the issue that often arises at this point. In order to maintain the structure of the building a lot of research being done to address the problem of changes in the function of the building. One method is by doing retrofitting of on the structure of the building. This research aims to determine the bending capacity, stiffness, ductility and crack pattern of the floor slab, reinforced with the addition of steel cables as tensile bars, self-compacting mortar and dyna bolt as a shear connector (stud). In this research two test object slab used that is slab reinforcement using steel cable diameter of 10 mm (PP 10) and slab reinforcement using steel cable of diameter 8 mm (PP 8) test specimen used as a comparison control plate (PK) without reinforcement (Hartono , 2009). Two test object has the same dimensions of 1500 mm x 700 mm x 100 mm and using the main reinforcement steel reinforcement prior to retrofitting the plain 10 mm diameter 140 mm distance to the quality of concrete (fc ') = 28,5 MPa for PK and fc results of flexural strength testing test object PP 10 and PP 8 respectively- contributed 32,1 kN and 26,7 kN. By comparing to the slab before retrofitting or control slab (PK) test object of PP 10 and PP 8 bending capacity decreased respectively by 34,06% and 17,73%. Comparison of bending capacity of research results and Response-2000 Program to test object PP 10 and PP 8 respectively 59,13% and 30,24%. Comparison of bending capacity of research and analysis of the SNI method to test object PP 10 and PP 8 respectively 56,92% and 32,7%. Increasing the value of stiffness in the test specimen PP 10 and PP 8 respectively 779,8% and 480,33% when compared to the control slab (PK). Ductility of test object PP 10 and PP 8 decreased to the control slab, each for 60,49% and 16,67%. In general, the pattern of collapse that occurred at PP 10 and PP 8 is the failure of debonding/delamination. ' = 43,8 MPa for PP 8 and PP 10. To testing the test object is placed on a loading frame with simlpy supported at both ends of test specimens and given static load at midspan with a 1 kN intervals until the specimen reaches collapsed. The results were then compared with the theoretical analysis based on SNI and Response-2000 program.

Kata Kunci : pelat lantai, perkuatan, kabel baja, kapasitas lentur, statik, Response-2000