Laporkan Masalah

BUSANA TARI SRIMPI RENGGAWATI PADA MASA SULTAN HAMENGKU BUWANA VIII (1921-1939) DALAM KONTEKS RITUAL DI KERATON YOGYAKARTA

Deny Arifiana, S.Pd, Prof. Dr. R.M. Soedarsono

2011 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Srimpi Renggawati di keraton Yogyakarta dinyatakan sebagai ciptaan Sultan Hamengku Buwana V (1823-1855) yang disederhanakan oleh Sultan Hamengku Buwana VIII (1921-1939). Pada masa Sultan Hamengku Buwana VIII, srimpi Renggawati termasuk sebagai salah satu tari ritual kenegaraan yang sakral yang dipergelarkan pada hari-hari tertentu dan untuk keperluan tertentu di hadapan orang-orang penting dan terhormat, sehingga tari ini disajikan secara megah, indah, dan penuh tatanan. Namun, di balik keindahan dan kemegahan penampilannya, khususnya pada busananya yang merupakan busana kebesaran keraton, diduga terselip berbagai hal yang terkait dengan kondisi sosial pemerintahan keraton pada masa itu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi, bentuk, dan makna simbolis busana tari srimpi Renggawati pada masa Sultan Hamengku Buwana VIII dalam konteks ritual di keraton Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin yang terfokus pada pendekatan historis. Metode pengumpulan datanya adalah studi kepustakaan (library research), metode observasi, wawancara, metode dokumentatif, serta pustaka audio visual. Berdasarkan hasil analisis terhadap fungsi-fungsinya diketahui bahwa busana tari srimpi Renggawati dalam konteks ritual di keraton Yogyakarta memiliki beberapa fungsi yang dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu fungsi fisik atau teknologis dan fungsi komunikasi. Fungsi fisiknya berhubungan dengan wujud dan kegunaannya, baik bagi penari maupun bagi tarinya. Sementara dalam fungsi komunikasinya, busana tari ini diduga berfungsi sebagai media bagi penciptanya untuk menyalurkan berbagai ekspresi pribadi dan memenuhi kebutuhan sosialnya. Berbagai makna simbol spiritual pada busananya termasuk pada aksesoris dan tata rias penarinya, selain sebagai wujud pengajaran moral bagi pemakainya, juga berhubungan erat dengan fungsi dan kesakralan tarinya pada masa itu.

Srimpi Renggawati in the palace of Yogyakarta stated as the creation of Sultan Hamengku Buwana V (1823-1855) then simplified by Sultan Hamengku Buwana VIII (1921-1939). In the era Sultan Hamengku Buwana VIII, srimpi Renggawati included as one of the sacred dance rituals are staged statehood on certain days and for certain purposes in the presence of important people and honorable, so the dance is presented in a magnificent, beautiful, and full order. However, behind the beauty and spendor of his appearance, especially in costume that is fashion greatness palace, allegedly stuck a variety of matters related to social conditions at that time the government palace. The purpose of this study was to determine the function, form, and the symbolic meaning of dance costume of srimpi Renggawati in the era Sultan Hamengku Buwana VIII in the context of ritual in Yogyakarta palace. This study is a qualitative research with a multidisciplinary approach that focusses on the historical approach. Methods of data collection is the literature study (library research), method of observation, interviews, documentative methods, as well as audio-visual library. Based on the analysis of their functions is known that srimpi Renggawati’s costume in the context of rituals in the palace of Yogyakarta has several functions that can be classified into two categories, namely physical functioning or technological functions and communication functions. Physical function associated with the form and usefulness, both for dancers and for dance. While the function of communication, dance costume is thought to function as a medium for expression of creator to deliver a variety of personal and social needs. Various spiritual meaning of symbols on costume including accessories and make up on the dancers, as well as a form of moral intruction for the wearer is also closely linked to the function and sacred dance in those days.

Kata Kunci : Busana tari srimpi Renggawati, Sultan Hamengku Buwana VIII, dan konteks ritual di keraton Yogyakarta.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.